Ini Riwayat Perjalanan 66 Pasien Positif Covid-19 di Lampung

TERASLAMPUNG.COM — Dalam tiga hari terakhir (9 – 12 Mei 2020) tidak ada penambahan kasus baru positif Covid-19 di Lampung. Artinya, jumlah pasien positif Corona di Lampung masih sama dengan 9 Mei 2020 lalu, yaitu 66 orang. Dari 66 pasien...

Ini Riwayat Perjalanan 66 Pasien Positif Covid-19 di Lampung
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Foto: Shutterstock

TERASLAMPUNG.COM — Dalam tiga hari terakhir (9 – 12 Mei 2020) tidak ada penambahan kasus baru positif Covid-19 di Lampung. Artinya, jumlah pasien positif Corona di Lampung masih sama dengan 9 Mei 2020 lalu, yaitu 66 orang. Dari 66 pasien tersebut, 38 masih menjalani isolasi di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah, 22 pasien sembuh, dan lima pasien meninggal dunia.

BACA: Lampung Nomor Dua Risiko Kematian Pasien Covid-19, Ini Penyebabnya

Selama tiga hari tersebut, ada sejumlah perkembangan menarik terkait data pasien positif Covid-19 di Lampung. Pertama, adanya seorang tokoh publik yang terjangkit Covid-19 meskipun ia tidak memiliki riwayat baru saja bepergian ke daerah zona merah. Tokoh publik itu adalah Ketua Partai Gerindra Lampung, Gunadi Ibrahim.

Kedua, adanya pasien positif yang sembuh kemudian meninggal dunia ketika dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Pasien ini (nomor 50) meninggal pada Minggu malam, 10 Mei 2020, pukul 21.00 WIB. Pada Senin (11/5/2020) dan Selasa (12/5/2020), data meninggalnya pasien nomor 50 belum masuk di Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung sehingga Gugus Tugas masih mencatat jumlah pasien Covid-19 masih 5 orang. Ternyata, Gugus Tugas Lampung tidak mengategorikan pasien nomor 50 sebagai pasien yang meninggal karena Covid-19.

“Pasien nomor 50 meninggal karena memang banyak penyakit penyerta, bukan karena Covid-19,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Lampung, Reihana, Selasa petang (12/5/2020).

Berikut ini daftar lengkap riwayat perjalanan 50 pasien Covid-19 di Lampung sebelum positif Covid-19 sampai mereka dinyatakan positif Covid-19 menurut Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Lampung. Data dihimpun sejak kasus positif Covid-19 ditemukan di Lampung hingga 13 Mei 2020 pukul 21.00 WIB:

1.Pasien nomor 01 berinisial AS, seorang laki-laki berusia 64 tahun. Ia dirawat  di RSU Abdul Moeloek Bandarlampung sejak pertengahan Maret 2020. Pasien ini memiliki riwayat pernah berkunjung ke Bogor untuk ikut seminar keagamaan. Dirawat selama 26 hari di RSU Abdul Moeloek, ia akhirnya dinyatakan sembuh. Setelah sembuh dan pulang ke rumah, identitasnya dibuka ke publik. Ia diketahui bernama Amin Sutadi, warga Langkapura, Bandarlampung. Ia merupakan Penatua (tokoh agama) Gereja Protestan Indonesia Barat ( GPIB) Lampung. Ia termasuk klaster Bogor.

2. Pasien nomor 02 (pria, 35 tahun), warga Bandarlampung. Ia memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta, Yogyakarta, dan Palembang. Ia adalah seorang pegawai di Kementerian PUPR. Ia memiliki riwayat pernah melakukan perjalanan ke Yogyakarta dan transit di Jakarta selama 9 hari. Pada 4 Maret, pasien nomor 02 melakukan perjalan ke Palembang. Lalu pada 21 Maret datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan sesak napas. Sebelum datang ke rumah sakit, pasien ini mengeluh buang air besar cair 5-6 kali sehari disertai mual. Ia memiliki penyakit penyerta, yaitu hepatitis. Selama dirawat di RSUAM kondisi pasien tidak stabil, kadang stabil, terkadang sesak napas.  Ia meninggal pada Senin, 30 Maret 2020 di RSU Abdul Moeloek Bandarlampung dan dimakamkan di TPU Kota Baru, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan. Ia termasuk klaster Yogya.

