Tak Hanya Bermasalah dalam Kualitas Bangunan, Administrasi Proyek Perpustakaan Daerah Lampung Utara Diduga juga Bermasalah, Berikut Indikasinya

Tak Hanya Bermasalah dalam Kualitas Bangunan, Administrasi Proyek Perpustakaan Daerah Lampung Utara Diduga juga Bermasalah, Berikut Indikasinya

Tak Hanya Bermasalah dalam Kualitas Bangunan, Administrasi Proyek Perpustakaan Daerah Lampung Utara Diduga juga Bermasalah

Teraslampung.com, Kotabumi--Pembangunan perpustakaan daerah tahap 2 Lampung Utara sepertinya tak hanya bermasalah dalam hal kualitas, tapi juga bermasalah dalam hal administrasi. Sebab, terdapat dugaan pemalsuan tanda tangan Ketua Tim PHO (Provisional Hand Over) dalam proyek tersebut.

Tim PHO adalah Tim Provisional Hand Over, yaitu panitia yang bertugas memeriksa dan melakukan serah terima sementara suatu proyek konstruksi dari kontraktor kepada pemilik. Fungsi utamanya adalah memastikan pekerjaan telah selesai 100% sesuai kontrak, memeriksa kualitas hasil kerja, dan membuat berita acara serah terima sementara yang menandai dimulainya masa pemeliharaan sebelum diserahkan secara final (FHO).

"Tanda tangan saya saja dipalsukan PHO-nya," jelas mantan Ketua Tim PHO proyek tersebut dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Cipta Karya, dan Penataan Ruang (Disperkimciptaru) Lampung Utara, Aprizal, Senin (1/12/2025).

Aprizal mengaku, awalnya tidak mengetahui jika tanda tangannya telah dipalsukan dalam dokumen tersebut. Informasi itu baru diketahuinya setelah ia dipanggil oleh pihak Badan Pemeriksa Keuangan terkait buruknya kualitas proyek perpustakaan itu. Saat itu diperlihatkan berita acara serah terima sementara yang memuat nama berikut tanda tangannya.

"Saya tidak pernah merasa tanda tangan," kata dia.

Meski tanda tangannya telah dipalsukan, Aprizal tidak mengetahui siapa oknum yang nekat melakukan hal tercela itu. Ia tidak ingin menimbulkan fitnah karena menuduh tanpa bukti. Namun, persoalan ini sempat dipertanyakannya langsung dengan Pejabat Pembuat Komitmen proyek (PPK) itu.

"Nanti, akan saya laporkan dugaan ini kepada inspektorat," terangnya.

Sementara itu, mantan Kepala Disperkimciptaru Lampung Utara, Erwin Syaputra mengatakan, tidak tahu-menahu mengenai adanya dugaan pemalsuan tersebut. Ia kembali menyarankan untuk menghubungi ke bidang cipta karya.

"Saya tidak tahu," kata dia.

Sebelumnya, meskipun menelan biaya miliaran rupiah, namun pembangunan gedung perpustakaan daerah Lampung Utara sepertinya dikerjakan asal-asalan. Buktinya, bagian dinding luar sebelah kiri hanya sebagian saja yang terkena acian.

Pembangunan gedung tersebut dilakukan pada tahun 2024. Total anggaran yang dihabiskan untuk proyek gedung itu dikabarkan mencapai Rp1,1 miliar.

Pantauan di lokasi, tak hanya soal acian dinding yang separuh, pemasangan batu alam dinding depan terlihat tidak rapi. Akibatnya, sejumlah batu alamnya sudah ada yang terlepas. Pun demikian, dengan kondisi toilet lantai dua yang terlihat dikerjakan seadanya. Bahkan, bagian atap gedung juga dikabarkan bocor saat hujan tiba.

"Kondisinya memang seperti itu saat kami menerimanya dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Cipta Karya, dan Penataan Ruang (Disperkimciptaru)" jelas Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lampung Utara, Sri Mulyana.

Selain mengenai kondisi dinding luar tersebut, atap gedung itu juga mengalami kebocoran saat hujan. Kondisi yang terjadi di gedung tersebut juga telah dipersoalkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Sudah jadi temuan BPK juga," katanya.

Feaby Handana