Perempuan Pengunjuk Rasa yang Menyemen Kakinya di Depan Istana Meninggal di Rumah Sakit

TERASLAMPUNG.COM — Aksi unjuk rasa menentang pembangunan pabrik semen di Pati, Jawa Tengah, yang digelar di depan Istana Negara berbuntut tragis. Patmi, salah seorang perempuan pegunungan Kendeng yang beraksi dengan mengecor kakinya dengan seme...

Perempuan Pengunjuk Rasa yang Menyemen Kakinya di Depan Istana Meninggal di Rumah Sakit
Ilustrasi (Foto: Kompas)

TERASLAMPUNG.COM — Aksi unjuk rasa menentang pembangunan pabrik semen di Pati, Jawa Tengah, yang digelar di depan Istana Negara berbuntut tragis. Patmi, salah seorang perempuan pegunungan Kendeng yang beraksi dengan mengecor kakinya dengan semen, meninggal dunia pada Senin dini hari (21/3/2017).

Kabar duka itu pun langsung merebak di dunia maya dan menuai simpati.

Beberapa jam kemudian, jenazah Patmi dipulangkan ke kampung halamannya di wilayah pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Pati, Jawa Tengah.

Patmi merupakan salah satu warga penolaj pembangunan pabrik semen yang tergabung dalam Koalisi untuk Kendeng Lestari. Ia perempuan gigih, meskipun usianya tidak muda lagi. Ia seolah tidak memikirkan sakit yang selama ini dideritanya.

Kematian Patmi membuncahkan duka mendalam bagi gerakan melawan kebijakan pembangunan pabrik semen. Apalagi, sebenarnya ia sudah dijadwalkan akan pulang pada Selasa (21/3/2017) bersama para perempuan lainnya yang sama-sama aktif di Koalisi untuk Kendeng Lestari.

Joko Priatno, seorang tokoh Kendeng dan pegiat Koalisi untuk Kendeng Lestari, mengatakan selain Patmi, sebagian besar perempuan yang beraksi sejak Senin pekan lalu sudah diagendakan untuk pulang ke Kendeng pada Selasa (21/3/2017).

Sebagai persiapan pulang kampung, kata Priatno, cor semen di kaki Patmi sudah dibuka pada Senin malam (20/3/2017).

Menurut Priatno, Patmi sebelumnya dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik oleh dokter.

“Kurang lebih pukul 02:30 Selasa dini hari, setalah mandi, Bu Patmi mengeluh badannya tidak nyaman.  Setelah muntah-muntah dan kejang-kejang dibawa ke rumah sakit, namun meninggal dunia,” katanya.

Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Johan Budi SP menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo sudah menggelar  pertemuan dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, kepala staf presiden, dan PT Semen Indonesia untuk membahas masalah pabrik semen di Kendeng.

Sementara itu, warga Kendeng  tetap melangsungkan aksi duduk dengan kaki dicor semen di depan Istana Merdeka, yang memasuki pekan kedua. Sebelumnya, mereka juga menggelar aksi serupa dengan tujuan menghentikan pembangunan pabrik semen yang mereka nilai merusak lingkungan.

Senin sore (20/3), Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki mengundang sejumlah perwakilan warga untuk berdialog di dalam kantor KSP. Namun pertemuan itu dianggap tidak memuaskan.

Perwakilan masyarakat Kendeng tetap menolak skema penyelesaian konflik.

Menurut Koalisi untuk Kendeng Lestari, penyelesaian konflik itu hendak digantungkan pada penerbitan hasil laporan KLHS yang sama tertutupnya bagi masyarakat.

“Bahkan sama sekali tidak menyertakan warga yang bersepakat menolak pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia dan Pabrik Semen lainnya di Pegunungan Kendeng tersebut,” papar Koalisi Kendeng Lestari.