3. Pasien nomor 03 (laki-laki), 35, adalah seorang pemandu wisata yang diduga memiki kontak dengan orang asing yang baru dibawanya ke Lampung. Ia dinyatakan sudah negatif alias sembuh.

4.Pasien 04, seorang laki-laki berusia 54 tahun, warga Bandarlampung. Ia sudah dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Jakarta. Setelah sembuh dan identitasnya terbuka, diketahui ia adalah seorang dokter yang bertugas di RSU Urip Sumoharjo Bandarlampung. Ia dinyatakan sembuh selama menjalani perawatan selama sekitar 20-an hari di RSU Abdul Moeloek Bandarlampung.

5. Pasien nomor 05 adalah seorang perempuan, warga Bandarlampung, dalam kondisi sehat tetapi sempat berstatus positif mengidap virus corona. Ia sudah dinyatakan sembuh dan pulang ke rumahnya. Ia termasuk klaster Jakarta.

6. Pasien 06 laki-laki 11 tahun, warga Bandarlampung, kondisi sehat tetapi sempat dinyatakan positif corona. Ia sudah dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Jakarta.

7. Pasien nomor 07 seorang pria berusia 30 tahun, warga Bandarlampung, dalam kondisi sehat tetapi masih positif (05, 06, 07 data di Dinkes Lampung masih satu keluarga). Ia sudah dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Jakarta.

8. Pasien nomor 08 seorang perempuan berusia 53 tahun, warga Bandarlampung. Ia sudah dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Jakarta.

9. Pasien nomor 09, laki-laki berusia 54, warga Bandarlampung. Ia memiliki riwayat perjalanan baru saja ikut tabligh akbar di Malaysia. Dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Malaysia.

10. Pasien nomor 10 adalah S, seorang laki-laki berusia 71 tahun, warga Sekincau, Lampung Barat. Pasien ini termasuk klaster Gowa.

Ia memiliki riwayat perjalanan mengikuti tablig akbar atau Ijtima Muslim Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan. Ia meninggal pada 4 April 2020. Acara tersebut sebenarnya batal, karena dibatalkan Pemda setempat untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Para peserta pertemuan dari berbagai daerah di Indonesia dan dari luar negeri diminta pulang.

S berada di Gowa selama lima hari. Pada tanggal 27 Maret 2020 S ini ke Sekincau. Keluarganya membawanya ke Puskesmas dengan keluhan mual, lemas, dan buang air besar  5 sampai 6 kali sehari.

Pada 28 Maret 2020 pukul 07.00 WIB pasien dirujuk ke RSUAM. Saat itu ondisi pasien sudah tidak stabil. Ia mengalami  sesak napas serta memiliki penyakit penyerta hipertensi dan paru-paru kronis. Pasien sudah diberikan alat bantu dan selalu sesak.Kondisi kesenya sudah menurun. Pada Sabtu, 4 April 2020 pukul 00.00 WIB ia  meninggal dunia.

11. Pasien nomor 11 seorang perempuan berusia 21 tahun, warga Lampung Tengah, ia baru pindah dari Bekasi. Ia kini dirawat di RSUD Demang Sepulau Raya, Gunungsugih, Lampung Tengah. Ia termasuk klaster Jakarta.

12. Pasien nomor 12 adalah seorang wanita berusia 53 tahun, warga Bandarlampung. Dia sebenarnya dalam kondisi sehat, tetapi hasil konfirmasi tes laboratoriumnya dinyatakan positif terjangkit virus coron. Ia dinyatakan, sembuh dan pulang dari RSUAM pada 17 April 2020. Ia merupakan hasil pelacakan atau tracing pasien lain yang sebelumnya sudah dinyatakan positif virus corona.

