Pembatalan Proyek Jembatan Selat Sunda
Syamsul Arifien* Master gambar Jembatan Selat Sunda (JSS), baik dalam bentuk poster maupun kalender masih banyak bertengger di dinding-dinding rumah warga. Gambar proto type JSS itu memang sudah pada kusam berdebu, dan tentu juga telah kedaluwarsa se...

Syamsul Arifien*
Master gambar Jembatan Selat Sunda (JSS), baik dalam bentuk poster maupun kalender masih banyak bertengger di dinding-dinding rumah warga. Gambar proto type JSS itu memang sudah pada kusam berdebu, dan tentu juga telah kedaluwarsa sebagai angka penanggal kalender. Namun isi pesan yang termuat didalamnya tidak akan pernah lekang dari ingatan rakyat Lampung sampai kapan pun.
Kita tahu program Megaproyek JSS terbukti berhasil sebagai propaganda politik Sjachroedin Z.P. dalam pencalonan gubernur 2008 silam. Jutaan rakyat Lampung pun tersihir, dan Syahrodien memenangkan Pilkada. Kini setelah satu tahun Sjachroedin lengser, proyek ‘mengawang-awang’ sepanjang 31 km dan yang diproyeksikan bernilai Rp225 triliun, itu akhirnya dibatalkan setelah kekuasaan Sjachroedin ZP tanggal.
Betapa remuk redam hati mantan orang nomor satu di Lampung, itu ketika mendengar keputusan pemerintahan Jokowi yang hari ini akhirnya benar-benar membatalkan proyek JSS. Apalagi alasan pembatalan JSS juga sangat menohok jantung.
Pemerintah tidak ingin pembangunan ditunggangi oleh muatan agenda-agenda sempit dan kepentingan sebagian kecil pihak saja. Tujuan pembangunan Indonesia adalah untuk kesejahteraan manusia dan rakyat Indonesia bukan untuk kepentingan segelintir orang. Demikian dalih Kepala Bappenas Andrinov Chaniago.
Dan yang lebih telak lagi mega proyek JSS dianggap tidak sejalan dengan visi misi pemerintahan Jokowi yang akan lebih berfokus pada konsep pembangunan infrastruktur maritim. “pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur lain seperti penambahan dermaga dan peningkatan kualitas kapal, yang akan lebih memudahkan konektivitas Jawa – Sumatera ketimbang membangun mega proyek JSS” ungkap Menko Bidang Perekonomian Sofyan Jalil, ketika mewacanakan pembatalan JSS November 2014 lalu.
Sebagai rakyat biasa yang tinggal jauh dari hiruk pikuk politik dan keramaian ibu kota provinsi, sebenarnya – ketika proyek JJS ini dijadikan ikon propaganda kampanye calon gubernur dulu – saya langsung tertawa kecil dalam hati. Betapa, saat berdesir pikiran di kepala saya bahwa sampai dengan masa berakhirnya jabatan gubernur periode 2008 – 2013, pun so pasti JSS belum mungkin bisa terwujud.
Kenapa? Kita tahu, sejak awal rencana mega proyek JSS yang diprakarsai oleh PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) – konsorsium antara Grup Artha Graha bersama Pemprov Lampung dan Pemprov Banten, itu sarat kontroversi dan sangat kental bermuatan politis. Kontroversi menyangkut tarik menarik kebijakan regulasinya, dan politis karena dicanteli agenda kepentingan praktis Pilkada.
Apa lacur proyek yang dipayungi Peraturan Presiden (Perpres) No 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda ( KSISS), itu kemudian berjalan setengah hati, karena terbelit polemik dalam pengimplementasian Perpresnya. Sedangkan secara teknis, dalam cetak biru JSS akan selesai dibangun dalam kurun waktu 6 tahun, mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2020. Didahului dengan Uji Kelayakan selama 2 tahun, 2012 – 2014.
Kini provinsi Lampung telah berganti kepemimpinan gubernur baru, dan Indonesia juga telah berpresiden juga sama-sama baru. Mega proyek JSS yang digelorakan gubernur dongkol (mantan), dan direstui presiden sebelumnya, oleh pemerintah pusat, Maret 2015 diputus harus bubar di tengah jalan.
Akan tetapi, yaitu tadi propaganda JSS terbukti sangat cespleng (manjur) merebut hati berjuta-juta rakyat Lampung. Sihir politik JSS telah terlanjur menyilaukan dan membutakan rasionalitas orang-orang awam seperti saya, selama 5 tahun kemarin.
Saatnya sekarang kita buang jauh-jauh mimpi tentang JSS. Dan besok pagi bersama-sama kita lorot gambar poster atau kalender usang JSS di dinding-dinding rumah. Dengan begitu, semoga pula mulai nanti malam dapat mengantarkan tidur nyenyak mantan gubernur kita. ***
*Ketua Kelompok Musik Gamelan Jamus Kalimosodo Lampung