Insomnia

Asarpin* Macondo adalah sebuah desa yang terdiri dari dua puluh rumah yang terbuat dari batu bata, terpacak di tepi sungai yang mengalir jernih dengan batu-batu di dasrnya seperti telur-telur zaman purba. Dunia seakan baru saja diciptakan sehingga...

Insomnia

Asarpin*

Macondo adalah sebuah desa yang terdiri dari dua puluh rumah yang terbuat dari batu bata, terpacak di tepi sungai yang mengalir jernih dengan batu-batu di dasrnya seperti telur-telur zaman purba. Dunia seakan baru saja diciptakan sehingga segala sesuatu belum mempunyai nama, dan untuk menyebut suatu benda, orang mesti langsung menunjuknya. 

Sejak eksodus ke dusun sepi itu, lantaran sering dihantui oleh rekan sabung ayam yang dibunuhnya suatu sore, Jose Arcadio Buendia mengajak keluarganya tinggal ke Macondo. Mereka memulai hidup baru dan mulai sibuk menata kampung seraya melakukan percobaan-percobaan dengan besi-magnit tua dalam rangka mencari penemuan-penemuan baru.  Jose Arcadio Buendia mengajak serta putra-putrinya berdiskusi, membuka peta dunia-dunia lain, mendirikan laboratorium seadanya, dan anak-anak mereka tampak menaruh perhatian yang mendalam. Mereka mulai bereksperimen, mengkaji, meneliti, dan lelaki itu sudah begitu tak tahan untuk mengumumkan penemuan baru mereka kepada dunia.  

Eksperimen-eksperimen kimiawi yang dilakukan Jose Arcadio Buendia akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya cara pembuatan balok es. Mereka seperti sedang menemukan bongkahan berlian dan karena itu sangat berbahagia atas penemuan mutakhir tersebut. “Ini adalah penemuan terbesar dalam sejarah kita”, teriak Jose Arcadio Buendia. 

Di tengah luapan kegembiraan yang ganjil itu, gelombang sampar memasuki Macondo, dan sejak itu semakin banyak warga yang terserang lupa dan hilang ingatan.  Ketika Jose Arcadio Buendia sadar bahwa wabah itu bisa memusnahkan seluruh generasi di kampung itu,  ia pun mulai mengumpulkan para kepala keluarga untuk menyetop gelombang penyakit itu lebih jauh.  

Adalah Aureliano yang menyelamatkan penduduk dengan penemuan ilmiahnya mengenai cara mengatasi insomnia dan hilang ingatan.  Ketika ayahnya menyatakan kepadanya akan bahaya melupakan kejadian-kejadian paling pribadi sekali pun, Aureliano meyakinkan ayahnya bahwa sebentar lagi penyakit itu akan sirna dari Macondo.     

Dengan melakukan eksperimen-eksperimen liar untuk mengatasi hilangnya ingatan penduduk, ia menyadari bahwa akan tiba masanya di mana benda-benda akan dikenal kembali lewat inskirsipnya. Setelah menyusun nama benda-benda sesuai urutannya, ia pun berhasil mengeluarkan penduduk negeri dari penyakit berbahaya tersebut. Mereka kini menjalani hidup dalam realita yang selama ini menghilang. Di jalan-jalan di sekitar rawa mereka pasang plang bertuliskan “Macondo” dan “Tuhan Itu Ada” agar penduduk tak lagi hilang ingatan. 

Demikianlah, walau keluarga Jose Arcadio Buendia terbelenggu oleh jaringan nasib turun-temurun oleh konflik politik dan perang saudara yang memusnahkan sebagian besar keturunan keluarga itu, namun Gabriel Garcia Marquez lewat novel Seratus Tahun Kesunyian dengan sangat berhasil mendedahkan latar kehidupan enam generasi. Dengan popularitas yang meluas ke seantero dunia melalui pengagum dan epigon-epogonnya, novel realisme-magis ini salah satu karya sastra yang mampu mengubah hidup masyarakatnya.  

*Esais