13. Pasien nomor 13 adalah Ai, seorang laki-laki, 63 tahun. Ia masuk RSUAM 4 April 2020. Ia merupakan suami pasien nomor 19. Ia memiliki riwayat kontak dengan yang  berasal dari wilayah terjangkit corona. Berdasarkan hasil pelacakan atau tracing, pasien no 13 dan 19 diduga tertular dari luar wilayah, atau bukan transmisi lokal. Pejabat tinggi sebuah perusahaan swasta terkenal di Lampung ini meninggal di RSUAM pada Rabu malam (8/4/2020) pukul 23.03 WIB.

14. Pasien nomor 14 adalah H, seorang laki-laki berusia 44 tahun, warga Jalan Karimunjawa, Sukarame Bandarlampung.Ia punya riwayat perjalanan baru pulang dari Karawaci, Tangerang pada 20 Februari 2020. Ia sempat dirawat di ruang isolasi RSU Abdul Moeloek selama 25 hari. Pada Selasa (28/4/2020) dinyatakan sembuh dan boleh pulang.

15. Pasien nomor 15 adalah seorang laki laki (65) asal Bandarlampung. Ia meninggal pada 30 Maret 2020. Anehnya, sebelumnya  pasien ini tidak terdata dalam ekspos resmi Dinas Kesehatan Lampung. Sebelumnya tanggal 26 Maret pasien nomor 15 sakit dan sempat di rawat di UGD RS swasta di Bandarlampung. Ia belum diperiksa swabnya tapi sudah meninggal pada 30 Maret 2020. Pasien nomor 15 diketahui positif terjangkit virus corona baru diketahui setelah hasil polymerase chain reaction (PCR) atau swabnya keluar beberapa hari setelah pasien meninggal.

16. Pasien nomor 16 adalah AH, laki-laki berumur 48 tahun, warga Natar, Lampung Selatan. Ia termasuk orang tanpa gejala atau OTG. Diisolasi Rumah Sakit Bandar Negara Husada (RSBNH) Kotabaru, Lampung Selatan. Pada Rabu (29/4/2020) ia dinyatakan sembuh dan boleh pulang.

17. Pasien nomor 17 adalah seorang laki-laki 29 tahun, warga Kotabumi, Lampung Utara. Ia pernah melakukan perjalanan luar daerah ke Gowa, Sulawesi Selatan, untuk menghadiri Ijtima Muslim Zona Asia. Ia pulang ke Lampung pada 26 Maret 2020 menggunakan bus. Atas inisiatif sendiri ia memeriksakan diri ke Puskesmas. Pada  2 April 2020 petugas melakukan rapid test dan hasilnya reaktif. Kemudian dilakukan pemeriksawan dengan polymerase chain reaction (PCR) atau swab. Hasilnya positif. Ia termasuk klaster Gowa.

18. Pasien nomor 18 adalah seorang lak-laki berusia 52 tahun. Sama seperti pasien nomor 17, ia juga pernah melakukan perjalanan luar daerah yaitu  ke Gowa, Sulawesi Selatan, untuk menghadiri Ijtima Muslim Zona Asia. Ia pulang ke Lampung pada 23 Maret 2020. Atas inisiatif sendiri ia memeriksakan diri ke Puskesmas. Pada  2 April 2020 petugas melakukan rapid test dan hasilnya reaktif. Kemudian dilakukan uji dengan PCR atau swab. Hasilnya positif. Ia termasuk klaster Gowa.

19. Pasien nomor 19 adalah LN, seorang perempuan berusia 59 tahun. Meninggal di RSUAM pada Rabu pagi (8 April 2020). Ia merupkan istri pasien nomor 13. Berdasarkan hasil pelacakan atau tracing menyimpulkan bahwa pasien nomor 13 dan 19 diduga tertular dari luar wilayah, atau bukan transmisi lokal. Ia diketahui positif corona setelah meninggal. Yakni setelah hasil swabnya didapatkan dari laboratorium di Palembang.

Wanita 59 tahun tersebut sebelumnya sudah dua kali berobat jalan di sebuah rumah sakit swasta di Bandarlampung. Pada Selasa, 7 April 2020, pukul 08.00 WIB ia mengeluh sesak napas, lalu  berobat di RSUAM. Pada Selasa malam  masuk ruang isolasi RSUAM. Ia punya penyakit penyerta gula darah tinggi. Pada Rabu pagi pukul 07.00 WIB  kesadaran menurun dan pada pukul 10.58 WIB meninggal dunia.

