Pengerjaan Mural, Jalur Underpass Unila dari Tanjungkarang-Rajabasa Ditutup 15 Hari
TERASLAMPUNG.COM — Pengerjaan lukisan di tembok (mural) underpass di depan kampus Universitas Lampung (Unila) menjadi alasan Dinas Pariwisata Kota Bandarlampung menutup jalur lalu lintas di kawasan underpass dari arah Tanjungkarang-Rajabasa dit...

TERASLAMPUNG.COM — Pengerjaan lukisan di tembok (mural) underpass di depan kampus Universitas Lampung (Unila) menjadi alasan Dinas Pariwisata Kota Bandarlampung menutup jalur lalu lintas di kawasan underpass dari arah Tanjungkarang-Rajabasa ditutup selama 15 hari.
“Penutupan dilakukan mulai pengerjaan mural, yaitu Sabtu, 7 September 2019. Ini untuk memudahkan pada seniman menyelesaikan pekerjaan di salah satu sisi underpass,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bandarlampung M. Yudhi, Sabtu (7/9/2019).
Menurut Yudhi, penutupan jalur lalu lintas di kawasan underpass depan Unila dari Rajabasa menuju Tanjungkarang akan diberlakukan setelah sisi kanan underpass selesai dilukis.
“Penutupan dilakukan karena jalurnya kecil. Kami khawatir jika tidak ditutup sebagian nantinya akan membahayakan seniman yang sedang melakukan pelukisan mural,” kata dia.
Meskipun dijadwalkan satu sisi tembok underpass dikerjakan dalam tempo setengah bulam, Yudhi mengaku belum dapat memastikan kapan pengerjaan mural dengan nuansa alam bawah laut itu akan kelar.
“Yang pasti kita akan dikerjakan secepat mungkin, sesuai instruksi Pak Wali Kota Bandarlampung. Tema mural di underpass depan Unila adalah pemandangan bawah laut, kota bawah laut dan apa yang ada di dalam laut. Tetapi tetap ada ornamen Lampung,” kata dia.
Koordinator lapangan Komunitas Kuas Lampung, Damsi Tarmizi, mengaku ada 50 seniman yang terlibat untuk melukis dinding underpass sepanjang 300 meter.
“Ada tujuh komunitas yang ikut berpartisipasi dalam mural underpass ini tapi juga ada juga perorangan yang ikut bergabung untuk melukis ini,” kata pelukis Lampung itu.
Menurutnya, pengerjaan yang ditargetkan selesai dalam waktu 15 hari dan akan dilakukan 24 jam oleh para seniman lukis.
“Karena ini ada 50 orang pelukis jadi kami bagi dua shift, 25 orang seniman melukis dari pagi hingga sore kemudian sisanya sore hingga malam hari,” katanya.