Fenomena Arinal Djunaidi di Bursa Bakal Calon Gubernur Lampung

TERASLAMPUNG.COM — Meskipun bukan orang Jawa dan tidak fasih tentang filosofi wayang kulit, Arinal Djunaidi menempati posisi tersendiri bagi masyarakat keturunan Jawa yang sudah menjadi warga Lampung. Dalam beberapa bulan terakhir, Arinal rajin...

Fenomena Arinal Djunaidi di Bursa Bakal Calon Gubernur Lampung
Arinal saat tiba di Lapangan Daya Murni, Tumijajar, Tulangbawang Barat, Sabtu malam (8/7/2017).

TERASLAMPUNG.COM — Meskipun bukan orang Jawa dan tidak fasih tentang filosofi wayang kulit, Arinal Djunaidi menempati posisi tersendiri bagi masyarakat keturunan Jawa yang sudah menjadi warga Lampung. Dalam beberapa bulan terakhir, Arinal rajin blusukan di desa-desa/kelurahan/pekon di kabupaten dan kota di Lampung untuk minta doa restu terkait pencalonannya sebagai gubernur Lampung.

Ia datang tidak dengan tangan hampa, tetapi membawa serombongan grup seni pertunjukan wayang kulit yang dipimpin dalang Ki Enthus Susmono. Di sela pertunjukan wayang, Arinal menyapa warga, berkomunikasi intensif, dan membagikan aneka hadiah.

Di sejumlah lokasi pertunjukan, lapangan tak mampu menampung penonton. Penonton meluber hingga ke jalan raya. Mereka setia menahan kantuk semalam suntuk.

Pada tiap pembukaan pertunjukan wayang pakeliran padat itu, Ki Enthus menyelipkan alasan memilih pemimpin yang baik. Arinal pun diidentifikasi sebagai pemimipin yang mumpuni, cakap, berpengalaman komplet di bidang birokrasi, dan dekat dengan masyarakat.

Dalam “atmosfer” tontonan wayang kulit yang digelar tim Jaringan Arinal Berkarya (Jaya), Arinal disebut sebagai Arjuna. Dalam pewayangan, Arjuna adalah tokoh satria tengah Pandawa yang dikenal tampan dan bijaksana. Oleh Ki Enthus, Arjuna juga dipakai untuk menyosialisasikan julukan bagi Arinal yang berarti Arinal Djunaidi.

Sebelum pertunjukan wayang dimulai, Arjuna pun disebut para sinden dan niyaga dalam gending pembuka. Begini bunyi syairnya:

Arjuna, Arinal junaidi,
bakal calon gubernurr Propinsi Lampung,
jadilah pemimpin bijaksana ,
tulus melayani rakyat semoga jadi

 

Syair itu bisa jadi bukan sekadar lirik tembang pembuka pertunjukan wayang yang dipentaskan Ki Enthus Susmono. Lebih dari itu, syair itu juga menjadi secupak doa dan harapan yang pelan dan berulang menelusup ke telinga dan relung hati para penonton.

Hingga awal Juli 2017 tidak kurang dari 15 pertunjukan wayang di kabupaten/kota digelar Arinal Djunaidi bersama Ki Enthus. Arinal menelusup ke jantung hati kerinduan orang Jawa: seni wayang kulit. Memang, di Lampung juga ada sejumlah dalang wayang kulit yang terkenal dengan kualitas lumayan. Namun, kehadiran Ki Enthus Susmono yang berjuluk Dalang Edan karena memang bisa ngedan saat mendalang, telah menancapkan kesan tersendiri di hati para penonton.

Maka itu. ketika lembaga survei Kuadran pada Jumat (14/7/2017) merilis hasil survei yang menunjukkan Arinal Djunaidi menempati posisi keempat dalam hal elektabilitas Pilgub Lampung, sosialisasi Arinal Djunaidi dengan wayangannya menemukan korelasinya. Diyakini, pertunjukan wayang kulit yang digelar Arinal bersama Ki Enthus dan dipublikasikan luas di media massa menjadi andil sangat besar bagi popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas Arinal Djunaidi.

Elektabilitas bakal calon Gubernur Lampung pada Juli 2017 menurut Kuadran

Menurut hasil survei Kuadran yang digelar pada awal Juli 2017 itu, peningkatan elektabilitas Arinal Djunaidi sangat signifikan: dari peringkat 10 pada April 2017 (1 persen) menjadi peringkat 4 pada Juli 2017 (10, 74 persen). Si Anak Bawang (di dunia politik) itu mulia menguntit elektabilitas Herman HN (16,50 persen), Mustafa (16,25 persen), dan Ridho Ficardo (14,25 persen).

Dalam hal elekbilitas ia sudah berada di atas Bupati Lambar dan kader PDIP Mukhlis Basri (2,25 persen), Wagub Lampung dan Ketua DPW PAN Bachtiar Basri (1,00 persen), politikus PKS Almuzamil Yusuf (0,75 persen), mantan Ketua PDI I Golkar Lampung Alzier Dianis Thabranie (0,75 persen), putra Menteri KLH Siti Nurbaya, Ananda Tohpati (0,75 persen), politikus Partai Golkar Azis Syamsudin, dan politikus Gerindra Patimura.

Dari sisi penerimaan masyarakat (akseptabilitas) posisi Arinal juga membaik dengan 17,25 persen. Posisi ini memang masih di bawah Ridho Ficardo (42,52 persen), Herman HN (34,50 persen), dan Mustafa (31,25 persen). Namun, sebagai pendatang baru di dunia politik yang tidak sedang menduduli jabatan penting di birokrasi, hal itu sudah sangat bagus.

Setidaknya, Arinal sudah bisa menggeser pesaing beratnya di partainya sendiri, Alzier Dianis Thabranie (12,25 persen). Dalam hal akseptabilitas Arinal kini juga lebih baik dibanding Bachtiar Basri (7,50 persen), Mukhlis Basri (7,25 persen), dan Azis Syamsudin (5,50 persen).

Persaingan untuk mendapatkan hati warga belum selesai. Masih ada beberapa bulan lagi waktu untuk sosialisasi sebelum KPU Lampung secara resmi membuka pendaftaran bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Lampung dan menyusun jadwal kampanye serta saat pemungutan suara. Elektabilitas para bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur versi beberapa lembaga survei masih bisa berubah pada beberapa bulan ke depan. Satu yang pasti: yang bekerja keras dan bermodal besar berpeluang menangguk simpati calon pemilih. Sebaliknya: yang hanya modal pasang baliho dan rajin menebar senyum ke komunitas kecil akan lebih kecil pula peluangnya meraih simpati.

Oyos Saroso H.N.