Drama Antigone Karya Sophokles (4)
Penerjemah: Rendra Dok: wikipedia STASIMON I PEMIMPIN PADUAN SUARA Banyak hal menakjubkan di dunia PADUAN SUARA Dan yang paling menakjubkan adalah manusia. Ketika ombak mengamuk di samudera, ia berlayar mengarunginya. Di m...
| Dok: wikipedia |
I
PADUAN SUARA
hal menakjubkan di dunia
SUARA
yang paling menakjubkan adalah manusia. Ketika ombak mengamuk di samudera, ia
berlayar mengarunginya.
musim hujan, musim kemarau, musim salju ia menggarap bumi. Menangkap burung di
udara, menjala ikan di samudera dan di rimba di padang belantara, binatang liar
dijinakannya
cuaca buruk, angina dan mentari, ia bikin gubug, rumah dan istana. Ia cipta
bahasa untuk bicara, ilmu alam untuk bekerja dan ilmu memerintah untuk hidup
bersama
berbagai penyakit, ia temukan obatnya. Ya, hampir semua penyakit kecuali ajal
namanya. tetapi bakat manusia juga mengandung bencana bila salah dijaga, bila
salah tempatnya, bila salah waktunya. Undang-undang adalah unsur penjagaan,
undang-undang menjaga kehidupan, undang-undang mencegah kekacauan
sejak dulu kala, rakyat dan penguasa harus memandang undang-undang, harus
membela dan menjaganya. Demi menjaga keutuhan dan keadilan. Rakyat atau raja
harus ditentang bila membangkang undang-undang
PADUAN SUARA
Astaga! Si kapitan kembali tiba! Dan lihat siapa yang dibawanya!? Antigone! O,
dewa, dahulu bapaknya dan kini dia! kenapa kamu dungu!? Melanggar undang-undang
negaramu!?
II
dia orangnya. inilah penjahatnya. ia yang telah tertangkap basah. Di mana Creon
SUARA
di sana! nah, itu dia!
aku tiba sudah nampak bencana. Apa maknanya?
bila dipikir makian apa yang kudapat tadi, rasanya akan sungkan untuk
cepat-cepat balik kemari. Tapi toh aku datang juga. AKu bawa gadis ini. AKu
tangkap ia ketika sedang mengurus mayat yang terlarang. AKu yang tangkap dia,
bukan orang lain. jadi sekarang aku serahkan untuk diadili. Sesudah itu bila
dijinkan aku akan segera pergi
aku laporan selengkapnya
ini mengurus mayat Polyneicies. Begitulah
kamu bohong, parah akibatnya
menyaksikan ia mengurus mayat yang menurut perintah Anda tak boleh dijamah.
masih kurang jelaskah
ingin mendengar bagaimana kamu menangkapnya
Begitu aku kembali dengan makian Anda masih terngiang di telinga, segera kami
bersihkan mayat itu dari debu dan kekembangan. lalu kami biarkan saja barang
busuk itu terbuka. Kemudian kami duduk di tanah yang lebih tinggi, menghindar
dari bau busuk mayat itu.
setiap orang memaki dan berteriak mendesak pada orang orang yang mendapat
giliuran jaga agar mengorek tanah yang menimbunnya. Ia menjaga hingga tengah
hari waktu matahari tepat di puncak bukit. Tiba-tiba datang hujan debu, angina
puyuh dan dedaunan berjatuhan.
pun merapatkan mata agar terhindar dari alam yang murka. Akhirnya ketika semua
telah mereda, kami lihat gadis ini – menangis – seperti induk burung yang
menangisi sarangnya yang kosong – ia melongo melihat mayat saudaranya
terbongkar dari timbunan. Lalu ia mulai mengeluarkan kutuk dan serapah.
kemudian ia timbuni lagi mayat itu dengan debu, bahkan ia perciki juga dengan
air suci yang ia bawa dalam sebuah guci.
kami lihat itu semua, tentu saja segera kami tangkap dia. Nampaknya ia
tenang-tenang saja. kami tuduhkan kesalahannya dan ia pun mengaku. Juga
diakuinya bahwa ia pulalah yang melakukan pelanggaran terdahulu.
aku sekarang setengah senang setengah susah. Senang karena sudah terbukti tak
bersalah, susah karena orang lain dapat susah – yah, yang jelas kini aku
selamat!
yang matamu tunduk ke bumi. Apakah kamu mengaku salah di depan kami?
akan kuingkari. Semua aku yang lakukan!
kamu boleh pergi. Di dalam hati bagus kamu bersyukur diri. Antigone, katakana
cepat. Kamu sudah tahu semua perintah dan laranganku?
saja. Semua jelas makna dan bunyinya
kamu lakukan semua itu sendiri?
dulu. Ini undang-undang siapa? Manusia atau dewata? Bukankah upacara pemakaman
adalah upacara agama dan dengan begitu masuk wilayah undang-undang dewata? Aku
tidak menganggap bahwa undang-undang raja lebih tinggi dari undang-undang
dewata.
juga, Anda adalah manusia. Dan manusia itu fana. Peraturan surga tidaklah fana,
melainkan baka. Aku harus hadapi di hari mati nanti. Tanpa dijatuhi hukuman
mati aku toh akan mati juga. jadi apa bedanya mati lebih pagi?
