HUT Lampung, Gubernur dan Wagub Diarak dengan Adat “Nyambut Tamuy Agung” Menuju Kantor DPRD

Adat ‘nyambut tamuy agun’ didepan Kantor DPRD Lampung, Rabu pagi (18/3) BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com–NUansa berbeda mewarnai peringatan HUT ke-51 Provinsi Lampung yang jatuh pada 18 Maret 2015. Tidak seperti biasanya, m...

HUT Lampung, Gubernur dan Wagub Diarak dengan Adat “Nyambut Tamuy Agung” Menuju Kantor DPRD
Adat ‘nyambut tamuy agun’ didepan Kantor DPRD Lampung, Rabu pagi (18/3)
BANDARLAMPUNG,
Teraslampung.com–
NUansa berbeda mewarnai peringatan HUT ke-51 Provinsi Lampung yang jatuh pada 18 Maret 2015. Tidak seperti biasanya, menjelang rapat istimewa DPRD digelar, Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo dan Wagub Bachtiar Basri yang dianggap sebagai orang penting dan mulia diarak dengan adat Lampung
nyambut temuy agung kanjauan .
Itu adalah sebuah arak arakan untuk menyambut tamu agung atau tamu sangat penting. Arak-arakan dilakukan  dari halaman Kantor Gubernur menuju Gedung
DPRD Provinsi Lampung  yang hanya berkarak beberapa puluh meter. 
Gubernur perlu diarak karena dia akan menghadiri menghadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi
Lampung dalam rangka HUT ke-51 Provinsi Lampung di Gedung DPRD  Lampung, 
Bagi warga asli suku Lampung, acara arak arakan semacam itu biasanya lazim diadakan khusus untuk menyambut tamu
yang berasal dari kalangan pejabat tinggi pusat atau daerah. Arak- arakan  ini biasanya diawali dengan atraksi pencak
silat. Selain sebagai ungkapan khazanah seni, atraksi pencak silat fungsinya mengamankan atau  melapangkan jalan yang aka dilalui rombongan
atau iring – iringan tamu, 
Rombongan arak – arakan ini
biasanya terdiri dari dua  orang
berpakaian adat disebut ragah toho, tiga orang ibu – ibu berpakaian adat
yang disebut bubay toho,  seorang ibu
berpakaian adat yang disebut maju, mewakili kerabat, sedang seorang ibu lagi
yang berpakaian adat disebut mirul, yaitu saudara perempuan dari pihak yang
mempunyai hajat, yang statusnya sudah berkeluarga.
Menurut Ketua Rombongan Gubernur Lampung, Kohar Usman Gelar Pangeran Sindapati, adat menyambut tamu  ini termasuk dalam Lampung
pepadun, Abung, Pubian , Megow Pak, Way kanan, dan  Sungkai.