Vitamin itu Bernama Humor

Asarpin* Di pagi yang sepi ketika embun belum direnggut matahari,  sambil ngopi pagi kuambil buku yang memuat lelucon-lelucon yang menyegarkan dari Pak Mahfud MD, orang Madura yang pernah jadi menteri dan Ketua MK itu, yang sekarang balik...

Vitamin itu Bernama Humor
Asarpin*
Di pagi yang sepi
ketika embun belum direnggut matahari,  sambil
ngopi pagi kuambil buku yang memuat lelucon-lelucon yang menyegarkan dari Pak Mahfud
MD, orang Madura yang pernah jadi menteri dan Ketua MK itu, yang sekarang balik
kandang. Ahli hukum satu ini pernah menuliskan kesan-kesannya selama setahun
bersama Gus Dur. Salah satu rahasia kekuatan Gus Dur, kata Pak Mahfud, dia sering
mengonsumsi vitamin. Walaupun kesehatannya senin-kamis, karena dia banyak berkelakar
dan memilki ratusan lelucon yang sewaktu-waktu dilontarkannya, maka staminanya tetap
prima.   
Rupanya yang
disebut vitamin oleh Pak Mahfud adalah humor. Dan humor adalah vitamin termanjur
dalam hidup Gus Dur, yang mampu mengalahkan vitamin A, B, C, D buatan pabrik
Kimia Farma. 
Gus Dur pernah bercerita tentang seorang kyai yang naik pesawat
dari Yogya menuju Jakarta. Ketika diumumkan agar semua penumpang memasang  sabuk pengaman, sang kyai menolak untuk
memakainya. 
“Ini peraturan penerbangan, kyai. Demi keselamatan bersama,” kata
pramugari mengingatkan. 
“Saya sudah punya sabuk pengaman sendiri,” jawab kyai
sambil menunjuk sabuk lebar dengan resleting yang terbuka separo. 
Sang
pramugari tersenyum sambil berlalu.
Pada saat lain
Gus Dur pernah juga berkisah tentang santri kampung yang baru pertama kali naik
pesawat dari Surabaya menuju Jakarta. Ketika semua penumpang disuruh memakai sabuk
pengaman, santri itu melakukannya dengan baik. Ketika pesawat telah berhenti di
Soekarno-Hatta,  semua orang melepaskan sabuk
dan turun dari pesawat, tapi santri itu bingung karena tak bisa melepaskan sabuk
pengaman dari pinggangnya. Akhirnya ia keluar dari kursi pesawat dengan cara
memelorotkan diri ke bawah sehingga badan sampai kepalanya keluar, sementara
sabuk pengaman itu tidak terbuka.
Sewaktu Megawati
masih presiden, koran ramai memberitakan Megawati akan cuti lantaran kelewat
capek. Berita itu langsung disusul berita baru mengenai komentar Gus Dur atas
rencana Mega mau cuti. 
“Kalau capek, ya tidur. Tak usah cuti segala. Waktu
saya jadi presiden kalau capek ya tidur, meskipun sedang sidang kabinet,” kata Gus Dur.  
Humor-humor Gus
Dur tidak saja mujarab dalam menyembuhkan ketegangan dan kelelahan,  tapi juga seperti jamu yang manjur mengatasi pegal-linu.
Humornya juga menjadi bumbu penyedap utama dalam kolom-kolomnya yang banyak,
termasuk kolom tentang sepak bola.
Kelemahan seorang
humoris akan terlihat ketika ia menjadi pemimpin. Sewaktu Gus Dur masih
presiden, humor-humornya justru berbalik menyerang dirinya. Ketika ia
menertawakan dirinya sendiri, bukan simpati dan pujian yang ia dapat, malah
kian kuat desakan dari parlemen untuk menurunkannya. Dan sejak itu vitamin
humornya tak lagi manjur.
  

*Esais