bagi orang yang hidupnya tak takut mati. hidup yang kosong menyerah tanpa daya,
lebih berat kuderita. Aku tak bisa diam saja melihat mayat saudaraku tak diberi
upacara sebagaimana layaknya. (Kepada Pemimpin Paduan Suara) Mungkin aku, kamu
sebut dungu, tapi bagiku, kamu lemah dan tak punya pendirian
SUARA
bagai karang ia. Seperti bapaknya! teguh tak gampang tergoda!
kenal sungguh watak yang kukuh. Sekali kubentur akan rapuh. Biarpun baja, ada
juga kelemahannya. Kuda yang galak bisa jinak dengan rumput sekotak. itulah
yang dia butuhkan; kendali! gadis ini mengerti ia bersalah, namun merasa bangga
dan megah. bila hal ini aku diamkans aja, maka sebut ia lelaki dan aku wanita.
tak peduli kalau ia kemenakanku. Aku tak peduli kalau ia paling dekat di
hatiku. ia dan Ismene tak akan bebas dari hukuman. Ya, aku tahu Ismene juga
ikut terlibat dalam hal ini. Tangkap dia! AKu lihat ia diberanda istana bicara
seorang diri, seperti setengah gila. Ya, itulah siksaan batin, akibat
menyembunyikan dosa
kematianku belum cukup? Apalagi yang masih ingin Anda inginkan?
itu sudah cukup bagiku
yang Anda tunggu. Pendirian kita saling bertentangan. tak ada harapan untuk
diakurkan. Bagiku tak ada alas an untuk mati yang lebih bagus dari ini. Mati
membela upacara agama untuk seorang saudara! Orang-orang ini juga berada di
pihak saya. tetapi mereka takut untuk bicara.
Tak ada orang yang setuju denganmu!
setuju denganku. Mereka terpaksa takut kepadamu
patuh. Hanya kamu yang kukuh! kamu dungu dan tak punya malu!
kenapa malu? Malu karena membela jenazah saudaraku?
juga saudaramu!
saja
kenapa kamu tidak setia padanya?
ia masih ada, maksudku pun akan didukungnya
akan setuju pada sikapmu atas Polyneicies?
saudaranya, bukan budaknya!
menyerbu kotanya sendiri! tapi eteocles mempertahankannya
tidak mempengaruhi upacara pemakaman menurut agama
dan lawan toh tidak sama!
mati, menurut adapt upcara tidak ada bedanya
kita taoh tak bisa menjadi kawan setelah mati
aku dihadapkan pada pengelompokkan, maka akan kupilih persatuan dan keakuran.
bukan perpecahan dan kebencian
Aku dikubur. Pendirianku tak akan luntur. Oleh wanita tak akan mungkin aku
digusur
PADUAN SUARA
lihatlah! Ismene!
SUARA
Ismene. Di situ kamu menangis tersedu. Kamu tangisi saudarimu. Wahai bencana,
awan dukacita menutup kemolekannya
kini kamu! Tenang-tenang menghanyutkan, diam-diam berbahaya. Sukar dibayangkan
kalau selama ini aku piara dua ular di dalam rumahku, siap memagut tangan yang
menyuapinya.
bagaimana, kamu mau mengaku kalau kamu selama ini terlibat dalam pelanggaran
perintahku?
kerjakan apa yang ia kerjakan. Aku terlibat dan rela mendapat hukuman
benar! Kamu tidak mau membantuku dan aku menolak campur tanganmu
mendapat susah. AKu ingin menemanimu dalam penderitaan
wafat tahu siapa yang berbuat. Kamu tidak berbuat, jadi tidak perlu terlibat
seorang saudari, kenapa kamu sampai hati menolak aku untuk membelamu, mengikuti
mati?
kamu asal ikut-ikutan. Jangan pula mengaku apa yang tidak kamu lakukan. Aku
pergi mati. Satu kematian telah cukup memadai
gunanya hidup sendiri, tanpa kamu
ada tambatan kasihmu; Creon! Betapapun ia pamanmu
berusaha menyakiti hatiku. Kenapa?
aku mengejek kamu, tapi sungguh mendalam perasaanku
hanya ingin tahu, betapa aku ingin membantumu
begitu, selamatkan dirimu. Itu sudah cukup
tidak kuharapkan. Kematianmu ingin pula aku rasakan
ucapan kita dulu. kamu pilih hidup, dan aku memilih mati
itu aku tidak mengungkapkan isi hatiku yang terdalam
waktu itu suaramu penuh kesadaran
hukuman ini harus kita tanggung bersama
repot-repot. Kamu tidak akan mati. Tetapi aku sudah menyerahkan hidupku untuk
kematian
gadis ini! yang satu sudah lama gila, yang satunya mau ikut-ikutan pula
warasnya orang di dalam penderitaan, ada juga akibatnya di dalam pikiran
yang terlihat pada kamu! Kamu ikut-ikutan penjahat dan ikut mengaku pula
kesalahannya
bisa aku hidup tanpa dia
dia! Mati justru akan membersihkannya
Anda akan menghukum mati tunangan putera Anda?
banyak wanita lain di dunia
mereka sudah sejiwa
akan kuijinkan puteraku beristri wanita urakan!
yang malang. Begitulah rupanya sifat ayahmu.
itu nanti di neraka.
benar-benar berniat memisahkan mereka berdua?
aku yang memisahkan, tapi maut yang melakukan.
ada jalan lain lagi? Sudahkah pasti ia mati?
jelas pasti. Cukup sampai di sini. Pengawal, singkirkan dia! Sangat penting
menguasai kendali wanita. Bagi yang lain, itulah pelajaran. Betapapu beraninya
seseorang di depan maut, ia pasti tergoncang.







