Perencanaan Anggaran Rumah Tangga Islami

Oleh: Tim Bappeda Metro Merencanakan anggaran akan memberi manfaat yang besar buat kita, sebagai salah satu alat untuk merencanakan dan mengelola cashflow keuangan rumah tangga. Kebanyakan kita sudah mengenal apa yang dimaksud dengan anggaran...

Perencanaan Anggaran Rumah Tangga Islami
Oleh: Tim Bappeda Metro

Merencanakan anggaran akan memberi manfaat yang
besar buat kita, sebagai salah satu alat untuk merencanakan dan mengelola cashflow
keuangan rumah tangga.

Kebanyakan kita sudah mengenal apa yang
dimaksud dengan anggaran, yaitu memperkirakan dan mengalokasikan besarnya dana
untuk suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Banyak cara yang bisa dan biasa
kita lakukan untuk menyusun Anggaran Rumah Tangga ini. Para ibu, sebagai
“menteri keuangan rumah tangga,” sejak dahulu kala sudah
melakukannya. Mereka membagi penghasilan yang diperoleh keluarganya pada
pos-pos pengeluaran rumah tangga, seperti membayar tagihan listrik, air, biaya
belanja makanan selama sebulan, membayar gaji pembantu rumah tangga, baby
sitter
, dan lain-lain.

Mereka juga ada yang menggunakan amplop sebagai
cara untuk memilah-milah uang pada pos-pos pengeluaran tertentu. Tiap amplop
diasumsikan sebuh pos pengeluaran. Dana yang dianggarkan untuk pos pengeluaran
tertentu dimasukkan pada amplop tertentu. Sebanyak apa pun pos yang dibuat
sebanyak itu pula amplop disediakan. Singkatnya, kita menyebutnya sebagai
manajemen amplop. Bentuk yang lebih modern dari amplop adalah  menggunakan
rekening bank untuk memilah pos pengeluaran ini. Singkatnya banyak cara yang
bisa digunakan untuk mengatur anggaran rumah tangga.

Bagaimana cara membuatnya agar sesuai syariah?


Langkah pertama adalah mengeluarkan zakat atas
penghasilan yang diperoleh. Besarnya zakat ini adalah 2,5% dari penghasilan.
Dalil atas wajibnya zakat profesi/penghasilan gajian adalah keumuman lafadz, Allah
berfirman yang artinya:



“Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik…”
 (QS. Al-Baqarah (2): 267)
“Dan pada harta-harta mereka ada hak
untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bahagian”.
(QS. Adz-Dzaariyaat (51): 19).
Selanjutnya, alokasikan untuk sedekah dan
infaq. Besarnya tergantung kemampuan Anda. Karena balasan dari Allah bisa 10
kali lipat atau 700 kali lipat, maka semakin besar Anda mampu menerima
balasannya, semakin besar harus dialokasikan.


Langkah kedua adalah membayar utantatau cicilan
hutang yang dimiliki. Cicilan hutang seperti KPR, KPM, atau bahkan mungkin
pembelian barang dengan sistem tunda (kredit) harus didahulukan karena
merupakan janji kepada pemberi pinjaman.


Langkah ketiga membayar biaya masa depan atau menyisihkan
sebagian harta untuk masa dimana Anda memerlukannya kelak, atau kita sebut
sebagai investasi.
Langkah keempat menggunakan sisa penghasilan untuk
biaya konsumsi. Saat menggunakan anggaran konsumsi ini, utamakan biaya untuk
hidup, seperti membeli makanan, sewa rumah, listrik, air, uang sekolah,
kewajiban pada pihak lain seperti gaji pembantu rumah tangga, baby sitter,
tukang kebun, dan lain-lain. Biaya entertain dan kesenangan lain, bisa anda
alokasikan kemudian.

Dengan dana yang ‘terbatas’ yang siap
dikonsumsi, maka pola konsumsi akan mengikuti jumlah uang yang dianggarkan,
sehingga tidak berlebihan karena memang uangnya sudah dibatasi. Kalau dibalik,
anggaran konsumsi rumah tangga diletakkan diurutan pertama, maka dapat
dipastikan tak ada lagi uang yang bisa dimasukkan pos investasi, yang hasilnya
baru akan dinikmati pada masa datang, terlebih lagi pos untuk zakat
penghasilan. Pada umumnya, uang akan habis bahkan kurang diakhir waktu
anggaran atau diakhir bulan.

Anda tentu sudah tahu bahwa membuat anggaran
akan memberi manfaat yang besar. Anggaran akan memberitahu Anda, berapa banyak
dana tersedia untuk dibelanjakan. Sesudah mengikuti langkah-langkah membuat anggaran secara syariah.  Kini saatnya kita membuat anggaran untuk pos-pos konsumsi rumah tangga.
Setelah kita menggunakan uang yang dianggarkan
untuk konsumsi bulanan guna membayar zakat, cicilan, dan dana investasi. Sisa
dana yang tersedia siap untuk dibelanjakan.


