Melintas Batas pada ‘Pembatas Buku’ Yuli Nugrahani
BANDARLAMPUNG, Teraslampung – Yuli Nugrahani baru-baru ini menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi berjudul Pembatas Buku. Ada 40 judul termaktub dalam buku ini. Berbagai tema dimunculkan, mulai dari cinta, kerinduan, kehampaan, pergulat...
BANDARLAMPUNG, Teraslampung – Yuli Nugrahani baru-baru ini menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi berjudul Pembatas Buku. Ada 40 judul termaktub dalam
buku ini. Berbagai tema dimunculkan, mulai dari cinta, kerinduan, kehampaan,
pergulatan-pergulatan personal dan sosial. Sebagian dari antaranya dibungkus
dalam cerita-cerita dengan tokoh yang saling bercakap, atau diajak bercakap
oleh penyairnya. Bagi yang tidak menyukai puisi pun mereka masih bisa menikmati
cerita-cerita yang disodorkan penulis karena keruntutan kisahnya.
satu puisi berjudul “Sehelai Rambut Kresna”. Penulis meletakkan pergulatannya
sendiri dalam pergulatan Arjuna dan Kresna. Dialog antara Arjuna dan Kresna
digambarkan begitu dekat, ada di sekitar penulis – atau pembaca – dan dapat
dirasakan bahwa apa yang dikeluhkan oleh Arjuna pun dapat terjadi dalam hidup
sehari-hari.
bermain sandiwara
atas kereta.
depan dan belakang
menguarkan kasih sayang.
gundah masai, duduk
terkulai.
utama dari sukma
badai menderu,
tanpa menimbang.
kekang, menggeser kata
berjudul “Tersembunyi di Pulau Delos”. Yuli mengambil tokoh Diana dari
Pulau Delos untuk mendekatkan perasaan dan pikirannya tentang Kekasih, atau
mungkin Sang Ilahi.
kuncup dadaku
bibirmu, Kekasih.
menyusu bunga sepatu
nikmat cintamu.
melindungi tubuhku
hadapanmu, Kekasih.
air keniscayaan
genggamanmu.
pengintip
pujian.
jiwa tanpa rupa
dengan harapan.
ambang jendela
rumahku, Kekasih.
menabur biji ungu gandaria
embun menua.
sekedar Diana,
pembunuh.
di batu-batu
atas tubuhku.
Nugrahani menampilkan cerita semacam itu dengan tokoh-tokoh mitos, pewayangan,
spiritualitas dan sebagainya. Dari sanalah kemudian para pembaca yang tidak
ingin di permukaan saja, bisa melesat pada kedalaman makna yang ditawarkan.
Pesan-pesan yang muncul dari perasaannya bisa ditangkap dalam puisi-puisinya
ini.
sama-sama beranjak dari persoalan yang hadir dan akrab dalam pergaulan
hidupnya. Yang membedakan adalah intensitas tingkat penghayatan terhadap objek
tersebut. Jika pada prosa-prosanya ia secara sadar seakan mengambil jarak
terhadap apa yang biasa kita sebut sebagai objek, pada
puisi-puisinya ini ia justru meleburkan diri habis-habisan terhadap objek
tersebut,” demikian dikatakan oleh Ari Pahala Hutabarat, Ketua Komite Sastra
Dewan Kesenian Lampung dalam catatan pembuka di bagian awal buku tipis
ini.
menjadi sangat personal dalam puisi-puisinya. Dunia fiksi yang dalam hal ini
diwakili tokoh-tokoh tertentu, berubah menjadi begitu ”faktual”—setidaknya bagi
dirinya sendiri. Tokoh-tokoh tersebut seakan ditarik, diajak berbincang, dan
direnggut dari mitos-mitos dan kesakralan yang melingkupinya. Seperti secara
seketika mereka, para sosok tersebut menjadi teman berbagi, cermin, sekaligus
wakil dari perasaan dan pemikiran si penyair.
proses transposisi objek dalam sebagian puisi dalam buku ini. Yang jauh menjadi
terasa begitu dekat. Pada beberapa puisi – Yuli berhasil mengubah
perasaan-perasaan domestiknya menjadi perasaan-perasaan publik, menyisipkan
yang sakral terhadap peristiwa-peristiwa yang banal,” ungkap Ari.
Mei 2014 pukul 19.00 di Gedung PKM lantai 1 UKMBS Universitas Lampung dalam
rangkaian peringatan 12 tahun Komunitas Berkat Yakin, KOBER, sebuah komunitas
yang fokus pada seni dan sastra. Ada dua buku yang akan didiskusikan dalam
kesempatan ini yaitu Pembatas Buku karya Yuli Nugrahani dan Suluh karya Fitri
Yani.
baru dalam dunia puisi, baru tahun 2013 mulai memublikasikan puisi pada tahun
2013. Lahir di Kediri tahun 1974, hijrah ke Lampung tahun 2000 dan selain
produktif menulis dia aktif dalam gerakan sosial. Dia lebih dahulu memublikasikan
cerita pendek dan sudah masuk di berbagai media sejak 2008.
dalam antologi cerpen Kawin Massal yang diterbitkan Dewan Kesenian Lampung 2011
dan juga masuk dalam antologi puisi dan cerpen sastrawan Lampung, Hilang
Silsilah (2013). Puisi-puisinya pernah muncul di beberapa media, dan
masuk dalam antologi puisi 8 Tahun Lumpur Lapindo Gemuruh Ingatan yang terbit
Mei tahun ini juga. *** (ch)
PEMBATAS BUKU
Yuli Nugrahani
Devin Nodestyo
M. Reza
Mei 2014
Indepth Publishing
62 hlm + xii
14 X 21 cm
978-602-1534-31-1



