Banjir Bandang Datang, Novi Berlari Selamatkan Bayinya
Zainal Asikin/Teraslampung.com BANDARLAMPUNG – Banjir bandang yang merendam ribuan rumah warga di tiga Kelurahan, Gedung Pakuon dan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Selatan serta Kelurahan, Kota Karang, Selasa (15/3/2016) siang hingga sore meny...

Zainal Asikin/Teraslampung.com
BANDARLAMPUNG – Banjir bandang yang merendam ribuan rumah warga di tiga Kelurahan, Gedung Pakuon dan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Selatan serta Kelurahan, Kota Karang, Selasa (15/3/2016) siang hingga sore menyisakan cerita memilukan bagi warga setempat.
Novi, 30. warga Jembatan Beton, Gedong Pakuan, Telukbetung Selatan mengutarakan, saat banjir itu datang, dirinya berjibaku dengan banjir yang datang tiba-tiba air langsung meluap dari sungai Kuripan. Beruntungnya, Ia sempat berlari untuk menyelamatkan bayinya, bernama Habib yang masih berusia 2 bulan itu menuju ke arah jembatan.
“Airnya itu datang dan langsung tinggi, saya langsung lari aja mas, bawa Habib anak kedua saya ini. Untung saat saya lari, ada bapak-bapak dan mengangkat bayi saya supaya nggak tenggelam. Telat sedikit aja, mungkin sudah tenggelam anak saya,”kata Novi saat ditemui sedang berteduh dari air hujan di salah satu rumah warga, Selasa (15/3) sore.
Novi mengaku, ketika banjir terjadi, ia sedang menimang banyi yang baru berusia dua bulan tersebut di dalam rumah. Karena hujan yang turun, memang sangat deras sekitar pukul 13.00 WIB. Air yang merupakan luapan Sungai Kahuripan itu tiba-tiba masuk ke pemukiman warga dengan cepat.
“Airnya langsung setinggi dada orang dewasa, semeter lebih.Kejadiannya itu nggak ada lima menit,”ujarnya sambil mengangkat tangannya menunjukkan ketinggian air.
Menurutnya, kalau dirinya tidak langsung lari keluar rumah bisa tenggelam ia bersama anaknya.
Akibat banjir itu, kata Novi, seluruh pakaian keluarganya terendam lumpur yang terbawa bersama arus air dari sungai, termasuk pakaian serta popok bayinya.
“Pakain dan popok bayi saya, habis semuanya kerendem air. lemari, kasur, baju bayi saya juga kotor. Udah nggak ada lagi,”ungkapnya.
Pantauan Teraslampung.com di lokasi banjir, Selasa (15/3/2016) sore menjelang magrib (pukul 18.00 WIB). Para warga masih membersihkan dan menyiduk air yang bercampur lumpur dari dalam rumah. Tumpukan perabotan rumah tangga juga terlihat menumpuk di jalan yang lokasinya memang lebih tinggi dari permukiman warga.