Irham Jafar: Waspadai Ancaman Globalisasi

Irham Jafar: Waspadai Ancaman Globalisasi

Teraslampung.com, Sukadana--Anggota MPR RI Irham Jafar Lan Putra menggelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan (UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di tiga desa di Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur, Senin 15 Desember 2025. Sosialisasi titik pertama dilakukan di Aula Kantor Desa Labuhan Ratu, titik kedua di aula Kantor Desa Sumur Kucing. Sedangkan titik ketiga di Aula Kanor Desa Kedung Ringin. 

Saat Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Labuhan Ratu, Irham Jafar menjelaskan kita harus mewaspadai ancaman globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat. “Dalam dunia yang tanpa sekat seperti sekarang, pergeseran nilai gampang terjadi. Lihat saja, banyak remaja yang terjerat narkoba dan anak-anak yang kehilangan sopan-santun. Ini semua akibat arus globalisasi,” kata Irham.

Oleh sebab itu, kita semua wajib membendung dampak buruk dari era globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi. “Salah satunya dengan menyosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Nilai-nilai luhur Pancasila yang digali dari budaya luhur nenek moyang kita patut ditanamkan kembali di benak bangsa Indonesia, terutama kalangan generasi mudanya. “Perlu terus disosialisasikan agar tidak hilang dari pemikiran generasi muda Indonesia,” kata politisi PAN yang sekarang duduk sebagai anggota Komisi IV DPR RI itu.

Saat Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Sumur Kucing, Irham mengaku risau melihat fenomena banyaknya pelajar yang sudah tidak hafal teks Pancasila. “Itu buah dari dihapusnya mata pelajaran PMP dari kurikulum pendidikan kita. Oleh sebab itu, penyadartahuan mengenai konsep 4 Pilar Kebangsaan perlu terus dilakukan, terutama di kalangan anak-anak muda.”

Pemerintah sedang mengkaji untuk kembali mengajarkan mata pelajaran PMP di sekolah-sekolah. “Mata pelajaran PMP ini penting karena menitikberatkan pada ajaran sopan-santun, budi pekerti, dan nilai-nilai moral,” katanya.

Di Desa Kedung Ringin, Irham Jafar menyebutkan, dewasa ini sudah terjadi pergeseran nilai di masyarakat.

“Apa-apa yang dulu dianggap tabu, sekarang sudah menjadi sesuatu yang lumrah. Budaya gotong-royong, urun rembug, sudah mulai luntur. Masyarakat juga makin gampang terprovokasi untuk terpecah belah,” katanya.

Menurut Irham, masyarakat Indonesia wajib bersyukur dengan adanya Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sebab, Pancasila terbukti ampuh mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan golongan.

“Dengan Pancasila, sekitar 730 suku di Indonesia dapat hidup rukun dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.” (Red)