Usulkan Sistem PPLH yang Holistik, Berkeadilan, dan Berkarakter Kebangsaan, Fatoni Berhasil Raih Gelar Doktor
Teraslampung.com, Palembang -- Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung Fatoni berhasil meraih gelar doktor ilmu hukum usai mempertahankan disertasinya di Hall FH Tower Universitas Sriwijaya, Palembang, Rabu (17/12/2025).
Fatoni mempertahankan disertasinya yang berjudul Konvergensi Nilai Pancasila dan Pardigma Pembangunan Berkelanjutan dalam Sistem Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di bawah bimbingan Prof. Dr. Febrian, S.H., M.S. dan Co-Promotor: Dr. Firman Muntaqo, S.H., M.Hum., dan Prof. Dr. Hieronymus Soerjatisnanta, S.H., M.H.
Fatoni menjelaskan bahwa disertasi ini berusaha mempertemukan (mengonvergensikan) nilai Pancasila sebagai nilai khas bangsa Indonesia, dengan kerangka kerja global berupa paradigma pembangunan berkelanjutan. Hal ini berangkat dari kegelisahan intelektualnya terhadap kesenjangan paradigmatik antara cita hukum Pancasila sebagai Staatsfundamentalnorm—yang mengamanatkan alam sebagai ciptaan Tuhan yang wajib dijaga dengan realitas krisis lingkungan dan kemunduran norma hukum perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) akibat dominasi Paradigma Antroposentrisme
“Penelitian ini bertujuan untuk memberikan tawaran konsep PPLH baru yang mengatasi “kepatuhan semu”(artificial compliance) yang bersifat administratif-teknokratis,”ungkapnya.
Menurutnya selama ini terjadi kesenjangan yang berdampak dari serangkaian krisis lingkungan berskala besar yang mengindikasikan bahwa sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup saat ini belum berjalan efektif.
“Kita bersama bisa menyaksikan banyak bencana alam seperti yang melanda provinsi-provinsi di Pulau Sumatra beberapa waktu lalu terjadi akibat ketidakseimbangan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia,”tegasnya.
Hasil penelitian Fatoni menunjukan bahwa dinamika norma perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia menunjukkan dialektika dari paradigma eksploitatif menuju protektif, namun beberapa waktu terakhir mengalami kemunduran pasca-pemberlakuan UU Cipta Kerja.
“Perubahan ini melemahkan fungsi kontrol preventif, membatasi partisipasi publik, dan menggeser paradigma kembali ke arah yang lebih pro-investasi dengan mengorbankan standar perlindungan lingkungan,”jelasnya.
Dengan demikian, ia melanjutkan bahwa konvergensi antara nilai-nilai Pancasila dan paradigma pembangunan berkelanjutan seharusnya menjadi landasan fundamental yang mutlak diperlukan untuk penyempurnaan sistem PPLH.
Dalam disertasinya Fatoni mencoba menawarkan konsep baru PPLH yakni sistem yang holistik, berkeadilan, dan berkarakter kebangsaan.
“Konsep baru ini dibangun di atas paradigma sintesis antroposentrisme bertanggung Jawab yang dijiwai biosentrisme kontekstua yang dioperasionalkan melalui prinsip, kelembagaan, serta instrumen hukum yang terintegrasi,”jelasnya didepan para peserta ujian promosi doktoral.
Konstruksi ini merupakan sebuah tawaran ius constituendum (hukum yang dicita-citakan) untuk Indonesia dalam konteks perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkarakter kebangsaan dan selaras dengan paradigma pembangunan berkelanjutan.
Hasil temuannya merekomendasikan revisi komprehensif terhadap UU No. 32/2009 dan perubahannya dalam UU Cipta Kerja untuk secara eksplisit mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila serta memperkuat kembali mekanisme partisipasi publik yang bermakna dan mempertimbangkan pengakuan terhadap hak- hak alam (rights of nature) dalam kerangka hukum nasional.
Hadir sebagai penguji Prof.Dr.Iza Rumesten RS.,S.H.M,Hum,Dr. Ridwan S.H.M,Hum,Dr. Mada Apriandi Zuhir S.H.,MCL dari Universitas Sriwijaya dan penguji eksternal Prof Dr Nanik Trihastuti S.H.,M.Hum dari Universitas Diponegoro.
Tampak hadir dalam ujian promosi doktoral ini Wakil Rektor 1 Universitas Lampung,Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T, dan juga kolega Fatoni dari berbagai fakultas di Universitas Lampung.



