Pilwakot Bandarlampung, Badri Bukan Sopir Angkot Biasa
Badri (kanan) mengambil formulir pendaftaran bakal calon walikota Bandarlampung di DPD PAN Lampung, Jumat (17/4). BANDARLAMPUNG,Teraslampung.com—Tekad Badri, sopir angkot jurusan Tanjungkarang-Sukarame, untuk maju sebagai calon walikota pada...
| Badri (kanan) mengambil formulir pendaftaran bakal calon walikota Bandarlampung di DPD PAN Lampung, Jumat (17/4). |
BANDARLAMPUNG,Teraslampung.com—Tekad Badri, sopir angkot jurusan Tanjungkarang-Sukarame, untuk maju sebagai calon walikota pada Pilkada Kota Bandarlampung, Desember 2015 mendatang tidak main-main, Setelah mengawali medaftar di Partai Nasdem dan beberapa partai lainnya, pada Jumat (17/4) Badri mengambil formulir pebdaftaran bakal calon walikota Bandarlampung di DPD PAN Ia datang ke kantor DPD PAN Lampung di Jl Cut Mutia Bandarlampung naik sepeda motor.
Menurut Badri, memilih partai PAN sebagai perahu untuk menuju kursi walikota karena PAN memiliki tujuh kursi di DPRD kota Bandar Lampung. “Saya memilih PAN karena memiliki tujuh kursi di DPRD Kota. Tujuan saya menjadi walikota Bandarlampung karena ingin memperjuangkan nasib rakyat kecil dan membenahi sistem perdagangan di pasar Smep yang masih tradisonal untuk menjadi lebih moodern,” kata Badri.
Badri mengakui optimistos dapat diusung DPD PAN sebagai balon walikota karena memiliki pengalaman di bidang politik dengan basic terakhir memegang jabatan sebagai sekretaris DPC partai Hanura . “Saya bersyukur bila dikerucutkan dalam tiga besar calon walikota PAN karena tahu kapasitas saya ,” jelasnya.
Sebelum daftar ke Partai PAN sebagai balon walikota sudah merapat ke beberapa partai di antaranya Nasdem, Hanura, dan Demokrat.
Sementara itu, DPP PAN Jumat (17/4) menerima sejumlah bakal calon walikota dan wakil walikota yang mengambil formulir pendaftaran. Diantaranya adalah Gafriyanto dan Muswil untuk mendaftar sebagai wakil walikota dan Herman HN diwakili LO yang mendaftar sebagai walikota.
Badri selama ini memang dikenal sebagai sopir angkot. Namun, ia bukanlah sopir angkot biasa. Pada era reformasi 1998 lalu, ia ikut turut menyuarakan aspirasi rakyat bersama anak-anak muda Partai Rakyat Demokratik (PRD). Artinya, sudah lama ia melek politik.
“Tujuan saya mencalonkan diri adalah untuk memperjuangkan rakyat, terutama rakyat miskin dan terpinggirkan,” kata Badri.
Mas Alina/Dewira







