Disnaker Lampung Klaim tak Ada TKI Asal Lampung Bernama Mayang Prasetyo

Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah. (fok brisbanetimes.com) BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com – Pemerintah Provinsi Lampung mengatakan tidak ada satu pun tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Lampung yang meninggal di tempat kerjanya la...

Disnaker Lampung Klaim tak Ada TKI Asal Lampung Bernama Mayang Prasetyo
Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah. (fok brisbanetimes.com)

BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com – Pemerintah Provinsi Lampung mengatakan tidak ada satu pun tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Lampung yang meninggal di tempat kerjanya lantaran dibunuh seperti kasus Mayang Prasetyo.

Menurut Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negri Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bagya Wahyanta pada Rabu (8/10) selama tahun 2014 tercatat ada enam kematian TKI asal Lampung.

“Semua kematian tidak ada yang disebabkan karena dibunuh apalagi mendapat perlakuan kriminal seperti WNI di Australia asal Lampung ini. Mereka yang dinyatakan meninggal disebabkan karena sakit dan mengalami kecelakaan saat bekerja,” kata Bagya.

Sampai April 2014 dia merincikan mengalami sakit empat orang dan TKI mengalami kecelakaaan dua orang. Masing-masing tempat kerja mereka di Taiwan, Malaysia dan Arab Saudi.

Bagya menduga, Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah, warga Bandarlampung, Lampung yang dibunuh dan dimutilasi di Brisbane, Australia, berangkat ke Australia bukan dengan visa TKI. Selain itu, ada kemungkinan Mayang berangkat melalui daerah lain di Indonesia atau memakai nama lain.

Menurut Bagya, proses pemulangan jenazah TKI membutuhkan waktu relatif. “Ada yang hanya seminggu jenazah sudah sampai di keluarga ada juga yang membutuhkan waktu selama tiga bulan,” kata dia.

Pihaknya berharap, meskipun Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo bukan TKI melainkan WNI yang berasal dari Lampung, tewas mengenaskan di Australia dapat kembali secepatnya ke tanah kelahirannya.

“Dan kami siap membantu mengurus pemulangan jenazah WNI tersebut,” ujar Bagya.

Siti Qodratin/Dewira