Pertama, Anda harus memisahkan pengeluaran rutin dan
pengeluaran insidentil. Belanja rutin seperti membayar sewa rumah, listrik,
air, telepon dan iuran keamanan, membayar gaji orang-orang yang bekerja pada
anda, seperti pembantu rumah tangga, dan lainnya jika ada,  uang sekolah,
dan semua yang menjadi kewajiban rutin rumah tangga anda, termasuk belanja
bulanan dan alokasi belanja makanan sehari-hari. Jika anda juga mengalokasikan
dana untuk orang tua atau mertua, itu juga harus dimasukkan dalam pengeluaran
rutin rumah tangga.


Kedua, Anda harus menyisihkan dana untuk membayar
pengeluaran tahunan, seperti membayar asuransi, membayar pajak kendaraan,
menabung untuk berqurban, pergi haji, atau bahkan menabung untuk membuat dana
liburan. Dengan menganggarkan dana biaya besar pada pengeluaran bulanan, akan
memberi dua manfaat sekaligus yaitu anda terbiasa untuk menabung atau
mengumpulkan uangnya sebelum menggunakannya, sekaligus kebutuhan dana yang
besar dapat dipenuhi setahap demi setahap sehingga tidak terasa berat.


Terakhir, adalah kebutuhan insidental yang biasanya
digunakan untuk biaya sosial dan biaya entertain. Karena kita hidup dalam
masyarakat yang masih sangat erat kekerabatannya, maka biaya sosial untuk
membantu keluarga dan kerabat yang berkekurangan harus juga dialokasikan.
Kadang-kadang masalah membantu kerabat ini menjadi sumber ketegangan bagi
pasangan suami istri. Meskipun dana yang Anda anggarkan  tidak banyak,
jika Anda kumpulkan secara bertahap maka akhirnya akan terkumpul jumlah yang
lumayan besar. Membantu kerabat biasanya tidak terjadi tiap bulan. Dengan cara
demikian, saat ada kerabat yang memerlukan bantuan, anda akan ikhlas memberikan
jumlah yang banyak tersebut karena memang sudah dialokasikan untuk membantu
mereka.

Berapa persentase ideal alokasi anggaran
diatas?
Surat Al Furqon ayat 67: ”dan orang-orang
yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula)
kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

Tidak kikir dan tidak boros, demikian pesan
dalam Al Qur’an. Setiap keluarga adalah unik dan memiliki kebutuhan yang
spesifik, tidak bisa disamakan kebutuhan satu keluarga dengan keluarga yang
lain, meskipun, penghasilannya sama, jumlah anggota keluarga juga sama. Hal ini
disebabkan setiap keluarga memiliki pandangan hidup dan kesukaan masing-masing.
Ada keluarga yang memiliki hobi membaca buku, sehingga bagi mereka anggaran
untuk membeli buku tiap bulan cukup besar. Sementara ada keluarga lain yang
lebih menyukai perjalanan liburan, sehingga mereka lebih mementingkan
menyisihkan dana untuk berlibur dengan biaya besar setiap tahun sekali. Oleh
karenanya  tidak ada jawaban yang tepat berapa alokasi yang diperlukan
untuk tiap-tiap pos pengeluaran.

Namun demikian, berdasarkan ilmu perencana
keuangan, kita bisa membagi kelompok keluarga menjadi 3 yaitu pemula, menengah
dan mahir.
Tabungan/invest
Biaya
Rutin
Cicilan
Max
Pribadi
Keluarga Pemula
10%
40-60%
30%
10%
Keluarga Menengah
10%
40-60%
20-30%
10%
Keluarga Mahir
20-30%
40-60%
10%
20%

Keluarga pemula diasumsikan sebagai keluarga
muda, yang baru mengenal perencana keuangan dan masih memiliki banyak kebutuhan
untuk membangun asset keluarga.

Keluarga menengah adalah keluarga dengan
kisaran usia kepala keluarga 35-45 tahun yang masih harus banyak membiayai
sekolah anak-anak dan biaya proteksi. Namun harus mulai menurunkan persentase
cicilan, dengan cara menambah penghasilan atau memperkecil jumlah barang yang
dibeli secara tunda.

Keluarga mahir diasumsikan sebagai keluarga
dengan kepala keluarga berusia diatas 45 tahun, dimana anaknya hampir lulus
kuliah, atau sudah memasuki bangku kuliah sehingga biaya proteksi tak terlalu
besar dan  dana pendidikan sudah aman tersedia.

Jika saat ini usia Anda masuk dalam keluarga
mahir tapi baru saja mengenal perencana keuangan, mulailah dengan
perlahan-lahan. Jangan paksakan membuat anggaran sangat ketat untuk mencapai
tujuan keuangan secepat-cepatnya. Jika ini yang Anda lakukan, pada umumnya akan
gagal mematuhi anggaran yang telah ditentukan. Selamat menyusun anggaran
keluarga Anda, semoga setahun ke depan kehidupan keuangan Anda menjadi lebih
teratur.***