Kerja Keras dan Tekun, Perempuan Asal Bandung Ini Sukses Bisnis Kuliner di Waykanan

Kader Banser NU Kabupaten Waykanan belajar membuat ayam krispi dari Teteh Dede di Rumah Makan Teteh, Blambangan Umpu, Waykanan, Minggu (24/1/2016). Foto: Banser NU Waykanan. Waykanan, Teraslampung.com — Sabar, telaten, dan tidak mudah...

Kerja Keras dan Tekun, Perempuan Asal Bandung Ini Sukses Bisnis Kuliner di Waykanan
SONY DSC
Kader Banser NU Kabupaten Waykanan belajar membuat ayam krispi dari Teteh Dede di Rumah Makan Teteh, Blambangan Umpu, Waykanan, Minggu (24/1/2016). Foto: Banser NU Waykanan.

Waykanan, Teraslampung.com — Sabar, telaten, dan tidak mudah putus asa adalah syarat untuk berwirausaha. Itulah tip yang diberikan Teteh Dede, pemilik “Rumah Makan Teteh” kepada kader Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung yang mengikuti pelatihan membuat ayam krispi, Minggu (24/1/2016).

Dede mengaku rumah makan miliknya mengandalkan ayam krispi sebagai menu andalannya. Untuk bisa menghasilkan ayam krispi yang baik dan digemari banyak pelanggan, ia harus kerja keras dan rajin.

 “Saya masuk daerah ini tahun 2010, dengan modal Rp100 ribu saya membuka rumah makan kecil-kecilan pakai tenda dan tidur juga di gerobak. Setiap usaha pasti ada kendalanya, ada untung dan ruginya, yang penting kita harus sabar, telaten, dan pasti harus terus berusaha, sabar, jangan cepat putus asa,” ujar Dede.

Perempuan asal Desa Sapan, Kecamatan Bojong Soang Kabupaten Bandung,  itu mengaku lima tahun di Kabupaten Way Kanan, usaha yang dijalankannya berkembang pesat. Kini rumah makannya tidak lagi beratap terpal. Dede telah membangun rumah makan bertembok kokoh, lantai satu, berjarak sekitar 200 meter dari kompleks Pemerintah Kabupaten Way Kanan.

“Awal membuat crispy tidak langsung jadi, hampir habis lima belas ekor ayam baru bisa jadi, berusaha jangan takut gagal, kesalahannya di mana diamati lalu diperbaiki,” kata dia lagi.
   
PC GP Ansor Way Kanan berkomitmen mendorong kemandirian kader, salah satu diantaranya dengan mengajak kader berlatih membuat ayam crispy.
 
 “Hari ini saya mendapatkan ilmu baru, yang tadinya tidak tahu sekarang menjadi tahu, ya paling tidak tahu cara membuatnya. Cara-cara membuatnya sudah mengerti. Keterampilan ini bisa jadi untuk menjadi peluang usaha,” ujar Doni Winarto, alumni Diklatsar Banser X Way Kanan.
 
 Fauzi, anggota Banser lain yang mengikuti pelatihan, mengaku bergabung dengan Gerakan Pemuda Ansor tidak ada ruginya.

“Selain bertambah sabahat, hari ini saya juga mendapat keterampilan baru membuat ayam crispy, resepnya apa saja hingga bagaimana cara menggorengnya saya menjadi mengerti. Insya Allah saya siap berwirausaha,” katanya.
   
Kepada kader yang mengikuti pelatihan tersebut, Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto meminta untuk menjadi manusia tangguh dan kebal dalam menghadapi kenyataan hidup, jangan bersungut dan bebal.
   
Kegiatan pelatihan-pelatihan kemandirian kader menurut dia lagi, hanya dorongan, maju atau tidaknya tergantung kader.

“Tidak akan pernah mampu lurah hingga presiden membuat perubahan dengan fasilitas apa pun jika masyarakatnya tidak berniat berubah. Jika yang difasilitasi tidak memiliki niat untuk menjadi maju, tidak ingin berubah menjadi baik tentu hanya akan sia-sia, tidak ada perubahan tanpa pergerakan, tanpa niat berubah baik. 90 persen keberhasilan perubahan ada pada diri pihak yang mau berubah atau pihak yang didorong, bukan pada pihak yang mau mengubah atau mendorong,” ujarnya.
   
Gatot berharap, keterampilan dan apa disampaikan Dede bisa menginspirasi kader serta membantu mengurangi angka pengangguran.

“Kami mengajak para kader muda NU berani berwirausaha,” katanya.