Saat meninggal, Dinas Kesehatan Lampung menyatakan bahwa LN bukan termasuk pasien virus corona (Baca:  Tidak Terdeteksi Idap Corona, Istri Pasien Positif Virus Corona di Lampung Meninggal di RSUAM).

20. Pasien nomor 20, berinisial M, seorang laki-laki, warga Bandarlampung. Ia diketahui sebagai seorang politisi dan pernah menjadi anggota DPRD Lampung. Hasil tracing terhadapnya menunjukkan bahwa istri (pasien nomor 24) dan anaknya (pasien nomor 25) juga positif Covid-19. Sebelum dinyatakan positif mengidap Covid-19, M memiliki riwayat perjalanan ke Tangerang, Banten. Pada 5 Mei 2020 dia dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

21. Pasien nomor 21, warga Bandarlampung. Ia sudah sembuh dan pulang ke rumahnya pada 17 April 2020.

22. Pasien nomor 22, perempuan, umur 24, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) asal dari Pringsewu. Setelah beberapa hari dirawat di RSU Abdul Moeloek, pada Rabu (29/4/2020) ia dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

23. Pasien nomor 23 adalah seorang laki-laki, usia 65 tahun, warga Tulangbawang Barat. Ia seorang PDP dan saat ini dirawat di rumah sakit di Tulangbawang Barat. Ia termasuk klaster Gowa.

24. Pasien nomor 24 adalah perempuan berusia 41. Ia istri pasien nomor 20. Pasien ini termasuk orang tanpa gejala atau OTG dan merupakan hasil pelacakan atau tracing pasien nomor 20. Sekarang ia sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

25. Pasien nomor 25 adalah laki-laki berusia 22 tahun, mahasiswa, warga Bandarlampung. Ia juga termasuk OTG. Ia merupakan anak pasien nomor 20. Saat ini melakukan isolasi mendiri di rumahnya.

26.Pasien nomor 26 adalah seorang laki-laki berusia 44 tahun asal Kabupaten Pesawaran. Ia juga termasuk OTG. Ia diisolasi di Rumah Sakit Bandar Negara Husada, Lampung Selatan.

27.Pasien nomor 27 adalah seorang perempuan berusia 48 tahun, warga Sekincau, Lampung Barat. Dirawat di RSUAM sejak 6 April 2020 (rujukan dari RSUD Alimudin Umar, Lampung Barat, untuk operasi angkat rahim. Usai operasi, dilakukan swab (karena ia berasal dari daerah yang sama dengan pasien nomor 10. Ia meninggal dunia pada 24 April 2020.

28.Pasien nomor 28, R, laki-laki, 21 tahun, warga Bandarlampung. Ia  termasuk orang tanpa gejala (OTG), saat ini melakukan isolasi mandiri.

29.Pasien nomor 29 berinisial SS, laki-laki, 46 tahun, warga Bandarlampung. Sebelumnya ia termasuk pasien dalam pengawawasan (PDP). Saat ini ia diisolasi di RS pemerintah di Bandarlampung.

30.Pasien nomor 30 berinisial AR,laki-laki,  65 tahun, asal Bandarlampung. Ia termasuk orang dalam pemantauan (ODP), saat ini melakukan isolasi mandiri.

31.Pasien nomor 31 TS, laki-laki, 30 tahun, asal Bandarlampung. Ia termasuk OTG, sedang isolasi mandiri.

32.Pasien nomor 31 berinisial JS, wanita, 30 tahun, OTG, warga Bandarlampung, isolasi mandiri di rumah.

33.Pasien nomor 33 adalah ZA, laki-laki,  50 tahun, warga Lampung Selatan,ia pernah kontak langsung dengan pasien positif corona asal Lampung Selatan (jamaah tabligh akbar) yang meninggal di Bengkulu, saat ini ia sedang isolasi mandiri. Termasuk klaster Bengkulu.

34.Pasien nomor 34 adalah SFDN, laki-laki 49 tahun, warga satu kampung dengan ZA di Lampung Selatan, pernah kontak langsung dengan pasien positif corona asal Lampung Selatan (jamaah tabligh akbar) yang meninggal di Bengkulu, saat ini sedang melakukan isolasi mandiri. Ia termasuk Klaster Bengkulu.

