Tsunami Selat Sunda: Korban Meninggal di Pesisir Lamsel 113 Orang, 33 Hilang

Zainal Asikin | Teraslampung.com LAMPUNG SELATAN — Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Indonesia Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Lampung menyatakan jumlah korban meninggal dunia pasca terjadinya gelombang tsunami yang mengh...

Tsunami Selat Sunda: Korban Meninggal di Pesisir Lamsel 113 Orang, 33 Hilang
Kabid Dokkes Polda Lampung, Kombes Pol Andri Bandarsyah,menjelaskan data terbaru jumlah korban tsunami Selatan Sunda di wilayah Lampung.

Zainal Asikin | Teraslampung.com

LAMPUNG SELATAN — Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Indonesia Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Lampung menyatakan jumlah korban meninggal dunia pasca terjadinya gelombang tsunami yang menghantam wilayah pesisir Lampung Selatan mencapai 112 orang dan korban hilang sebanyak 33 orang.

Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Dokkes Polda Lampung, Kombes Pol Andri Bandarsyah saat menyampaikan press reles di Posko Antemortem DVI RSUD Bob Bazar Kalianda, Rabu 26 Desember 2018 sekitar pukul 11.35 WIB.

“Jenazah yang sudah teridentifikasi hari ini, sebanyak 110 orang dan 2 jenazah lagi belum teridentifikasi,”kata Kabid Dokkes Polda Lampung, Kombes Pol Andri Bandarsyah, di Posko Antemortem DVI RSUD Bob Bazar Kalianda, Rabu 26 Desember 2018.

Andri mengutarakan, pada  Selasa kemarin 25 Desember 2018 hingga pukul 17.00 WIB, tim DVI Bidokkes Polda Lampung telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 6 jenazah.

Keenam jenazah itu adalah, Aisyah (50), warga Desa Way Muli, Emazahrto (74) warga Dusun 1 Rajabasa dan Arisah (52), warga Rajabasa dan ketiganya teridentifikasi berdasarkan dari sidik jari.

Kemudian, lanjut Andri, yakni korban Kholifah (1,2 tahun), warga Desa Way Muli berdasarkan dari properti seperti cincin dan anting yang dikenakannya. Tiara (12), warga Desa Way Muli berdasarkan properti dan medis dan Riski Pratama (2), warga Desa Way Muli berdasarkan properti baju dan celana.

“Sementara jumlah warga yang dilaporkan hilang yang diterima oleh kami di Pos Antemortem RSUD Bob Bazar Kalianda, tercatat sebanyak 33 orang. Namun beberapa orang sudah ditemukan, dan saat ini masih dalam proses identifikasi,”ungkapnya.

Dia pun menghimbau kepada masyarakat yang belum menemukan keluarganya, agar dapat segera datang melaporkan ke Pos Antemortem di RSUD Bob Bazar Kalianda dan di Desa Way Muli. Dengan catatan, yakni membawa data pembanding antemortem dan posmortem.

“Jadi untuk proses identifikasi, data pembanding dari keluarga korban sangat diperlukan sekali. Seperti data primer semisal DNA, sidik jari, gigi dan lainnya. Selain itu juga, data sekunder seperti barang yang melekat di tubuh korban seperti perhiasan dan pakaian,”jelasnya.

Sementara Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Sulistyaningsih mengatakan, pihaknya juga telah menyediakan dua nomor pusat layanan tanggap darurat bencana yang bisa dihubungi apabila ada informasi yang sifatnya segera.

“Jika ada informasi sifatnya segera dan harus, masyarakat bisa langsung menghubungi ke nomor ponsel 0821-7564-4445 dan 0821-7564-4446. Jadi silahkan dicatat dan disimpan,”ungkapnya.

Dikatakannya, korban meninggal dunia, diperkirakan masih akan bisa bertambah. Pasalnya, masih ada warga yang melaporkan anggota keluarganya hilang. Seperti di Desa Way Muli Timur, warga yang dilaporkan hilang dan belum diketahui nasibnya.

Polda Lampung dan Jajaran bersama TNI dan juga Pemda setempat, lanjut Sulis, telah mendirikan Posko Tanggap Darurat di Desa Way Muli dan Desa Kunjir yang merupakan dua desa terkena dampak paling parah akibat terjangan gelombang tsunami pada Sabtu 22 Desember 2018 malam lalu.

“Posko lainnya juga, telah didirikan di beberapa desa lainnya yang terkena dampak terjangan gelombang tsunami. Bahkan bantuan untuk para korban, terus mengalir berdatangan dari berbagai pihak,”tukasnya.