Festival Pulara 5, Dari Nusatara ke Persada Dunia
Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung Banner perhelatan Pulara 5 di Pangkor. (Ist) BANDARLAMPUNG—Festival Puisi dan Lagu Rakyat (Pulara) Antarbangsa ke 5 Yayasan Kampung Karyawan Malim dan PORT (People of Remarkable Talents) dan Kerajaan Neg...

Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung
Banner perhelatan Pulara 5 di Pangkor. (Ist) |
BANDARLAMPUNG—Festival Puisi dan Lagu Rakyat (Pulara) Antarbangsa ke 5 Yayasan Kampung Karyawan Malim dan PORT (People of Remarkable Talents) dan Kerajaan Negeri Perak Darul Ridzuan, Malaysia, berlangsung di Pulau Pangkor, 11-14 Desember 2014.
Ketua pelaksana Malim Ghozali PK dalam rilisnya untuk Teraslampung.com menjelaskan, Pulara 5 ini untuk menyadarkan masyarakat milenium akan peran seni dalam memantapkan jati diri bangsa.
Selain itu, kata sastrawan Malaysia penerima SEA Write ini, sebagai sumbangan karya seni bagi perpaduan masyarakat. “Festival juga bertujuan meningkatkan kesadaran dan apresiasi seni dalam kalangan masyarakat, terutama bagi kategori remaja,” katanya.
Dikatakan sastrawan terkemuka di Malaysia ini, Pulara 5 diharapkan dapat sekaligus membangun masyarakat Perak yang kreatif, sejajar dengan hasrat kerajaan masa kini.
Menurut Malim Ghozali, Festival Pulara 5 mengusung tema Puisi dan Lagiu Rakyat Nusantara ke Persada Dunia, menjadi harapan karya-karya seniman Nusantara dapat sejajar dengan para seniman dunia. “Saatnya karya-karya seni serumpun Nusantara dapat mensejajarkan dengan karya dunia,” ujarnya.
Festival Pulara 5 menampilkan berbagai genre seni, selain puisi dan lagu. Seperti pameran lukisan dari para para perupa di Nusantara dan negara-negara lainnya.
Pada kesempatan ini juga, kata Malim, akan diumumkan penerima Hadiah Sastra Darulridzuan pada malam puncak. Pertunjukan senibudaya dan baca puisi dari berbagai negara juga akan digelar pada perhelatan tersebut.
Menurut Malim Ghozali PK para seniman yang diundang dan menyatakan hadir, di antaranya pelukis Indonesia Dirot Kadirah, tim kesenian Binjai, Aceh. Juga para penyair yang akan membacakan puisi.
“Di antaranya Rahman Shaari, Zurinah Hassan, Rajeswary Seeta Raman, Ijamala MN, Onn Abdullah, Pena Mutiara, Uthaya Sankar, Chai Loon Guan, Teratai Abadi, Rosmiaty Shaari, SN Muhammad Haji Salleh, SN Kemala, SN Baha Zain, Isbedy Stiawan ZS, Syarifudin Ariffin, Chavchay Saifullah, Shafwan Hadi Umry (Indonesia) dan Nik Rakib Nik Hassan II (Thailand), dan banyak lagi,” jelas Malim Ghozali PK.