Kejaksaan dan Petani di Lampung Panen Raya, Sinergi Dorong Ketahanan Pangan Nasional
TERASLAMPUNG.COM–Hamparan persawahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, menjadi saksi semangat kolaborasi Kejaksaan RI dengan para petani melalui program “Petani Mitra Adhyaksa” membuahkan hasil yang membanggakan dalam ra...

TERASLAMPUNG.COM–Hamparan persawahan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, menjadi saksi semangat kolaborasi Kejaksaan RI dengan para petani melalui program “Petani Mitra Adhyaksa” membuahkan hasil yang membanggakan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.
Sebagai bagian dari upaya percepatan swasembada pangan nasional, Kejaksaan menggelar panen raya dan tanam musim kedua tanam (MT III) , Kamis (14/8/2025) di lahan persawahan Gapoktan di Dusun 4 Bedeng 12B, Kampung (Desa) Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. Panen raya ini, tercatat seluas 4.098 hektar sawah dipanen dengan hasil produksi gabah mencapai 28.688 ton.
Petani di Kampung (Desa) Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah ini salah satu binaan Kejaksaan Negeri (Kejari) Lampung Tengah dalam program “Petani Mitra Adhyaksa” sebagai terobosan pendampingan terhadap petani, mulai dari bibit, teknologi, hingga perlindungan hukum.
Kegiatan panen raya ini dihadiri Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto, Jaksa agung Muda Intelijen (Jamintel) Reda Manthovani, Dirjen dari kementerian terkait, anggota DPR RI, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Kajati Lampung Danang Suryo Wibowo, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo, Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya, Kajari Lampung Tengah Tommy Adhiyaksahputra, Forkopimda, Kepala Desa se-Kecamatan Trimurjo, dan perwakilan Gapoktan se-Kabupaten Lampung Tengah.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto memberikan apresiasi atas sinergitas (kolaborasi) strategis Kejaksaan dan petani melalui program “Petani Mitra Adhyaksa” dalam membangun ketahanan pangan nasional. Program ini, sejalan dengan Astacita ke-6 Presiden RI Prabowo Subianto yakni membangun dari desa.
“Kita semua tahu, sumber pangan itu berasal dari desa. Saya mengapresiasi setinggi-tinginya kepada Kejagung, Kejati Lampung, Kejari Lampung Tengah memalui program “Petani Mitra Adhyaksa” pada momen panen raya ini,”kata Yandri kepada awak media, Kamis (14/8/2025).
Yandri mengatakan, pembangunan ekonomi dari desa sangat krusial, karena mengingat desa ini menjadi tulang punggung sebagai penyedia pangan nasional. Sementara kementeriannya memiliki alokasi sekitar 20 persen Dana Desa (DD) khusus untuk ketahanan pangan, kedepan akan dikolaborasikan lebih intensif dengan program Kejaksaan seperti Jaga Desa.
“Dari total DD mencapai Rp71 triliun, sekitar Rp14 triliun bisa diarahkan untuk mendukung program-program produkstif pertanian seperti budidaya padi, jagung dan singkong yang potensial di Lampung. Kita akan pastikan, anggaran DD tidak bocor dan tepat guna,”ujarnya.
Kolaborasi antara Kejaksaan dan petani ini, kata Yandri, menjadi salah satu trategi konkret dalam mengintegrasikan pendekatan penegakkan hukum dengan pembangunan kesejahteraan masyarakat desa. Selain itu, tak hanya memastikan pemanfaatan Dana Desa (DD) berjalan transparan, tetapi juga berdampak langsung untuk produktivitas dalam sektor pertanian.
“Jadi kalau petaninya kita dampingi, distribusi pupuk tidak bermasalah dan panennya berhasil, maka kesejahteraan petani akan jadi kenyataan. Hal ini, sedang dibangun oleh Pemerintah bersama Kejaksaan dan para petani,”kata dia.
Jaksa agung Muda Intelijen (Jamintel), Reda Manthovani mengatakan, bahwa keberhasilan panen raya yang dilaksanakan hari ini bukan hanya berdampak terhadap daerah saja, namun berpotensi memberi dampak domino dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Menurutnya, ketahanan pangan merupakan hal wajib bagi sebuah negara. Oleh karena itu, Kejaksaan hadir mendampingi petani, menguatkan transformasi pertanian dan memastikan petani mendapatkan rasa aman serta keadilan.
