Para Seniman Tradisi Lampung akan Pentaskan “Hanggun Ku Dilem Ngipey”
Syafril Yamin (Foto: Teraslampung/Daniel H.Ghanie) BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com—Para seniman tradisi di Lampung terus menggeliat dengan aneka karya dan pentas. Kali ini, pentas seni tradisi yang terangkai dalam Hanggun Ku Dilem Ngipe...
| Syafril Yamin (Foto: Teraslampung/Daniel H.Ghanie) |
Lampung terus menggeliat dengan aneka karya dan pentas. Kali ini, pentas
seni tradisi yang terangkai dalam Hanggun
Ku Dilem Ngipey akan ditaja Komite Tradisi Dewan
Kesenian Lampung (DKL) dalam Pentas Pelangi Seni Budaya Lampung
yang akan digelar di Lampangan Korpri, Bandarlampung, Sabtu (19/12) mendatang.
Ketua Komite Tradisi DKL Syafril Yamin, Hanggum
Ku Dilem Ngipey, punya makna lantunan pujian kekekaguman kepada pemimpin
daerah Lampung yang berhasil dalam pembangunan dan membawa Lampung lebih baik.
ode (rangkaian pujian) untuk sang pemimpin,” ujar Syafril gelar Rajo Cetik, Selasa
(15/12/2015).
pentas nanti akan tampil 24 seniman tradisi yang akan
menyuguhkan sastra lisan reringget, bubandung, ngehado, pisaan dan hahiwang dan
juga lagu-lagu klasik Lampung.
sekaligus untuk membuktikan bahwa seni tradisi di Lampung masih lestari. Seni
tradisi merupakan salah satu ragam yang mewarnai keanekaragaman pelangi budaya
Lampung,” kata seniman yang pernah berkolarasi dengan pemusik jazz di Semarang dan Yogya itu..
DKL sudah membuka gelaran road show
dengan menaja acara Anjau Silau bersama
komunitas Ragom Budaya Lampung (RBL) di Studio 2 RRI Bandarlampung,
(21/11/2015) lalu.
“Anjau Silau kami usung dalam bentuk
silaturahmi budaya (kesenian). Kita bisa berbagi dan saling mengapresiasi
kesenian yang ditampilkan. Di tengah terjalinnya kekerabatan inilah kesenian
tradisi diharapkan bisa bertumbuhkembang dan lestari, ” ujar Syafril Yamin.
gelaran Pentas Pelangi Seni Budaya Lampung ini, lanjut, Syafril, Kapolda
Lampung Brigjen (Pol) Drs Edward Syah Pernong akan menyampaikan pidato Anjau
Silau (Silaturahmi) Kebudayaan.
antara lain dalam pidatonya mengingatkan kembali pentingnya budaya, sejarah,dan tradisi untuk
terus ditumbuhkembangkan dan dilestarikan,” ujar pemulia alat musik gamolan dan dikenal sebagai ‘Rajo Cetik’ atau ‘Rajo Gamolan’ ini.



