Sayangku, Menyayangimu Alangkah Sulitnya ….

Oyos Saroso H.N. Ketika mencari gula untuk membuat kopi nasgitel, Mat Dra’up bersirobok dengan gulungan kertas warna merah, kuning, hijau, dan biru. Gulungan kertas itu diikat dengan tali berpilin warna keemasan. Jantung Mat Drai’up langs...

Sayangku, Menyayangimu Alangkah Sulitnya ….
Ilustrasi

Oyos Saroso H.N.

Ketika mencari gula untuk membuat kopi nasgitel, Mat Dra’up bersirobok dengan gulungan kertas warna merah, kuning, hijau, dan biru. Gulungan kertas itu diikat dengan tali berpilin warna keemasan.

Jantung Mat Drai’up langsung berdebar saat membuka gulungan kertas, karena berisi surat cinta dari Markonah.

“Markonah berselingkuh!”

Itu teriakan pertama dari dalam bilik hati Mat Dra’up. Namun, ia mencoba untuk tegar dan mulai membaca baris-baris kalimat yang ditulis Markonah:

Menyayangimu ternyata sungguh sulit, sayang. Apalagi untuk bersetia seperti matahari setia kepada bumi dan gelombang setia kepada pantai. 

Aku inggat betul setiap saat asyik masyuk itu datang, engkau menyambangiku tiap pagi dan petang. Engkau merayuku dengan kegilaanmu: “Sebelum terik siang, kamu harus mencoblosku!”

Aih, engkau sungguh-sungguh sia’ul. Cuma rayuan porno yang kau lontarkan setiap saat asyik masyuk itu tiba. Setelah mengelusku, kau minta dicoblos! Selalu begitu. 

Lebih sia’ulnya lagi, kangenmu hanya angot-angotan. Sayangmu hanya angot-angotan. Cintamu pun sekadar abang-abang lambe alias pemanis bibir belaka.

Ternyata menyayangimu alangkah sulitnya. Terutama seperti saat ini: ketika kamu sudah berpaling dariku dan mengumbar hawa nafsu untuk cintamu yang lain!

Duhai, wakil rakyat cintaku. Kamu serupa kunyuk yang cuma apel dan merayuku setiap menjelang pemilu.

Kini sudah habis rasa sayangku padamu karena engkau lebih mencintai kursimu, kekuasanmu. Semua demi kau bisa menimbun lebih banyak uang dan kenikmatan.

Perayu adalah kau! Penipu adalah kau!

– Markonah Binti Sundlep –