Mudik, Bangsa Ini tidak Pantas Miskin
Oleh Taufik Wijaya* SETIAP tahun, hampir setiap muslim di Indonesia yang menetap di kota besar melakukan mudik lebaran ke kampung atau desanya. Dengan latar belakang sosial yang beragam, mereka seakan menyatakan, “Bangsa Indonesia tidak miskin....

menetap di kota besar melakukan mudik lebaran ke kampung atau desanya. Dengan
latar belakang sosial yang beragam, mereka seakan menyatakan, “Bangsa Indonesia
tidak miskin. Berapa pun biaya dan tidak amannya di perjalanan, kami tetap
mudik. Titik.”
nilai-nilai spiritual, begitu banyak orang Indonesia yang mengharuskan dirinya
menjadi orang kaya. Mereka membeli tiket, membeli pakaian baru, serta
menyiapkan hadiah atau uang untuk dibagikan kepada keluarga di kampung.
setahun. Tapi banyak pula yang harus menggadaikan barang, menjual barang
berharga, berutang, atau harus melakukan tindak kriminal, seperti menipu,
mencuri, merampok, hingga melacurkan diri. Sebuah paradoks dari nilai-nilai
spiritual yang diemban mudik lebaran.
memang membuktikan di bawah sadar kita, bahwa bangsa Indonesia tidak pantas
miskin. Kesadaran ini memang benar adanya.
kawan. Mereka selalu menjelaskan para leluhurnya bukanlah orang miskin. Mereka
hidup dengan banyak kebun atau memiliki bisnis yang maju di masa lalu. Ini
sesuai dengan narasi mengenai sejarah bangsa ini yang mengalami kejayaan di
masa pemerintahan tradisional, seperti di masa Kerajaan Sriwijaya, Majapahit,
maupun di masa kesultanan.
sejarah, kemiskinan bangsa Indonesia muncul setelah hadirnya para penjajah.
melanda keluarganya sejak lahirnya Republik Indonesia. Misalnya saat Indonesia
dipimpin Soekarno, bisnis keluarganya bangkrut, sebab munculnya kelompok
pebisnis baru yang dulunya turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia.
lahan mereka dikuasai perusahaan dan para pejabat pemerintah. Yang ideologi
politiknya berbeda dengan Soeharto, mengalami marjinalisasi secara ekonomi,
sosial maupun politik.
Ternyata reformasi terkesan hanya melahirkan kelas menengah baru dari bidang
politik. Kekuatan aktor politik ini pun terlihat dikendalikan kekuatan ekonomi,
sehingga reformasi seolah membentuk kekuatan baru untuk menguasai kekayaan alam
bangsa Indonesia, tanpa memberikan dampak sesungguhnya bagi kebanyakan bangsa
Indonesia.
terus berjalan setiap tahun, dengan apa pun kondisinya.
agen-agennya, bangsa Indonesia hari ini tetap tidak pantas hidup miskin.
Kenapa? Inilah faktanya.
kualitas terbaik di dunia. Letaknya di Papua. Luas areanya mencapai 527.400
hektar, yang kini dikelola oleh Freeport-Mc Mo Ran Copper & Gold, dengan
cara penambangan terbuka dan bawah tanah. Pada 2011 lalu produksi emasnya
mencapai 40.936 kilogram.
di Blok Natuna dan Blok Cepu yang menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
Berdasarkan data dari BP Migas, per Mei 2012, penguasaan migas dan gas metana
batubara di Indonesia dikelola oleh sejumlah perusahaan asing seperti Exxon,
Petronas, Santos, Total E&P, Hess, Chevron, Petrochina, atau Mobil Cepu.
Tambang batubara ini menyebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan bagian lain
Indonesia.
lautan terluas dari berbagai negara di dunia. Lautan ini memiliki jutaan
spesies ikan dan makhluk hidup lainnya. Letaknya pun sangat strategis, yakni
antara Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik.
kesuburannya paling baik di dunia. Beragam jenis tanaman tumbuh di Indonesia,
termasuk pangan.
ketiga di dunia. Kita memiliki beragam jenis tanaman dan juga satwa. Dapat
dikatakan Indonesia memberikan sumbangan besar bagi oksigen dunia.
budaya dan keindahan alam yang luar biasa.
pemudik lebaran di Indonesia dalam keadaan miskin. Hanya, kapan negara ini
mampu mengelola kekayaan tersebut, sehingga para pemudik lebaran tidak lagi
berutang, menjual barang, atau melakukan tindak kriminal, sehingga peristiwa
spiritual tersebut benar-benar menjadi “kemenangan sejati”.*
*Pekerja seni dan jurnalis, tinggal di Palembang