Tips Mengecek Kamu Permisif terhadap Politik Uang atau Enggak

TERASLAMPUNG.COM — Sebuah media di Lampung baru-baru ini memberitakan bahwa money politics atau politik uang dalam pilkada serentak di Lampung (termasuk Pilgub Lampung) adalah kedua terbesar di Indonesia. Data itu masih meragukan. Sebab, ada da...

Tips Mengecek Kamu Permisif terhadap Politik Uang atau Enggak
Deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA Pilgub Lampung 2018 di Lapangan Enggal, Rabu (14/2/2018).

TERASLAMPUNG.COM — Sebuah media di Lampung baru-baru ini memberitakan bahwa money politics atau politik uang dalam pilkada serentak di Lampung (termasuk Pilgub Lampung) adalah kedua terbesar di Indonesia.

Data itu masih meragukan. Sebab, ada data lain yang menunjukkan bahwa sebuah dana sosialisasi dan kampanye paslon di Lampung menjadi ratusan miliar rupiah. Bahkan, kabarnya hampir satu triliun. Seiring dengan itu,  money politics di Lampung sangat terrang benderang. Makanya, menjadi provinsi nomor satu di Indonesia di bidang money politics layak disandang Sang Bumi Ruwa Juraj.

Hal itu tidak terjadi pada Pilgub 2018 saja. Pada Pilgub 2014 lalu politik uang juga ramai di Lampung.Bentuknya gula, sembako, sabun, uang, dan lain-lain. Sekarang agak beda wujudnya: ada sarung, ada jilbab, ada pula uang Rp 50 ribu.

Nah, banyak pendapat berseliweran soal politik uang ini. Sebagian menganggap politik uang itu biasa, sebagian lagi menilai politik uang itu melanggar aturan bahkan menurut ajaran agama termasuk haram. Kenapa haram? Karena itu termasuk sogokan. BACA: Ini Hukum Suap atau Money Politic dalam Islam Menurut Ustaz Afta

Maraknya politik uang dalam pilkada salah satunya disebabkan masih permisifnya masyarakat terhadap praktik sogokan. Permisif artinya menganggap politik uang atau sogokan berupa barang atau uang dalam pilkada atau pemilu itu hal yang biasa saja. Politik uang boleh, asal tidak ketahuan dan dilaporkan ke Panwas. Begitu anggapan sebagian masyarakat.

Orang-orang yang beranggapan seperti itu tidak pernah berpikir bahwa politik uang telah menodai demokrasi. Lebih jauh lagi, politik uang akan membuat pilkada biayanya lebih mahal. Dampaknya, sang pemenang yang menjadi kepala daerah karena politik uang kelak akan berusaha keras mengembalikan dulu uang yang pernah disebarkan kepada calon pemilih.

Apakah kamu permisif terhadap politik uang? Untuk mengeceknya mudah saja.

1. Kamu biasanya akan mengatakan ,”Politik uang itu biasa, calon lain juga ngelakuin kok.”

2.Kamu akan nyinyir atau setidaknya diam-diam tidak sepakat kalau ada orang melaporkan praktik politik yang.

3. Kamu cuek bebek aja ketika melihat anggota keluargamu diberi barang (sarung, jilbab, sabun, gula, beras, minyak, uang, dll) dari tim sukses paslon tertentu.

4.Kamu akan marah atau mengamuk di medsos jika paslon jagoanmu yang melakukan politik uang ditulis oleh media.

5. Kamu akan  menyitir kata-kata bijak agar para pendukung paslon legowo, karena kamu adalah pendukung paslon yang melakukan politik uang.

6. Kalau kamu punya media (online, cetak,elektronik), maka media punyamu enggak akan memberitakan tentang kasus-kasus politik uang.

 

TL/Dewira/Rama Pandu SM