PLTU Sebalang Terbakar, Krisis Listrik Lampung Bisa Sampai Tiga Bulan
TERASLAMPUNG.COM – Krisis listrik di Lampung akibat terbakarnya peralatan di PLTU Sebalang ternyata akan berlangsung lama. Setidaknya hingga tiga bulan mendatang warga Lampung akan mengalami byar-pet. Terkait hal itu, GM PLN Distibusi Lampung, Julita...

TERASLAMPUNG.COM – Krisis listrik di Lampung akibat terbakarnya peralatan di PLTU Sebalang ternyata akan berlangsung lama. Setidaknya hingga tiga bulan mendatang warga Lampung akan mengalami byar-pet.
Terkait hal itu, GM PLN Distibusi Lampung, Julita Indah,memohon maaf kepada masyarakat Lampung. Menurut Julita, terbakarnya konveyer atau rel pengangkut bahan bakar batu bara itu menyebabkan pasokan listrik di Lampung terganggu sehingga PLN terpaksa harus melakukan pemadaman listrik secara bergilir.
Julita mengaku, saat ini sedang dilakukan pemulihan atau perbaikan (recovery), karena (konveyer) sudah terbakar dari bawah sampai atas menuju ke tempat pembakarannya.
BACA: Peralatan PLTU Sebalang Terbakar, PLN Lakukan Pemadaman Bergilir
“Pemulihan paling lama 3 bulan. Kami terus melakukan berbagai upaya diantarannya kami datangkan SDM dari Sumsel dan Sumbar untuk pemulihan termasuk jasa cleaning industrial terhadap sisa kebakaran . Selain itu juga kami menggunakan teknologi baru yaitu teknologi dengan mobile konveyer, agar pengoprasiannya lebih cepat, biasanya dengan statik konveyer ,” kata Julita, di Bandarlampung, Kamis malam (30/8/2018).
Soal pemadaman listrik yang terjadi sejak awal Kamis malam (24/8/2018), pihaknya memprediksa kekurangan daya listrik di Lampung mencapai 165 megawatt (MW).
“Pada Minggu pagi berkurang menjadi 85 MW karena adanya pasokan dari PLTU New Tarahan sebesar 90 MW. Hal itu karena dipercepat masuknya ke sistem setelah pemeliharaan tahunan (overhaul).
Menurut Julita, defisit daya listrik secara bertahap akan dikurangi dengan pasokan daya dari sejumlah pembangkit.
“Kekurangan daya listrik 85 MW akan dipasok PLTU Tarahan sebesar 24 MW dan PLTG Sutami sebesar 30 MW.Dengan begitu,defisit daya bersisa atau kurang lebih 15 sampai 20 MW . Dan saat ini realisasi 80 MW pada beban puncak, sedangkan pada kondisi normal 65 MW,” katanya.
Julita mengatakan, pemadaman bergilir dua hari sekali masing-masing selama tiga jam dilakukan secara merata di semua wilayah di Lampung.
“Namun, frekuensi pemadaman nantinya akan berkurang setelah masuknya pasokan daya dari PLTU New Tarahan dan PLTG Sutami,” katanya.
Julita juga berharap pemulihan suplay energi di PLN bisa kembali normal dan masyarakat bisa menikmati listrik dengan semestinya.
Sementara itu Deputi Manager hukum dan humas PLN distribusi Lampung Hendri AH, PLN sudah konfirmasi dengan pihak pembangkit soal peralatan yang rusak.
“Perbaikan sedang dalam proses pengadaan yang membutuhkan waktu, mudah mudahan materialnya cepat kita punyai. Barang yang rusak didatangkan dari Indonesia juga,” katanya.
Mas Alina Arifin