Tanam Jelang Musim Kemarau, 32 Ha Tanaman Padi Puso
Tanaman padi kekurangan air. (ilustrasi) BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com –Setidaknya 32 hektare areal persawahan di Lampung kini terancam puso. Umumnya, sawah yang terancam gagal panen itu adalah tanaman padi yang ditanam pada Agustus...

Tanaman padi kekurangan air. (ilustrasi) |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com –Setidaknya 32 hektare areal persawahan di Lampung kini terancam puso. Umumnya, sawah yang terancam gagal panen itu adalah tanaman padi yang ditanam pada Agustus 2014 lalu. Kondisi padi di areal tersebut kering dan dipastikan gagal panen.
“Seharusnya pada Agustus para petani tidak memaksakan diri untuk menanam padi. Sebab akan memasuki musim kemaru. Areal padi itu puso karena kekurangan air. Paling banyak sawah yang puso ada di Metro,” kata Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultural (BPTPH) Provinsi Lampung Iskandar Syah, Senin (29/9/2014).
Iskandar mengatakan, berdasarkan pantauan pihknya irigasi yang terdapat di Kota Metro terlihat kering karena sedang dalam proses perbaikan. Di kanal yang sealur dengan Argo Guruh itu sejumlah pekerja sedang bekerja dengan alat berat menguras lumpur dan melakukan pengecoran.
Menurut Iskandar, secara keseluruhan total areal pesawahan yang mengalami kekeringan di Provinsi Lampung mencapai 1.124 hektare. Dengan kondisi kekeringan ringan 1.124 ha, sedang 34 ha, 2 ha kekeringan berat, dan 32 ha alami puso.
Kekeringan tersebut tersebar di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Pesawaran, Mesuji, Waykanan, Pringsewu, Pemekaran Pesisir Barat dan Kota Metro.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Lampung , Ekodiah, mengatakan untuk mengantisipasi kekeringan kekeringan pihaknya memberi bantuan pada petani berupa pompa air.
“Pompa air ini biasanya dibutuhkan di areal pesawahan yang memiliki sumber mata air,” kata Ekodiah.
Saat ini yang sudah mendesak membutuhkan pompa air yakni Kabupaten Lampung Selatan, Mesuji dan Tulangbawang masing-masing dua pompa,
Selain pengadaan pompa air, pihaknya juga menurunkan benih cadangan nasional (CBN). “Tapi itu belum bisa kami ketahui berapa kebutuhan benihnya, karena program itu yang merealisasikan adalah pusat kami hanya mengajukannya saja,” ujar dia.
Siti Qodratin