Kasus Ibu Gorok Anaknya, Psikolog: Banyak Faktor Pemicu Tindakan Keji

Zainal Asikin|Teraslampung.com BANDARLAMPUNG–Psikolog Universitas Lampung (Unila), Diah Utaminingsih mengatakan banyak faktor yang bisa memicu seorang ibu, sampai melakukan tindakan keji hingga tega memebunuh anak kandungnya sendiri. Menurut Di...

Kasus Ibu Gorok Anaknya, Psikolog: Banyak Faktor Pemicu Tindakan Keji
Dish Utamingsih (Foto: Istimewa)

Zainal Asikin|Teraslampung.com

BANDARLAMPUNG–Psikolog Universitas Lampung (Unila), Diah Utaminingsih mengatakan banyak faktor yang bisa memicu seorang ibu, sampai melakukan tindakan keji hingga tega memebunuh anak kandungnya sendiri.

Menurut Diah kasus yang menimpa seorang ibu bernama Beti Selvia Ningsih (23) yang menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri, Revan Adi Wijaya yang masih berusia satu tahun ini, bisa terjadi karena adanya tekanan hidup yang berat.

“Seseorang berperilaku sangat ekstrim seperti kasus tersebut, diakibatkan karena adanya masalah tekanan hidup yang dialaminya,”ujarnya kepada teraslampung.com melalui ponselnya, Sabtu (15/4/2017).

Diah mencontohkan beban atau masalah yang begitu berat, sehingga tidak mampu diselesaikan sendiri. Apalagi, ditambah dengan tidak adanya dukungan dari orang terdekatnya, maka orang tersebut akan mengalami tekanan psikologis yang begitu berat.

BACA: Ibu Kandung di Lampung Selatan Gorok Anaknya Sendiri Hingga Tewas

“Pada saat tekanan psikologis yang begitu berat ini muncul, maka orang tersebut tidak akan bisa berfikir secara rasional. Mana prilaku yang boleh dilakukan, dan mana yang tidak boleh,”ungkapnya.

Diah mengutarakan, dalam kondisi ini, terkadang pikiran yang pertama kali muncul itu hanya sesaat. Apakah itu baik atau mampu menyelesaiakan permasalahaan hidupnya, maka akan dilakukannya meski tindakan yang dilakukannya melanggar norma.

Apalagi pelakunya wanita. Sebab, kata Diah,  seorang wanita ketika mengalami masalah tekanan hidup, maka yang dibutuhkannya adalah dukungan (suport) dari pasangan hidupnya, orang terdekat (teman), keluarga ataupun lingkungannya yang bisa membantu mengatasi masalah atau beban yang sedang dihadapi tidak didapatkan olehnya.

“Biasanya tindakan seperti itu terjadi spontanitas, karena dimungkinkan pelaku memang sudah memiliki masalah sebelumnya. Ketika adanya pemicu masalah lain, lalu sudah tidak sanggup lagi untuk menanganinya maka jalan pintas itulah yang akan dilakukannya,”terangnya.

Dikatakannya, untuk meminimalisir prilaku-prilaku seperti hal tersebut tdak terjadi lagi, dibutuhkan peran dari semua pihak untuk memperkuat fungsi peran keluarga. Misalnya, di tengah-tengah masarakat, dengan edukasi yang dilakukan pemerintah melalui aparatur Desa ataupun Kelurahan bagaimana memfungsikan dan pentingnya peran dari keluarga.

Kemudian peran dari media, baik itu cetak, online, dan elektronik (televisi) dapat memberikan ruang konsultasi mengenai masalah–masalah keluarga. Karena tidak semua orang yang memiliki masalah itu terkadang tidak mampu dan mau menceritakannya sekalipun dengan orang terdekatnya. Maka dalam mengatasai hal ini, peran media pun sangat diperlukan.

Diberitakan sebelumnya, seorang Ibu muda, Beti Selvia Ningsih (23) warga Dusun Rangai Barat, Desa Rangai Tritunggal, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan tega membunuh anak kandungnya sendiri bernama Revan Adi Wijaya yang masih berusia satu tahun secara sadis di dalam rumahnya, pada Kamis (14/4/2017) sekitar pukul 22.00 WIB.

Bocah nahas tak berdosa tersebut, tewas dengan luka menganga di leher akibat digorok dengan senjata tajam golok oleh ibunya. Namun belum diketahui penyebab pasti, ibu korban Beti ini yang sudah tega menghabisi nyawa putra kandungnya sendiri.

Peristiwa yang membuat geger Kampung nelayan Desa Rangai Tritunggal tersebut, kasusnya telah ditangani aparat kepolisian setempat dan ibu kandung korban, Beti diduga sebagai pelaku pembunuhan sudah diamankan di Mapolsek Tanjungan.