Debat Pilkada DKI, Untung Saja Ada Ira Koesno
JAKARTA, TERASLAMPUNG.COM — She is…tetap Ira Koesno yg energik dan mempesona. Itulah cuitan @Judith76Judhit di Twitter, Jumat malam (13/1/2017). “Pemenang #Debat1PilkadaDKI tentu saja Ira Koesno.. no doubt!,” ujar pemilik akun...

JAKARTA, TERASLAMPUNG.COM — She is…tetap Ira Koesno yg energik dan mempesona. Itulah cuitan @Judith76Judhit di Twitter, Jumat malam (13/1/2017). “Pemenang #Debat1PilkadaDKI tentu saja Ira Koesno.. no doubt!,” ujar pemilik akun Twitter @Mr_IrfanM.
Cuitan Judith san Irfan hanyalah sebagian kecil dari ratusan ribu cuitan yang memasang Ira Koesno sebagai bintang debat publik Pilkada DKI, tadi malam.
Ira Koesno turut mendongkrak tagar #Debat1PilkadaDKI menjadi trending topik di Twitter pada Jumat malam. Kenapa kok justru Ira Koesno yang jadi bintangnya? Tidak ada penjelasan lebih lanjut, selain jejak fakta bahwa Ira Koesno adalah perempuan cerdas, menarik, dan bergaya menohok narasumber saat menjadi presenter sebuah televisi swasta, beberapa tahun berselang.
Ira Koesno menjadi semacam keindahan-kecerdasan masa lalu yang dirindukan banyak orang. Dan… tiba-tiba saja dia muncul sebagai moderator debat kandidat Pilkada DKI yang disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi swasta.
Soal debat publik pilkada, sepanjang itu masih di Indonesia, nuansanya hampir sama alias seragam. Debat kandidat di Indonesia belumlah berkekuatan dan berpengaruh hebat seperti yang terjadi dalam debat capres Amerika Serikat.
Kalau di Amerika Serikat debat capres bisa menggerakkan orang untuk makin yakin pada pilihannya atau menggaet massa mengambang (floating mass), maka debat calon kepala daerah atau sekelas capres di Indonesia baru sebatas panggung adu ketangkasan berbicara. Tak jarang, kandidat yang tidak jago bicara akan menghindari acara debat atau berkeringat ‘gemrobyos’ saat debat berlangsung.
Sebaliknya, bagi kandidat yang terbiasa menguasai panggung debat menjadi ajang menampilkan pesonanya, kelihaiannya berolah kata untuk meramu gagasan biasa menjadi lebih menarik dan meyakinkan publik.
Ira Koesna dan Debat Pilkada DKI
Panggung Debat Pilkada DKI Jakarta yang menampilkan tiga pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur telah usai. Namun, dunia medsos masih riuh hingga Sabtu sore.
Pokok keriuhan bukanlah debat soal materi Debat Publik Pilkada DKI Jakarta yang oleh sebagian netizen disebut sebagai ‘biasa saja’ dan ‘kurang menggigit’ itu. Keriuhan terus berlangsung karena banyak netizen masih ada yang menyoal soal ‘pemenang’ atawa kandidat yang lebih unggul alias ‘pemenang’ dalam debat semalam.
Dari sekian banyak pendapat netizen yang umumnya didominasi para pendukung kandidat gubernur DKI, ada arus umum pendapat yang menyebutkan bahwa Anies Baswedan unggul dalam debat semalam. Dari segi penampilan, retorika, penguasaan materi, dan gaya komunikasi Anies dinilai banyak netizen oke punya.
Akan halnya Agus Harimurti Yudhoyono, meskipun lancar dalam beretorika dan mengungkapkan gagasan, ia banyak dinilai sebagai ‘tex boox’ dan ‘menghafal’. Ada beberapa netizen yang dengan nyinyir menyebut Agus
Bagaimana dengan Basuki Tjahaja Purna alias Ahok dan Djarot Syaifullah Hidayat? Dua arus penilaian netizen tergambar sangat jelas. Arus pertama mengatakan Ahok lebih baik karena ia berpengalaman menjadi pemimpin daerah/wakil rakyat. Ia dinilai menguasai materi karena faktor pengalaman. Arus kedua menyebutkan bahwa Ahok buruk dan KO karena ‘pukulan telak’ Agus Harimurti dan Anis Baswedan. Alat untuk ‘memukul’ Ahok apalagi kalau bukan isu reklamasai pantai, penggusuran warga bantaran Sungai Ciliwung, dan kemiskinan.
Kesimpulannya: banyak netizen memberikan penilainnya berdasarkan kecenderungan pilihan politiknya, meskipun mereka tidak tinggal di DKI Jakarta. Secara kasat mata tergambar netizen yang selama ini mendukung Ahok akan menganggap Ahok oke dalam debat semalam. Begitu juga dengan mereka yang secara politik mendukung Agus dan Anies. Hanya sebagian kecil netizen saja yang agak netral dan menilai berdasarkan hasil pengamatan debat calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta di layar kaca.
Netizen kelompok terakhir inilah yang umumnya bersyukur dan mengekspresikannya dengan cuitan “Untung ada Ira Koesno”, “Ira Koesno bintang debat Pilkada DKI”.
Dan, memang, yang menilai Ira Koesno ciamik dan tampil smart tidak hanya netizen yang berusia 40 tahun ke atas. Mereka yang usianya belasan pun banyak yang memberi acungan jempol kepada perempuan berusia 47 tahun itu.
Bambang Satriaji