Tuntut Pembayaran Gaji, Puluhan Perangkat Desa Demo di Pemkab Lampura

Feaby|Teraslampung.com Kotabumi–Puluhan perangkat desa di Lampung Utara berunjuk rasa di kantor Pemkab, Kamis pagi (29/3/2018) untuk menuntut kejelasan kapan gaji mereka tahun 2017 dapat segera dibayarkan. Macetnya pembayaran gaji dari...

Tuntut Pembayaran Gaji, Puluhan Perangkat Desa Demo di Pemkab Lampura
Aksi para perangkat desa menuntut segera dibayarkannya tunggakan delapan gaji mereka, Kamis (29/3/2018)
Feaby|Teraslampung.com
Kotabumi–Puluhan perangkat desa di Lampung Utara berunjuk rasa di kantor Pemkab, Kamis pagi (29/3/2018) untuk menuntut kejelasan kapan gaji mereka tahun 2017 dapat segera dibayarkan.
Macetnya pembayaran gaji dari ‎para perangkat desa seperti RT, kepala urusan, sekretaris desa ini disebabkan oleh tertundanya pencairan ‎Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2017. Tunggakan gaji para perangkat desa ini mencapai tujuh bulan lamanya.
‎”Keinginan kami tidak banyak, yakni segera bayar hak kami yang sudah tujuh bulan belum kami terima,” tegas Erwin Susandi, Sekretaris Desa Tanjungbaru Timur, Bukit Kemuning dalam orasinya.
‎Macetnya pembayaran gaji mereka yang telah delapan bulan belum mereka rasakan seolah mengisyaratkan Pemkab Lampung Utara kurang menghargai kerja keras mereka dalam melayani warga selama ini.
Mirisnya lagi, menurut Erwin, persoalan ini hanya terjadi di Lampung Utara saja. Sementara, kabupaten – kabupaten tetangga tidak mengalami nasib yang sama seperti mereka. Padahal, mereka sangat membutuhkan gaji itu untuk menafkahi keluarganya masing – masing.
“Kabupaten lain enggak seperti ini. Kami minta Pemkab memberikan kejelasan dan kepastian,” tandasnya.
‎Kritikan sama juga disampaikan oleh Edi Saputra, perwakilan dari Kecamatan Sungkai Jaya. ‎ia dan rekan – rekannya hanya diberikan janji saja tanpa pernah terealisasi saat mempertanyakan kejelasan nasib gaji mereka.
Menurutnya, ia mengaku sangat memerlukan gaji yang di mata sejumlah kalangan terbilang kecil tersebut untuk memenuhi kewajibannya sebagai kepala keluarga. Konsentrasi mereka terhadap pekerjaan terpaksa harus terbelah akibat macetnya gaji – gaji itu. Karena di satu sisi mereka diminta ikhlas melayani warga, di satu sisi mereka juga punya keluarga yang harus dinafkahi.
“Kami ini adalah ujung tombak pemerintah tapi kami juga punya keluarga yang harus dinafkahi‎,” jelas dia.
Setelah tak lama berorasi, perwakilan dari aksi ini diminta membahas tuntutan mereka dengan Pelaksana Tugas Asisten II Sekretaris Kabupaten, Syahrizal Adhar.
Area lampiran