Drama Antigone Karya Sophokles (2)
ISMENE Kamu akan mengubur jenazah itu? Itu dilarang! ANTIGONE Ia saudaraku, juga saudaramu. Niat telah kutetapkan. Kamu uruslah dirimu sendiri! ISMENE Tapi Creon telah melarang…. ANTIGONE larangan Creon tidak pada tempatnya. Ia sa...
ISMENE
akan mengubur jenazah itu? Itu dilarang!
saudaraku, juga saudaramu. Niat telah kutetapkan. Kamu uruslah dirimu sendiri!
Creon telah melarang….
Creon tidak pada tempatnya. Ia saudaraku. Aku akan menguburnya!
dewa! Apakah kamu sudah lupa, betapa ayah ditindas, dihina dan meninggal dunia?
Betapa ia bertanya dan mengungkapkan dosanya? Kemudian menusuk kedua matanya
sendiri hingga buta?
lalu Jocasta, yang menjadi istri sekaligus ibunya sendiri itu, mati gantung
diri!? Selanjutnya, kedua saudara kita, bertengkar, berperang dan saling
berbunuhan. Dan kini, kamu dan aku, tinggal sendiri. Betapa sempurnanya
kemalangan kita, apabila akhirnya kedua kita binasa karena melanggar
undang-undang kepala Negara.
ingatlah, bukankah kita ini wanita? Apa daya melawan pria? Di dalam keadaan
gawat dan darurat, pria terkuatlah yang mengatasi suasana. Kita mesti patuh
pada perintahnya, betapapun keras kedengarannya – maka sementara memohon
pengertian kepada yang wafat, menyesal karena harus menahan diri dalam berbuat,
aku akan menyesuaikan diriku dengan perintah pihak atasan. Apa guna
mempertaruhkan nyawa secara sia-sia?
kamui kira aku memaksamu. Sesungguhnya, aku pun akan menolak bantuanmu andai
kamu menawarkannya. Telah kamu atur ranjangmu. pergunakanlah kesejahteraanmu.
Aku akan mengubur jenazah saudara kita. Aku siap menghadapi maut bila itu
akibatnya. Seandainya ini dianggap kejahatan, maka inilah kejahatan yang
diperintahkan para dewa.
itu baru aku bisa menghadapi saudara kita sebagai teman dan bisa tahan
memandang wajahnya. Kenapa aku tak memilih berbankti pada yang mati? Adalah
keabadian di dunia sana. Sekarang. terserah. kepadamu bila kamu ingin lupa pada
agama.
akan lupa aku pada agama. namun aku tak berdaya menghadapi aturan negara
alasanmu. baiklah, selamat tinggal. Aku akan gali kubur buat saudara yang
sangat kita cintai
saudariku. Aku khawatir akan keselamatanmu
repot-repot memikirkanku. Selamatkan lehermu sendiri
berjanjilah untuk bertindak dengan penuh rahasia. Aku pun akan merahasiakannya.
para dewa, jangan kau berbuat begitu. Kamu akan dapat celaka bila ketahuan
menyimpan rahasia. Jadi, tak perlu kamu kunci mulutmu
penuh semangat kedengarannya
aku akan menolong ia yang sangat butuh pertolongan
berharap kamu berhasil meskipun tak mungkin rasanya
aku harus rubah niatan lantaran kau bilang tak mungkin?
yang tak mungkin, janganlah dicoba
itu pendirianmu, aku kecewa terhadapmu, demikian pula almarhum saudara kita.
Ah, baiklah kita berpisah baik-baik. Aku akan menempuh jalan kenekatanku. Akan
kutanggung semua akibat. Tak ada kematian yang lebih mulia daripada mati
membela kebenaran
pergilah.Aku terpaksa berkata: Kamu setia namun tidak bijaksana
PADUAN SUARA
lewat sudah….
SUARA
yang berdarah, barisan argos kalah
mereka resah, membawa hati yang patah
PADUAN SUARA
Polyniecies mereka bersekutu, pendekar putra Oidipus itu
rajawali menyerbu, sayap terpentang dan menderu
dicakar napas memburu, menggempur Thebes kotaku!
SUARA
Thebes bagaikan ular, mendesis dan menjalar, membela gerbang yang dibakar
PADUAN SUARA
sang dewata diraja, membenci insane yang deksura
yang ingin berkaok jaya ditembok kota, disambar hancur oleh kilatnya
SUARA
dijilat lidah api, terhempas ke bumi
PADUAN SUARA
dahsyat dari Zeus sang dewata
datangnya, menimpa pada lawan kita
SUARA
pendekar menyerang tujuh gerbang
usir, kita kejar, kita tombak, kita pedang
PADUAN SUARA
senjata mereka tinggalkan
budak belian dan kereta, menjadi sajian dewata kita
SUARA
nun digerbang utara, eteocles dan Polyneicies; dua bersaudara
bertanding mengarah nyawa dan gugur dua-duanya
PADUAN SUARA
kini lewatlah sudah….
telah berada di tangan. Sekarang kita menari, menari







