Siswa SD di Lampura Diajak Demo Tolak Kepala Sekolah, Walimurid akan Laporkan ke Polisi
Feaby|Teraslampung.com Kotabumi–Tidak terima anaknya diduga sengaja diikutsertakan dalam demonstrasi penolakan di SDN 2 Kotanegara, Sungkai Utara pada akhir pekan lalu, Su, mendatangi Mapolres Lampung Utara, Kamis pagi (26/5/2022). “Sebe...

Feaby|Teraslampung.com
Kotabumi–Tidak terima anaknya diduga sengaja diikutsertakan dalam demonstrasi penolakan di SDN 2 Kotanegara, Sungkai Utara pada akhir pekan lalu, Su, mendatangi Mapolres Lampung Utara, Kamis pagi (26/5/2022).
“Sebelum membuat laporan resmi, saya ingin berkonsultasi dulu dengan pihak kepolisian terkait persoalan ini,” kata Su usai berkonsultasi dengan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Lampura.
Ia menjelaskan, berdasarkan keterangan petugas, apa yang dipersoalkan ini dapat dilanjutkan ke ranah hukum jika memang ia menghendaki hal itu terjadi. Namun, saat membuat laporan resmi, ia wajib membawa serta anaknya ke Mapolres Lampura berikut dokumen kependudukannya.
“Saya diminta untuk membawa anak saya, dan juga kartu keluarga ke mari jika memang akan membuat laporan resmi,” terangnya.
Su menceritakan, sebenarnya ia tidak mau mempersoalkan demonstrasi penolakan pergantian kepala sekolah di sekolah anaknya sepanjang tidak melibatkan para peserta didik. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Inilah yang menjadi alasan utamanya di balik kedatangannya ke Mapolres Lampura.
“Tujuan ke sekolah itu untuk menuntut ilmu, dan bukannya terlibat dalam demonstrasi yang mereka sendiri belum tentu mengerti tujuannya apa,”kata dia.
Laki – laki paro baya ini mencurigai jika anak – anaknya termasuk peserta didik lainnya memang sengaja diturutsertakan dalam demonstrasi tersebut.
Kecurigaannya ini berawal saat mendengarkan penjelasan anaknya yang mengaku diminta untuk memegang kertas – kertas yang berisikan kalimat penolakan kepala sekolah yang baru.
Selain itu, anaknya juga mengatakan, diminta untuk menjawab tidak setuju dengan pergantian kepala sekolah saat guru menanyakan hal itu dalam aksi. Sebab, jika anak – anak setuju, guru – guru yang telah mereka kenal akan dipindahtugaskan.
“Coba dipikir saja apakah anak – anak SD sudah memiliki pemikiran jauh ke sana,” katanya.