Sastrawan Lampung Bawa “Asap” dalam Pentas di Rotterdam

Isbedy Stiawan ZS ROTTERDAM, Teraslampung.com — Tiga sastrawan Lampung tampil di hadapan para civitas Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Rotterdam, Minggu (8/9) sekira pukul 13.00 waktu setempat (pikul 20.00 Wib). Ketiga sastrawan Lam...

Sastrawan Lampung Bawa “Asap” dalam Pentas di Rotterdam
Isbedy Stiawan ZS

ROTTERDAM, Teraslampung.com — Tiga sastrawan Lampung tampil di hadapan para civitas Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Rotterdam, Minggu (8/9) sekira pukul 13.00 waktu setempat (pikul 20.00 Wib).

Ketiga sastrawan Lampung itu, Juperta Panji Utama, Isbedy Stiawan ZS dan Arman AZ membacakan puisi-puisi tentang kabut asap.

Menurut Isbedy, kabut asap yang melanda sebagjan Sumatera dan Kalimantan merupakan bencana nasional. “Maka kami berkewajiban menyoal dalam puisi dan diskusi di hadapan mahasiswa Indonesia di Rotterdam,” jelas Isbedy.

Dikatakan Isbedy, masalah asap yang ada setiap tahun di Indonesia karena lemahnya kontrol penguasa teehadap pemgusaha atau pemilik lahan. Sekiranya pengusaha dikontrol dan ancaman yang berat, niscaya pembakaran lahan tak besar-besaran hingga mengganggu masyarakat karena asap,” lanjut dia.

Juperta Panji Utama menekankan bencana kabut asap disebabkan gagal paham darin7negara dan pengusaha tentang menjaga lingkungan.  “Ini yang mesti dibereskan,” tekan Panji.

Juperta Panji Utama

Hadir pada acara baca puisi dan diskusi sastrawan Lampung di Rotterdam, di antaranya Presiden PPI Rotterdam Andie Wicaksono dan wakil Ketua Anargha Gunawan, lalu Frieda Amran, dan warga Indonesia yang sudah menetap 15 tahun Asjone Martin Sikumbang, dan mahasiswa Indonesia lain dari Universitas Erasmus Rotterdam.

Penampilan Isbedy dan Juperta mendapat aplaus para pelajar Indonesia. Panji yang tampil “bergurau” dan kritik, dilengkapi paus sastra yang selalu serius melalui puisi-puisi lirik yang kritis.

Presiden PPI Rotterdam Andie Wicaksono menyampaikan kebahagiaan atas kehadiran para sastrawan Lampung. “Apalagi dengan penampilan baca puisi yang memukau,” kata calon doktor ini.

Pada kesempatan itu, Isbedy menyerahkan souvenir berupa gamolan pring (cetik) persembahan Sultan Sekala Brak yang Dipertuan ke 23 Edward Syah Pernong kepada PPI Rotterdam yang diterima Andie Wicaksono. Sementara PPI memberi kenang-kenangan hiasan Kincir Angin untuk Lampung.

Seusai penyerahan cinderamata dilanjutkan pemutaran film dokumenter “Van der Tuuk”.