Esai
Hara Semua Kata: Dunia dalam Ruang, Aku, dan Bahasa
Ari Pahala Hutabarat Apa yang kita dapat dari membaca sebuah puisi kecuali keria...
Pembacaan Tematik atas “Perawi Tanpa Rumah”: Mencari Ru...
Oleh Iswadi Pratama*) Membaca sajak-sajak Ahmad Yulden Erwin dalam kumpulan Pera...
Tongkat Perppu dan Tongkat Musa*
Oleh Emha Ainun Nadjib Pada hari muncul wacana dari Pemerintah untuk membubarkan...
Dialektika Sastra, Etika dan Ketuhanan
Oleh Asarpin* Ketegangan antara estetika dan etika terus berulang hampir sepanja...
Deus Sive Natura
Oleh: Ahmad Yulden Erwin Bagi Spinoza: “Terima kasih atas keindahan logika...
Penghargaan untuk Rudolf Puspa-Teater Keliling: Merayak...
Oleh Willy Pramudya Dalam jagat kesenian (modern) Indonesia, terkhusus teater, n...
Seperti Sebuah Puisi Lirik
Ahma Yulden Erwin Makalah ilmiah Teori Relativitas Khusus karya Albert Einstein ...
Bias “Overconvidence” Martin Suryajaya tentang Penerjem...
Ahmad Yulden Erwin Membaca satu artikel provokatif dari Martin Suryajaya (meski ...
Sastra Generasi Millenial, Belajar Manusia kepada Sastra
Oleh Emha Ainun Nadjib* SEJAK hampir dua dekade yang lalu lahir Generasi Millen...
Pendaran dan Pengendapan Nilai-Nilai “Cinta” dalam Teks...
Oleh: Dimas Arika Mihardja ….jantungku dari patahan bioladan suaraku denti...
Mudik, Bangsa Ini tidak Pantas Miskin
Oleh Taufik Wijaya* SETIAP tahun, hampir setiap muslim di Indonesia yang m...
Memanfaatkan Sastra sebagai Komunikasi Lintas Batas
Oleh Yuli Nugrahani* Seminar Leadership for Global Callenges...
Menggali dan Menebar Pesan Lewat Puisi
Oleh Yuli Nugrahani* Puisi saya pilih ketika tulisan jurnalistik dan ceri...
“Harakah Haru”, Puisi-Puisi Iswadi Pratama yang Berhasi...
Oleh: Ahmad Yulden Erwin Apa beda “topik” dan “tema” dal...
Anjing dalam Cerpen Indonesia
Oyos Saroso H.N. TERASLAMPUNG.COM — Apakah anjing memiliki kebijaksanaan d...