35.Pasien nomor 35 adalah BA, laki-laki, 42 tahun, asal Lamsel, pernah kontak langsung dengan pasien positif corona asal Lampung Selatan (jamaah tabligh akbar) yang meninggal di Bengkulu,  isolasi mandiri. Ia termasuk Klaster Bengkulu.

36.Pasien nomor 36 adalah S, laki-laki, 48 tahun, satu kampung dengan ZA (pasien nomor 33). Ia pernah kontak langsung dengan pasien positif corona asal Lampung Selatan (jamaah tabligh akbar) yang meninggal di Bengkulu, sedang isolasi mandiri. Ia termasuk klaster Bengkulu.

37.Pasien nomor 37 adalah HA, laki-laki,  32 tahun, warga Lampung Utara. Ia memiliki riwayat pernah ikut tabligh akbar di Gowa, Sulawesi Selatan. Ia merupakan kakak kandung pasien nomor 38. Sempat menolak diisolasi oleh Pemkab Lampung Utara, ia akhirnya diisolasi di Islamic Center Kotabumi sejak 24 April 2020. Ia termasuk Klaster Gowa.

38.Pasien nomor 38 adalah AS, laki-laki, 39 tahun, warga Lampung Utara. Ia memiliki  riwayat melakukan kegiatan agama bersama 14 orang lain dari Lampung Utara di Bengkulu. Sejak Jumat sore (24 April 2020) diisolasi di Islamic Center Kotabumi. Ia termasuk klaster Bengkulu.

39.Pasien nomor 39 seorang laki-laki berusia 42 tahun, warga Pesawaran. Ia memiliki riwayat perjalanan ke Gowa, Sulawesi Selatan, untuk mengikuti tabligh akbar atau Ijtima Ulama Zona Asia Tenggara. Sempat diisolasi di RS Bandar Negara Husada, Lampung Selatan, pada 8 Mei 2020 ia dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Ia termasuk Klaster Gowa.

40.Pasien nomor 40 adalah seorang laki-laki berusia 65 tahun, warga Tulangbawang Barat. Status positif corona atau Covid-19 dihasilkan berdasarkan pelacakan atau tracing terhadap pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19. Artinya, ia memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19, yaitu pasien nomor 23. Ia termasuk klaster Gowa.

41.Pasien nomor 41 adalah seorang laki-laki berusia 70 tahun, warga Tulangbawang Barat. Pasien ini juga merupakan hasil tracing terhadap pasien positif Covid-19, yaitu pasien nomor 23. Ia termasuk Klaster Gowa.

42.Pasien nomor 42 adalah seorang laki-laki berusia 43 tahun, warga Tulangbawang Barat. Sama seperti pasien nomor 40 dan 41, ia juga hasil tracing terhadap pasien yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19. Ia termasuk klaster Gowa.

43. Pasien nomor  43 adalah S, laki-laki berusia 54, warga Pesawaran. Ia termasuk orang tanda gejala atau OTG. Pada 17 Desember melakukan perjalanan ke Malaysia dan Thailand untuk ikut tabligh akbar bersama warga Bandarlampung. Pada 18 Maret 2020 ia pulang ke Pesawaran dalam kondisi sehat. Ia telah dilakukan rapid test dan hasilnya positif. Selanjutnya ia menjalani isolasi di RSUD Pesawaran. Hasil swabnya menunjukkan positif. Ia termasuk klaster Malaysia.

44. Pasien nomor 44 adalah Sm seorang laki-laki berusia 65, warga Kabupaten Way Kanan. Ia memiliki riwayat perjalanan pernah ke Gowa, Sulawesi Selatan, untuk ikut Ijtima Ulama Zona Asia. Pada 22 Maret 2020 ia melakukan isolasi mandiri setelah mendapatkan edukasi dari bidan desa. Selama 14 melakukan karantina di rumah, kondisi JM sehat dan tidak ada gejala apa pun.

