Tiga Hari Air PDAM Macet, Warga Sukajawa Mengeluh
TERASLAMPUNG.COM — Warga Kelurahan Sukajawa, Bandarlampung, mengeluhkan pelayanan PDAM karena sudah tiga hari air tidak mengalir di rumahnya. “Kesal pak, sudah tiga hari air pam di rumah mati nggak tahu apa sebabnya,” kata Jhoni Caniago kepada...

TERASLAMPUNG.COM — Warga Kelurahan Sukajawa, Bandarlampung, mengeluhkan pelayanan PDAM karena sudah tiga hari air tidak mengalir di rumahnya.
“Kesal pak, sudah tiga hari air pam di rumah mati nggak tahu apa sebabnya,” kata Jhoni Caniago kepada teraslampung.com, Kamis, 4 April 2019.
Selain air yang mati warga lainnya mengeluhkan jadwal hidup air yang hanya tiga jam perharinya.
Hal ini disampaikan Sapriansyah yang mengungkapkan air pam di rumahnya hanya hidup selama 3 jam namun rekening pembayarannya tetep tinggi.
“Dulu pam lancar, sekarang hidup paling sehari tiga jam terus pembayarannya tetep mahal,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan warga Sukajawa Bandarlampung itu, Kabag Humas PDAM Way Rilau Agung Purnama menjelaskan, matinya air pam itu disebabkan pipa induk patah serta terjadi kebocoran pipa di jalan Tamin.
“Pipa induk kami patah dan untuk memperbaikinya butuh waktu karena partsnya tidak ada jualannya di sini. Setelah pipa induk bisa kita perbaiki, pipa penyalur di Jalan Tamin bocor, Alhamdulillah sekarang sudah kita perbaiki,” jelasnya Kamis (4/4) di ruang kerjanya.
Selain masalah di pipa PDAM Way Rilau kata Agung juga mengalami kendala air di musim penghujan ini.
“Kemarin air tidak bisa kami salurkan dan harus kami buang karena airnya keruh, ketika kami jernihkan dengan menggunakan pac (bahan penjernih), air tetap keruh dan tidak bisa kita salurkan,” tambahnya.
Untuk biaya rekening yang tinggi menurutnya pelangga harus teliti jangan sampai ada kebocoran di pipa air yang di dalam.
“Coba dimatikan dari induknya kalau sudah selesai pemakaian, biasanya ada kebocoran di instalansi pipa air di dalam,” katanya.
Pada bagian lain Kabag Humas PDAM Way Rilau Agung Purnama menjelaskan pembagian air pam di wilayah Tanjungkarang dilakukan secara bergilir.
“Kalau untuk wilayah Tanjungkarang memakai jam alir, dari jam lima pagi sampai jam sembilan atau di wilayah lain jamnya berbeda.”
“Kenapa kami menggunakan jam alir, karena untuk pemerataan air untuk daerah Tanjungkarang kan wilayahnya tinggi gak mungkin kita mampu mengaliri semua secara bersamaan,” tutupnya.
Dandy Ibrahim