Drama Antigone Karya Sophokles (3)
PENERJEMAH: RENDRA EPISODION I PEMIMPIN PADUAN SUARA Wahai Creon yang datang tergesa, Anda adalah penguasa Negara Di wajah Anda nampak ada maksudnya, sudah jelas Anda ingin bicara CREON Rakyatku, Negara kita baru saja melewati prahar...

I
PADUAN SUARA
Creon yang datang tergesa, Anda adalah penguasa Negara
wajah Anda nampak ada maksudnya, sudah jelas Anda ingin bicara
Negara kita baru saja melewati prahara. Tetapi dewata telah menuntun kita pada
kemenangan. Kenapa aku panggil kamu? Sebab aku tahu bahwa kamu telah bersikap
setia pada Latus, raja Thebes yang dulu dan sesudah itu. Ketika Olimpus, putera
Laius menolong Negara tapi kemudian kembali mengacaukannya, kamu pun selalu
menunjukkan keteguhan menempuh jalan tengah.
sekarang Laius dan Oidipus telah wafat. maka berdasarkan adapt istiadar, aku
telah mewarisi tahta. Penguasa baru bisa dinilai setelah ia mempergunakan
kekuasaannya. Aku tidak menghargai raja diberi kuasa tapi ragu-ragu dalam
mempergunakannya untuk maksud yang baik. Bukanlah watak saya untuk bersikap
jinak dan menghindari persoalan. Aku bukanlah orang yang akan duduk
tenang-tenang sementara Negara terlanda kekacauan. Demikian pula, aku bukan
jenis orang yang lemah atas lawan Negara. Dewa menjadi saksi bahwa aku senasib
dan seperuntungan dengan negaraku.
Negara harus musnah, pembela Negara harus di bina. Begitulah pedomanku. Dengan
pedoman ini, aku akan memimpin Negara kea rah kemakmuran, aman dan sejahtera.
itu pulalah yang telah kupakai dalam menetapkan pendirianku terhadap Eteocles
dan Polyneiceis, kedua putra Oidipus yang telah saling berperang dan gugur
bersama itu.
pedoman itu, maka Eteocles yang telah gugur dalam mempertahankan kota dari
serangan lawan akan mendapatkan penguburan dengan upacara kebesaran. Sebaliknya
terhadap Polyneicies yang telah menyerang Negara dan hendak merebut tahta akan
dikenakan hukuman, jenazahnya tidak boleh dimakamkan dan tidak boleh di beri
upacara, biarkan saja terkapar di tempat terbuka supaya dicabik-cabik oleh
gagak dan serigala.
pendirianku! Seorang pembangkang tak boleh diperlakukan sama seperti terhadap
seorang pahlawan. Adalah pendirianku bahwa orang yang setia pada Negara harus
dihargai selagi ia hidup, maupun sesudah ia mati.
SUARA
mengerti maksudmu. Sabdamu menjadi undang-undang, dan kamu mengatur hidup mati
rakyatmu.
menurut pendapat kalian tentang peraturan baru dariku?
SUARA
kami masih muda, kecaman kami tentunya ada…
bisa dirubah lagi. Peraturan sudah ditetapkan, perintah sudah diturunkan. mayat
sudah dijaga
SUARA
dilanggar, apakah hukumannya?
adalah hukumannya. Tegas dan sederhana
SUARA
apsti nanti ditaati. Siapa orangnya yang berani mati!?
kamu salah kira. Sifat manusia gampang lupa. Untuk uang, mereka rela menempuh
bahaya
KAPITAN
aku datang menghadapmu. Aku tak bisa pura-pura capek dan tergesa-gesa. Aku
banyak berganti pikiran di jalan. Sekali aku pikir “Kenapa buru-buru? Kamu
pasti akan dihukum begitu sampai” Lalu dipotong pikiran lain lagi “Kenapa
lamban? Kamu akan dihukum lebih berat bila Creon tahu hal ini dari orang lain”
dirintangi kebimbangan, aku berjalan lebih lambat lagi. maka perjalanan pendek
menjadi perjalanan panjang.
betapapun aku sampai. Dan sekarang aku akan melaporkan apa saja yang mesti aku
laporkan. Biarpun seandainya Anda sudah dengar, akan tetap aku laporkan.