Pada  16 April 2020 dilakukan rapid test untuk S. Hasilnya nonreaktif. Rapid test kedua pada 22 April hasilnya reaktif. Pada 23 April 2020 dilakukan PCR dan pengambilan swab. Pada 27 April hasil swabnya menunjukkan JM positif mengidap Covid-10. Ia termasuk klaster Gowa. Pada Jumat, 8 Mei 2020 dia dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

45. Pasien nomor 45 adalah seorang laki-laki, warga Bandarlampung. Ia merupakan hasil pelacakan atau tracing pasien yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19. Ia termasuk OTG. Saat ini melakukan isolasi mandiri di rumah.

46. Pasien nomor 46 adalah  seorang laki-laki, warga Bandarlampung. Ia juga termasuk OTG. Saat ini melakukan isolasi mandiri di rumah.

47. Pasien nomor 47 adalah laki-laki, 55 tahun, asal Bandarlampung. Ia merupakan pasien hasil pelacakan atau tracing pasien nomor 13. Pasien nomor 13 adalah laki-laki berusia 63 tahun berinisial Ai. Pasien nomor 13 meninggal di RSUAM pada Rabu malam (8/4/2020) pukul 23.03 WIB.

Berdasarkan hasil pelacakan atau tracing, pasien no 13 dan 19 diduga tertular dari luar wilayah, atau bukan transmisi lokal.

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung tidak menjelaskan apa hubungan pasien nomor 47 dengan pasien nomor 13 berinisial LN. Yang pasti, sebelumnya diketahui bahwa di keluarga pasien nomor 13 ada dua  orang yang positif corona.Yaitu pasien nomor 13 dan pasien nomor 19. Mereka pasangan suami istri. Pasien nomor 19 meninggal dunia di RSUAM pada Rabu pagi (8 April 2020). Artinya, dalam satu hari keluarga pasangan Ai dan LN kehilangan dua orang tercinta karena virus corona.

Saat pasien nomor 47 melakukan karantina mandiri di rumah.

48. Pasien nomor 48, laki-laki, 59, warga Bandarlampung. Ia hasil pelacakan atau tracing pasien nomor 29. Saat ini ia sehat dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

49. Pasien nomor 49 adalah wanita, 51,warga Bandarlampung. Ia merupakan hasil pelacakan atau tracing pasien nomor 30.

50. Pasien nomor 50 adalah PDP, laki-laki, 63 tahun, warga Jatiagung, Lampung Selatan. Pada Januari 2020 ia jatuh terduduk saat berkebun. Pasien pernah diurut tetapi tidak ada perubahan. Pada Februari ia kembali jatuh sehingga ia tidak bisa beraktivitas, bahkan BAB harus di tempat tidur.

Pada Maret 2020 ia berobat di RS di Lampung Selatan. Diagnosis dokter: retak tulang punggung dan pengeroposan tulang. Pada 22 April 2020 pasien dirawat di RS swasta di Bandarlampung dengan keluhan batuk kering, demam, dan ada pnemunia. Pada 24 April dilakukan rapid test. Hasilnya negatif. Selanjutnya dilakukan Swab. Pada 29 April 2020 hasil swabnya positif. Saat ini ia masih dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Bandarlampung. Pada Senin (11/5/2020) ia dinyatakan sembuh atau sudah negatif Covid-19 setelah dua kali hasil swab-nya negatif. Namun, ia meninggal pada Senin malam sekitar pulang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.

51.Pasien nomor 51 adalah seorang wanita, 44 tahun, dari Pesawaran. Ia termasuk orang tanpa gejala (OTG) hasil tracing pasien nomor 26.

Pada 15 April 2020 telah dilakukan rapid test, hasilnya negatif. Pada 22 April dilakukan pengambilan swab pertama dan pada 28 April 2020 dilakukan swab kedua. Pada 3 Mei hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan ia positif Covid-19.

52.Pasien nomor 52 adalah seorang laki-laki, 55 tahun, warga Bandarlampung. Ia adalah teman kelompok pengajian nomor 48 dan nomor 29. Saat ini ia sehat dan menjalankan isolasi mandiri. Ia termasuk OTG.

