Soal Uang Koperasi Betik Gawi,Ratusan Pensiunan Guru SD Gelar Aksi di Kantor Pemkot Bandarlampung

TERASLAMPUNG.COM — Ratusan pensiun guru Sekolah Dasar (SD) anggota Koperasi Betik Gawi Kota Bandarlampung menggelar aksi di kantor Pemkot mempertanyakan tabungan mereka yang sudah puluhan tahun tidak kunjung cair. BACA: Ini Alasan KPRI Betik Ga...

Soal Uang Koperasi Betik Gawi,Ratusan Pensiunan Guru SD Gelar Aksi di Kantor Pemkot Bandarlampung
Wakil Walikota Deddy Amarullah di depan para peserta aksi.

TERASLAMPUNG.COM — Ratusan pensiun guru Sekolah Dasar (SD) anggota Koperasi Betik Gawi Kota Bandarlampung menggelar aksi di kantor Pemkot mempertanyakan tabungan mereka yang sudah puluhan tahun tidak kunjung cair.

BACA: Ini Alasan KPRI Betik Gawi Bandarlampung Tolak Anggotanya Berhenti Jadi Anggota

Para pensiunan guru tersebut mengaku sudah memperjuangkan nasib mereka sejak tahun 2020 dimana hak mereka tidak dipenuhi oleh koperasi yang anggotanya para guru SD itu. Hak-hak para guru yang ditagih oleh pensiunan guru tersebut berkisar Rp20 – Rp30 juta/orang.

Salah seorang peserta aksi, Berti (65), mengaku menjadi anggota koperasi Betik Gawi sejak 1984 dan tiap bulan dari gajinya dia dipotong Rp175 ribu.

“Saya sejak menjadi guru tahun 1984 sudah menjadi anggota koperasi dan tiap bulan gaji saya dipotong Rp175 ribu,” jelasnya di halaman Pemkot Bandarlampung, Senin 9 September 2024.

Tidak jauh berbeda dengan nasib Hasnah (67) dia memperjuangkan hak-nya sejak tahun 2020. Namun hingga kini hak-nya belum juga dipenuhi oleh koperasi itu.

“Uang saya di koperasi itu sekitar Rp30 juta dan saya sudah memperjuangkan hak saya ini sejak tahun 2020 sampai sekarang zonk. Ini yang membuat saya dan kawan-kawan kecewa ditambah lagi persoalan ini sudah lama muncul tapi Pemkot tidak ada tindakan,” ungkapnya.

“Kami bekerja selama 40 tahun dizolimi, uang kami para guru itu di koperasi Betik Gawi puluhan sampai ratusan milyar,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Deddy Amarullah yang menemui peserta aksi berjanji akan memperjuangkan hak-hak para pensiunan guru tersebut.

“Saya akan memperjuangkan hak ibu-ibu tolong kami diberikan waktu untuk menyelesaikannya. Langkah pertama kami akan mengaudit aset koperasi setelah tahu baru ada langkah kongkret. Dan saya akan memperjuangkan hak para pensiunan itu,” ujar Deddy.

Para pensiunan guru SD yang rata-rata berusia diatas 60 tahun menggelar aksi dimulai dari kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dilanjutkan berjalan kaki sejauh 1,2 km menuju kantor Pemkot Bandarlampung. Meski dari salah seorang peserta aksi ada yang mengaku baru dirawat di ICU tiga hari yang lalu, tapi selama para pensiunan guru tersebut menggelar aksi semuanya aman-aman saja.

Dandy Ibrahim