Demo Sopir Angkot, Minta Pemerintah Naikkan Tarif Angkutan
Zainal Asikin/teraslampung.com Antrean di SPBU. (dok viva.co.id) BANDARLAMPUNG-Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Senin malam, (17/11). Sejumlah pengemudi Angkutan Kota (Angkot) Kota Bandarlampung, yakni jurusan Telukbetung-Tanju...

Zainal Asikin/teraslampung.com
Antrean di SPBU. (dok viva.co.id) |
BANDARLAMPUNG-Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Senin malam, (17/11). Sejumlah pengemudi Angkutan Kota (Angkot) Kota Bandarlampung, yakni jurusan Telukbetung-Tanjungkarang menggelar aksi mogok selama setengah hari menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Begitu juga dengan angkutan jurusan Perumnas Tanjungkarang melakukan aksi di dua jalur Jalan Sultan Agung, untuk angkot jurusan teluk melakukan aksi di Lungsir.
Dari pantauan teraslampung.com sejumlah pengemudi angkutan kota meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) agar menyesuaikan menaikkan tarif angkutan kota. Dengan naiknya harga BBM ini sangat berdampak pada penghasilan mereka sebagai pengemudi angkutan kota.
Salah satu pengemudi angkot jurusan Telukbetung-Tanjungkarang, Jepri mengatakan, dirinya melakukan aksi ini dengan naiknya harga BBM mulai semalam, ia meminta agar Pemerintah Kota bisa menyesuaikan tarif angkutan.
“Ya harga BBM nya kan sekarang sudah naik, yang jelas ongkosnya juga harus naik dong. Kalau ongkosnya gak naik, terus kami kerja sebagai supir mau dapat apa gak mungkin kalau mau dapat capeknya aja,”kata Jepri, Selasa, (18/11).
Sementara itu, dihubungi terpisah ketua dewan Pembina Perhimpunan Pemilik dan Pengemudi Angkotan Kota se-Bandarlampung (P3ABL), Nelson mengatakan, bahwa jumlah keseluruhan kendaraan angkutan kota (Angkot) yang ada di Bandarlampung sebanyak 1.204 dan sebelas trayek. Dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), terpaksa dirinya menaikan tarif untuk seluruh angkutan kota (Angkot) di Bandarlampung sebesar 20 persen. Yakni dari harga sebelumnya sebesar Rp 2.500 menjadi Rp 3.000 dan keputusan tersebut diambil sepihak oleh P3ABL.
“Ya naiknya tarif (ongkos) sebesar 20 persen itu hanya sementara, sambil kami menunggu bagaimana hasil keputusan nantinya tentang kenaikan tarif itu. Ya dengan terpaksa, mau tidak mau kami harus menaikan tarifnya karena para supir angkutan mengeluh dengan naiknya BBM ini,”kata Nelson melalui ponselnya, Selasa (18/11).