jadi aku sudah bulat tekad untuk menghadapi akibat-akibat jelek. Kita toh tak
bisa mencegah takdir, bukan?
apa saja yang menyebabkan kamu jadi putar otak macam ini?
dulu aku mau menjelaskan kedudukanku. Bukan aku yang melakukan dan tidak
melihat yang melakukan – Jadi, tuanku, sudah terang aku tidak bersalah
dewa, sampaikan dulu laporanmu! Sesudahnya enyahlah!
baik. intinya begini. Seseorang telah menimbun mayat Polyneicies dengan tanah
dan melakukan upacara pemakaman untuknya.
begitu edan dan bodoh? Siapa dia?
tahu. Tak ada bekas sekop di tanah. Tanahnya keras dan kering, namun tak ada
tanda jejak di pelaku. Begini, ketika orang yang pertama menjaga melaporkan
mengenai kejadian itu, kami kaget setengah mati.
itu bukan telah dikuburkan, tapi cukup rapat ditumbun tanah sehingga terhindar
dari kutukan yang harus diderita di udara terbuka. Juga tidak kelihatan ada
jejak anjing yang mungkin mengais-ngais dan menimbunnya dengan tanah.
mulai bingung dan saling menyelahkan. hampir saja kami baku hantam karenanya.
Setiap orang melihat orang lain bersalah dan membuktikan bahwa dirinya sendiri
bebas dari kesalahan.
membuktikan bahwa ia benar-benar tidak bersalah, ada yang sanggup untuk
berjalan di atas bara yang menyala atau menerobos lidah api. Sedang yang
lainnya mengangkat sumpah demi dewa-dewa.
ketika penyidikan kami ternyata sia-sia, ada seorang yang maju dan berkata
dengan kepala dingin. Isinya tidak enak tapi tak kami lihat ada salahnya.
menurutnya, kami tak boleh merahasiakan peristiwa itu, tapi harus
melaporkannya. Siapa yang melapor? Itu diundi. Akulah yang kena. yah, memang
tak enak menjadi pembawa berita duka.
PADUAN SUARA
kira inilah tindakan dewa. Kepada mayat itu dewa telah mengulurkan tangannya
mulut! Sebelum aku hajar wajahmu. kamu memang sudah tua, tapi tak perlu menjadi
dungu! – Betapa kamu bisa berpikir bahwa dewa telah mengulurkan tangannya? Kamu
pikir, dewa merasa berkenan karena ia telah datang menyerbu untuk membakar kuil
dan arcanya, serta menentang undang-undangnya? Apa pernah dewa-dewa berbaik
hati pada penjahat? tidak! Tokoh-tokoh penentang di dalam Negara, yang tidak
suka ketertiban dan selalu merongrong kewibawaanku, merekalah yang mendalangi
semua ini. Mereka telah menyuap para pengawal. tak ada hadil kebudayaan manusia
yang lebih jelek dari uang. uang menghancurkan Negara dan membuat orang jadi
miskin. Uang membuat orang bersikap picisan. Orang-orang yang melakukan
komplotan ini lantaran uang, mereka harus mendapatkan ganjarannya.
bersumpah demi dewata yang menjadi hakimku, nbahwa apabila kamu dan kawan-kawanmu
tidak mengungkapkan nama orang yang menimbun mayat itu, maka satu neraka tak
akan cukup untuk kalian. tiap dari kalian akan digantung dan dicambuk sampai
mengaku. ini akan mengajarkan kalian agar lebih hati-hati menerima bujukan
uang.
disuruh pergi ataukah aku boleh bicara?
kira sudah jelas, aku berkata bahwa aku sakit mendengar omonganmu!
dimana? Di hati atau di telinga?
bedanya?
hanya telinga, tapi yang bersalah merasakannya di hati.
lancang sekali!
Anda benar, tapi aku bukan orang yang bersalah.
tahu? Dan aku kira uang suaplah penyebabnya.
Kecurigaan ini tidak pada tempatnya.
kamu bilang? Lihatlah, segera akan terbukti bahwa kejahatan akan mendapatkan
hukumannya.
Mudah-mudahan penjahatnya lekas ketemu. Sungguh ngeri datang ke tempat ini.
Sudah untung kulitku masih selamat.