Gelar Pahlawan Nasional untuk Mantan Residen Lampung Dikukuhkan di Taman Makam Pahlawan Bandarlampung

Menteri Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Soesilo dan Gubernur Lampung Ridho Ficardo usai acara pengukuhan gelar Pahlawan Nasional kepada H.R. Mohammad Mangundriprojo, di Taman Makam Pahlawan Bandarlampung, Jumat (20/2). BANDARLAMPUNG, Terasla...

Gelar Pahlawan Nasional untuk Mantan Residen Lampung Dikukuhkan di Taman Makam Pahlawan Bandarlampung
Menteri Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Soesilo dan Gubernur Lampung Ridho Ficardo usai acara pengukuhan gelar Pahlawan Nasional kepada H.R. Mohammad Mangundriprojo, di Taman Makam Pahlawan Bandarlampung, Jumat (20/2).
BANDARLAMPUNG,
Teraslampung.com–
Menko Kemaritiman Dwisuryo  Indroyono Soesilo mengukuhkan pemberian gelar
Pahlawan Nasional kepada Mayjen.Purn. H.RMohammad Mangundripojo di Taman Makam Pahlawan,
Bandarlampung, Jumat (20/2). Residen Lampung pada 1962 itu pada 14 Agustus 1986 pernah mendapat Bintang Mahaputra Utara dari pemerintah Indonesia.
Secara administratif gelar
kepahlawanan telah diberikan pada 7 November 2014  oleh Presiden Joko Widodo di Istana negara,
mereka di antaranya ;  Mayjen Purn.HRMohammad
Mangundiprojo ,  Djamin Ginting, Sukarni
Kartodimirjo, Abdul Wahab Hasbullah,
Pengukuhan pemberian gelar secara
simbolik dari pemerintah pusat  hari ini
(20/2)  dilakukan  karena makam  Mayjen Purn Mohammad Mangundiprojo terletak di
 Provinsi Lampung tepatnya di Taman Makam Pahlawan  BandarLampung.
Dalam sambutannya, Gubernur Lampung M.Ridho
Ficardo  mengatakan dengan di tetapkannya
gelar kepahalawanan kepada  Mayjen Purn HR
Mohammad Mangundiprojo menjadi kebanggaan dan suri tauladan masyarakat Lampung
karena baru satu pahlawan nasional dari Lampung yakni  Raden Inten II.
 “Penghargaan
ini menggugah kita tentang  pentingnya
nilai nilai pahlawan. Dulu musuhnya terlihat, sekarang musuhnya tidak nampak
dengan jelas  dalam mempertahankan
kemerdekaan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai, mewarisi
perjuangan para pahlawannya,” katanya.
Kakek politikus muda Golkar asal Lampung Dwi Aroem H.R Hediatie dan Heru Sambodo itu dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1905 di Sragen, Jawa Tengah. Pada tahun 1950 hingga 1988 karirnya dilalui sebagai abdi Negara lagi yakni sebagai Pamong Praja, tahun 1950-1955 menjadi Bupati Ponorogo, tahun 1955 Mohamad memperoleh promosi diangkat menjadi Residen Lampung sampai pensiun di tahun 1962, sejak 1971 Mohamad terpilih menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai utusan daerah Lampung hingga 1992.