Dalih Dana BOS tidak cukup, SMPN 44 Kota Bandarlampung Jual Buku Modul kepada Murid

Dalih Dana BOS tidak cukup, SMPN 44 Kota Bandarlampung Jual Buku Modul kepada Murid

Teraslampung.col -- Orang tua didik kecewa dengan pungutan yang dilakukan oleh SMPN 44 di Kecamatan Way Halim, Kota Bandarlampung karena orang tua didik harus mengeluarkan uang sebesar Rp725 ribu untuk baju dan buku modul

“Saya keberatan, saya ini di sini mengontrak dan uang Rp725 ribu itu untuk bayar baju olahraga, muslim dan batik,” ungkap Yuli (44) warga Kelurahan Gunung Sulah.

Ibu tiga anak yang baru dua minggu ditinggal suaminya itu mengaku, anaknya masuk ke SMPN 44 itu melalui jalur Bina Lingkungan (Biling). Dia tahu bahwa lewat Biling kebutuhan sekolah anaknya ditanggung pemerintah.

“Saya tidak mampu bayar. Anak saya masuk lewat Biling. Kalau harus bayar seragam ditambah buku modul ya berat,” ungkapnya dengan wajah memelas.

Ini rincian seragam yang harus dibeli oleh siswa/i SMPN 44 Kota Bandarlampung: 

Baju muslim satu stel Rp250 ribu, baju batik satu stel Rp225 ribu, baju olahraga satu stel Rp175 ribu, baju OSIS satu stel Rp230 ribua, baju Pramuka satu stel Rp240 ribu, dasi satu buah Rp25 ribu, topi satu buah Rp25 ribu, ikat pinggang Rp25 ribu. 

Dengan begitu, total Rp1.195 ribu. 

Sedangkan buku modul per semester siswa harus mengeluarkan uang sebesar Rp144 ribu/semester. Harga buku modul sebesar Rp12.000 dikalikan 12 mata pelajaran.

Selanjutnya pihak SMPN 44 yang diwakili Koordinator Kurikulum Karyati karena Kepala SMPN Udina sedang rapat di dinas menjelaskan, bahwa seragam tersebut tidak bisa dikatakan wajib dibeli oleh orang tua didik 

“Seragam itu gak juga bisa dikatakan wajib karena ada juga yang tidak membeli. Kalau mau membeli juga bisa diangsur kok,” jelasnya, Rabu 29 Oktober 2025.

Sementara untuk buku modul, Karyati mengatakan bahwa buku tersebut hasil kerjasama pihak sekolah dengan percetakan.

“Buku modul itu buat 12 mata pelajaran tiap semester. Harganya Rp12 ribu bandingkan dengan uang jajan anak sekarang,” katanya.

Ketika ditanyakan, apakah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak bisa menutupi kebutuhan buku tersebut. Karyati mengungkapkan bahwa dana BOS tidak mampu menutupi sekolah yang baru dibangun dengan jumlah siswa 600 siswa.

“Dana BOS kami banyak digunakan untuk membayar guru honor, kemudian untuk beli kursi karena sekolah ini kan baru,” ujarnya.

Untuk diketahui dana BOS yang dikelola oleh SMPN yaitu 600 dikalikan Rp660.000.000/tahun.

Dandy Ibrahim