“Keberhasilan ini (panen raya), ada efek domino yang luar biasa tentunya. Kami berharap, teman-teman Forkopimda di daerah lain bisa ikut serta mendukung program pemerintah pusat dalam ketahanan pangan,”kata Reda.
Reda juga mengisyaratkan, bahwa program “Petani Mitra Adhyaksa” ini, membuktikan sinergi antara aparat penegak hukum dan masyarakat bisa menghasilkan dampak besar, dan ini selaras dengan cita-cita Presiden untuk memperkuat ketahanan pangan di desa-desa.
Menurutnya, program ini menjadi terobosan kejaksaan di bidang ketahanan pangan, oleh karena itu akan diperluas lagi ke daerah-daerah lainnya khususnya di wilayah Sumatera termasuk Lampung dan beberapa Provinsi strategis lainnya.
“Tentu program ini akan kami perluas, karena membawa tren positif. Keberhasilan panen raya di ini, akan kami tebarkan dan kembangkan lagi ke darah lainnya di Provinsi Lampung dan wilayah Sumatera. Target kami, bisa kita sebarkan program ini ke seluruh Indonesia,”pungkasnya.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal menyambut baik program “Petani Mitra Adhyaksa” di Provinsi Lampung, karena program ini sebagai titik pertama pelaksanaan di Pulau Sumatera. Provinsi Lampung, sangat layak menjadi pusat percontohan karena peran strategisnya sebagai lumbung pangan nasional.
“Lampung, memang salah satu Provinsi penunjang beras nasional. Kehadiran Adhyaksa (Kejaksaan) sebagai mitra petani merupakan inspiratif cerdas, ini membuktikan bahwa urusan pangan bukan hanya tanggungjawab petani saja melainkan kita bersama,”kata Mirza.
Bahkan Gubernur Mirza mengapresiasi Kejaksaan yang melakukan pendekatan kepada para petani di Lampung dalam memberikan pendampingan, hal ini sebagai bentuk pencegahan akar permasalahan sosial dan ini sangat strategis.
Ia berharap, dukungan Kejaksaan melalui program pendampingan ini, dapat membantu petani keluar dari jerat kemiskinan dan mengamankan harga gabah sesuai kebijakan Presiden.
“Kami bangga Lampung Tengah menjadi pionir program yang didukung oleh Kejaksaan. Ketika petani makmur, maka problem-problem yang muncul karena ketidakadilan, kemiskikan, dan kriminalitas itu akan berkurang. Ini adalah bukti, ketahanan pangan tidak hanya tanggung jawab pertanian, tapi kerja bersama semua pihak,”ujarnya.
Gubernur Mirza juga menyampaikan, sektor pertanian sebagai penopang hidup 80 persen masyarakat Lampung. Namun lahan produktif, semakin menyusut setiap tahunnya. Selain itu tantangan di lapangan mengenai harga gabah yang dirasa belum seragam, meski pemerintah pusat telah menetapkan harga gabah tersebut sebesar Rp6.500/kilogram.
“Pak Presiden sudah menetapkan harga gabah Rp6.500/Kg pada acara MTI belum lama ini, tapi ada beberapa tempat di Lampung belum menerapkan dan ini perlu kita kawal bersama. Kalau harganya bisa merata, petani makin semangat dan Lampung akan tumbuh lebih kuat soal pangan,”pungkasnya.
Pada panen raya terebut, juga dilakukan penyerahan bantuan alat sarana produksi pertanian (Alsintan) sepeti hand traktor, combine harvester, mesin pompa air, mini rice transplanter, belerang, pestisida dan benih padi.
Selanjutnya, kegiatan ditutup dengan penanaman musim tanam ketiga dalam program Petani Mitra Adhyaksa secara bersama-sama meski ditengah guyuran hujan, namun tidak menyurutkan langkah meraka. Hal ini menandai komitmen bersama untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dari Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Kegiatan panen raya ini menjadi bukti nyata sinergi antara Pemerintah, Bulog dan petani dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini juga, mendukung ketersediaan beras bagi masyarakat.
Zainal Asikin/ Teraslampung.com