53. Pasien nomor 53 adalah seorang laki-laki berumur 70 tahun, warga Lampung Selatan. Ia seoang dokter yang berpraktik di Lampung Selatan.Pada 11 April ia kedatangan seorang pasien berinisial KA. Pasien tersebut kemudian berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dengan hasil tes negatif.

Mulai 13 April ia tidak buka praktik. Pada 17 April ia mendatangi RSUD Bob Bazar dan melakukan rapid test. Hasilnya negatif.  Pada 27 April rapid test kembali dilakukan dan hasilnya negatif juga. Lalu petugas rumah sakit mengambil spesimen swab tenggorokan dan mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Lampung.

Ia juga langsung dirawat di ruang isolasi RS Bob Bazar. Pada 28 April 2020, ia dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Bandarlampung. Ia kemudian diperiksa oleh dokter spesialis paru,” kata Reihana.

Pada 2 Mei 2020 hasil periksaan swab menunjukkan ia positif mengidap virus corona.

54. Pasien nomor 54 adalah laki-laki berusia 16 tahun, warga Lampung Tengah.  Ia termasuk OTG. Pada 18 April ia pulang dari pondok pesantren. Ia sehat. Sampai di rumah ia melakukan isolasi. Pada 27 April ia ke posko di Balai Kampung Mataram Udik untuk rapid test. Hasil rapid testnya reaktif.  Ia termasuk klaster Temboro.

55. Pasien nomor 55 adalah seorang bayi laki-laki berumur 11 bulan, putra salah satu warga Lampung Selatan. Pasien nomor 55 memang memiliki penyakit pneumonia sejak berusia tiga bulan.

Pada 14 April 2020 pasien datang ke salah satu RS swasta di Bandarlampung. Keluhannhya sejak napas sejak napas, batuk, dan pilek. Ia tidak demam. Dokter spesialis anak menyarankan agar bayi tersebut dilakukan rapid test dan swab. Pada 15 April 2020 dilakukan rapid test dengan hasil nonreaktif.

Pada 17 April dilakukan pemeriksaan swab. Saat itu juga dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Pasien kemudian diperbolehkan pulang. Pada 2 Mei 2020 hasil dari labororium Palembang diterima. Kesimpulannya, pasien ini positif mengidap Covid-19. Saat ini bayi dalam kondisi stabil dan dilakukan isolasi mandiri di rumahnya.

56. Pasien nomor 56, berinsial S, 42 tahun, laki-laki, dari Lampung Tengah.  Ia memiliki riwayat perjalanan ke Gowa, Sulawesi Selatan.

Pada 28 April dilakukan rapid test dengan hasil reaktif. Petugas juga melakukan swab. Pada 5 hasil swabnya positif Covid-19. Ia sehat. Artinya S termasuk pasien tanpa gejala atau OTG. Saat ini ia melakukan isolasi mandiri di rumah. Ia termasuk klaster Gowa.

57. Pasien nomor 57, laki-laki, 23 tahun, dari Lampung Tengah. Ia memiliki riwayat perjalanan baru saja pulang dari pondok pesantren di Temboro, Magetan, Jawa Timur. Ia juga dalam kondisi sehat alias termasuk OTG. Saat ini ia melakukan isolasi mandiri di rumah. Ia termasuk klaster Temboro.

58.Pasien nomor 58, laki-laki, berasal dari Way Kanan. Ia memiliki riwayat perjalanan dari Gowa, Sulawesi Selatan. Pada 21 Maret 2020 ia tiba di Way Kanan dari Gowa. Pada 14 April dilakukan rapid test dengan hasil nonreaktif. Pada 27 dilakukan rapid test lagi dengan hasil reaktif. Pada 28 April dilakukan swab. Pada 6 Mei 2020 hasil swabnya diketahui positif Covid-19. Ia dalam kondisi sehat. Saat ini menjalani isolasi mandiri. Ia termasuk klaster Gowa.

59. Pasien nomor 59, laki-laki, 25 tahun, warga Lampung Selatan. Ia memiliki riwayat baru pulang dari Ponpes di Temboro, Magetan, Jawa Timur. Ia juga termasuk OTG.

Pada 28 April dilakukan rapid test dengan hasil positif. Kemudian pada 1 Mei 2020 dilakukan swab. Hasilnya diketaui pada 6 Mei 2020 ia positif Covid-19. Ia termasuk klaster Temboro.

