Lampung Catat Pertumbuhan Ekonomi 5,04 Persen di Triwulan III Tahun 2025
TERASLAMPUNG.COM, BANDAR LAMPUNG – Perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan III 2025 tercatat tumbuh solid sebesar 5,04 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,09 persen (yoy). Secara nominal, ekonomi Lampung pada periode ini mencapai Rp135,56 triliun (harga berlaku) dan Rp76,58 triliun (harga konstan 2010).
Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama ditopang oleh permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah yang masing-masing tumbuh sebesar 4,94 persen, 6,06 persen, dan 4,00 persen (yoy).
Kinerja konsumsi rumah tangga menguat seiring meningkatnya optimisme masyarakat dan nilai tukar petani (NTP). Sementara itu, pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) didorong oleh tingginya realisasi penanaman modal dalam negeri. Adapun konsumsi pemerintah pulih didukung oleh kenaikan pagu belanja APBD Perubahan, terutama untuk belanja modal infrastruktur.
Dari sisi eksternal, ekspor Lampung tumbuh 5,33 persen (yoy), namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya akibat melemahnya permintaan global, terutama terhadap komoditas unggulan seperti kopi, CPO, dan gula.
Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Lampung ditopang oleh LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 7,74 persen, LU Industri Pengolahan sebesar 4,74 persen, dan LU Perdagangan Besar dan Eceran yang tumbuh 3,98 persen (yoy).
Sektor pertanian tumbuh kuat berkat meningkatnya produksi tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan. Sementara itu, sektor industri pengolahan mengalami perlambatan seiring turunnya Prompt Manufacturing Index (PMI), dan perdagangan besar-eceran ikut melambat akibat penurunan aktivitas perdagangan luar negeri.
Bank Indonesia memandang bahwa kinerja ekonomi Lampung akan terus positif hingga akhir tahun 2025, dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 4,9–5,5 persen. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penguatan konsumsi rumah tangga—antara lain karena kenaikan UMP sebesar 6,5 persen—serta peningkatan investasi pasca pemilu.
Ke depan, Bank Indonesia Provinsi Lampung berkomitmen memperkuat sinergi dengan Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan guna menjaga momentum pertumbuhan yang berkelanjutan. Upaya tersebut meliputi peningkatan produktivitas sektor pertanian, percepatan hilirisasi komoditas unggulan, dan penguatan ekosistem UMKM berorientasi ekspor.
Selain itu, persepsi positif terhadap iklim investasi di Lampung terus diperkuat melalui promosi Investment Project Ready to Offer (IPRO) serta pengembangan proyek-proyek potensial. Sementara itu, stabilitas harga dijaga melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) secara berkesinambungan.(*)













