300 Polisi di Lampung Ikuti Lokakarya Literasi Digital
TERASLAMPUNG.COM —Sebanyak 300 polisi mengkuti Lokakarya literasi digital dengan tema Mengimplementasikan Dinamika Kebijakan Konten Internet Indonesia dan Membangun Aksi Positif di Dunia Maya, Gedung Semergou Pemkot Bandarlampung, Kamis (31/5...
Ke-300 polisi itu dari Polresta Bandarlampung, Polres Lampung Selatan, Polres Tanggamus, dan Polres Pesawaran.
Lokakarya yang merupakan Kerjasama Kemenkominfo RI, Korbinmas Baharkam Polri dan Ditbinmas Polda Lampung itu menghadirkan narasumber Indrianto Banyumurti (Tim Cyber Kreasi Kemenkominfo) dan Rifky Indrawan (relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Lampung).
Saat membuka acara, Wadir Binmas PoldaLampung AKBP A. Napitupulu, mengatakan peserta lokakarya ini terdiri dari unsur Binmas, Humas, Krimsus dan Reserse.
Dia berharap kepada para peserta untuk memanfaatkan peretemuan ini sebagai tempat pembelajaran bagaimana menggunakan media online secara baik.
“Kita (Polda Lampung) masih kalah dibanding dengan Polda yang lain dalam hal mengngungah konten – konten yang baik dan banyak ditonton. Untuk itu, saya berharap para peserta untuk belajar dengan serius bagaimana menggunakan media online secara baik,” kata AKBP A. Napitupulu.
Dalam pemaparannya Indrianto Banyumurti mengingatkan pentingnya cerdas dalam memahani media daring (online). Sebab, menurutnya daring kita tidak dapat mendengar suara, melihat gesture yang kita lihat hanya tulisan saja.
“Kalau di dunia nyata kita bisa lihat gesture seseorang serta suara seeorang yang bicara dengan kita, kalo daring yang kita lihat hanya tulisan saja untuk itu pesannya harus dibaca ulang agar kita paham maksud pesan tersebut,” katanya.
Menurutnya,makin berkembangnya media daring dan medsos menyebabkan sangat mudah seseorang untuk merekrut orang menjadi radikal.
“Dulu untuk merekrut orang menjadi radikal susah sekali dilakukan diam – diam dan dicari orang yang tepat. Sekarang sangat mudah, tinggal lihat beranda orang di fb atau twitter kalau isinya kebencian, tinggial kirim pesan dan ajak bertemu. Ini cerita teman saya mantan orang yang berpaham radilalisme,” ungkap Indrianto.
Menurutnya, di dunia maya orang seperti demo atau beraksi memamerkan satu hal.
“Apa lagi orang tersebut bertemu dengan orang yang satu pemikiran. Di dunia nyata bisa jadi dia pendiam, tapi di dunia maya dia brutal, selalu menulis ujaran – ujaran kebencian,” katanya.
Dandy Ibrahim