60.Pasien nomor 60, laki-laki, 21 tahun, warga Lampung Selatan. Ia memiliki riwayat perjalanan dari Ponpes Al Fatah Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Pada 28 April dilakukan rapid test dengan hasil positif. Pada 1 Mei dilakikan swab dan hasilnya diketahui pada 6 Mei 2020 bahwa ia positif Covid-19. Ia termasuk klaster Temboro.

61.Pasien nomor 61, seorang perempuan, 51 tahun, warga Metro Timur, Kota Metro. Ia termasuk pasien dalam pengawasan (PDP). Diagnosis dokter, ia mengidap pnumonia. Ia memiliki riwayat perjalanan baru saja pulang dari daerah zona merah penyebaran Covid-19.

Saat ini pasien nomor 61 dirawat di ruang isolasi sebuah rumah sakit di Lampung. Pada dua minggu lalu, suami pasien 61 yang baru pulang dari tambak Bratasena. Suami dan anak-anak pasien nomor 61 sudah dilakukan rapid test dengan hasil nonreaktif alias negatif.

62.Pasien nomor 62, laki-laki, 26 tahun, dari Lampung Barat. Ia memiliki riwayat perjalanan baru saja pulang dari ponpes di Temboro, Magetan, Jawa Timur. Pada 13 April tiba di Lampung Barat. Pada 21 April dilakukan rapid test dengan hasil nonreaktif. Pada 30 April dilakukan rapid test kedua hasilnya reaktif. Kemudian dilanjutkan dengan swab. Pada 6 Mei 2020 hasil swab diketahui bahwa pasien nomor 62 positif Covid-19. Ia saat ini melakukan isolasi mandiri di rumanhnya. Ia termasuk klaster Temboro.

63.Pasien nomor 63, laki-laki, 17 tahun, warga Lampung Barat. Ia juga memiliki riwayat perjalanan baru saja pulang dari ponpes di Temboro, Magetan, Jawa Timur. Pada tanggal 21 April dilakukan rapid test hasilnya negatif. Pada 30 April dilakukan rapid test kedua dengan hasil reaktif alias positif. Kemudian dilakukan swab dan hasilnya diketahui pada 6 Mei 2020 bahwa ia positif Covid-19.Ia termasuk klaster Temboro.

64. Pasien nomor 64 adalah K, 55 tahun warga Lampung Tengah. Ia memiliki riwayat menjemput dan membawa pulang KA (anaknya) yang baru datang dari pondok pesantren Temboro, Jawa Timur, pada 17 April 2020.

Ia adalah orang tua pasien nomor 65.Ia termasuk pasien tanpa gejala.Pada 29 April 2020 dilakukan rapid test terhadap K dengan hasil reaktif dan langsung diambil swabnya. Pada 6 Mei 2020 hasil uji swabnya keluar dan disimpulkan positif Covid-19.

Secara fisik K sehat. Saat ini ia melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Ia termasuk klaster Temboro.

65. Pasien nomor 65 adalah KA, laki-laki, 18 tahun. Ia adalah anak K. KA memiliki riwayat perjananan dari Ponpes Al Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur. Ia tiba di Lampung pada 17 April 2020. Pada 18 April tiba di Posko Jati Datar, dicek suhu tubuhnya.

Saat diperiksa suhunya 34 derajat celcius dan tidak ada keluhan.Lalu dia pulang ke rumah dijemput ayahnya. Rapid test yang dilakukan terhadap KA pada  pada 28 April 2020 dan hasilnya reaktif. Kemudian dilakukan swab. Hasil swab KA juga positif mengandung virus corona. Ia termasuk klaster Temboro.

66. Pasien nomor 66 adalah GI, 66 tahun, warga Bandarlampung. GI termasuk OTG. Ia sehari-hari masih selalu sholat berjamaah di masjid di dekat rumahnya. Ia tidak keberatan identitasnya diketahui publik. Pasien ini adalah Gunadi Ibrahim, Ketua Partai Gerindra Lampung.

GI secara fisik dalam kondisi sehat. Saat ini ia melakukan isolasi mandiri di rumah.