Wahana Visi Indonesia Pastikan Kecukupan Gizi, Air Bersih, dan Akses Dukungan Psikososial untuk 5.000 Orang dalam Masa Tanggap Bencana di Tapanuli Tengah
Teraslampung.com -- Tim respons bencana Wahana Visi Indonesia (WVI) telah berada di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, selama hampir tiga pekan untuk mendampingi anak-anak dan masyarakat yang terdampak banjir dan longsor pada akhir November lalu.
WVI telah menjangkau sekitar 5.000 penerima manfaat melalui berbagai upaya, mulai dari penyaluran 24.000 liter air bersih dan pemasangan 130 meter pipa untuk memenuhi kebutuhan dasar, hingga pembukaan dapur PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak)/Balita yang telah mendistribusikan 2.208 paket makanan bergizi hingga hari ini.
Melihat dampak yang ada di lapangan, WVI memperpanjang durasi tanggap bencana hingga Juni 2026 dan juga akan bergerak ke Aceh.
Yacobus Runtuwene, Technical Sectors Director WVI, menyampaikan “Setelah hampir tiga minggu respons tanggap bencana kami lakukan, kami menyaksikan langsung bagaimana bencana ini melumpuhkan kehidupan anak dan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah.
WVI sebagai organisasi kemanusiaan yang berkomitmen pada anak-anak akan senantiasa mendampingi Tapanuli Tengah hingga Juni 2026. Saat ini, mayoritas masyarakat masih berada di tempat pengungsian yang jauh dari kata layak.
Akses transportasi dan logistik juga masih cukup menantang yang mempersulit masyarakat untuk kembali menjalani aktivitas seperti semula, juga bantuan yang ditujukan untuk mereka.”
Komitmen WVI kepada anak-anak juga ditunjukkan dengan mengaktifkan Ruang Ramah Anak untuk memberikan dukungan psikososial kepada 1.404 anak di masa tanggap bencana, serta membagikan paket non-pangan.
WVI membantu anak-anak pulih dari trauma melalui aktivitas bermain, belajar, dan pendampingan agar semangat mereka tetap terjaga pasca bencana. 687 balita pun telah menerima program kesehatan untuk mengurangi risiko kurang gizi.
Selain itu, WVI juga turut mendampingi para ibu untuk dapat terus memberi Air Susu Ibu (ASI) melalui konseling PMBA dan pendampingan.
Seorang bayi lahir dengan kesulitan menyusu di salah satu posko pengungsian. Staf spesialis kesehatan WVI yang sedang berada di lokasi dengan alat bantu yang tepat, mengarahkan ibu dan ayah memerah ASI dan kemudian memberi ASIP (Air Susu Ibu Perah) dengan menggunakan sendok kepada bayi yang baru lahir.
“Saya tidak pernah terpikir sebelumnya kalau bisa perah dan kasih ASI pakai sendok. Berarti bayi saya tidak perlu susu (formula),” ujar sang ibu.
Nia, salah satu anak penyintas, mengaku rumahnya kena banjir dan longsor sehingga tidak bisa ditempati lagi.
"Dua hari, keluargaku menginap di gereja terdekat lalu pindah ke pengungsian. Bersyukur berada di sini karena banyak teman, banyak bantuan, stok makanan cukup, bersih tempatnya, dan bisa ikut kegiatan dari kakak-kakak WVI. Harapanku semoga semuanya baik-baik saja dan Nia bisa kembali ke rumah,"katanya.



