Pada 2022 Ada 3.606 Kasus TBC di Kota Bandarlampung

TERASLAMPUNG.COM — Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung menyebut tahun 2022 tercatat ada 3.606 kasus tuberkulosis (TBC) mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 ditemukan kasus TBC 2.559. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penularan Penyakit (P2P...

Pada 2022 Ada 3.606 Kasus TBC di Kota Bandarlampung
Kabid P2P Budi Ardiyanto pada acara kolaborasi penanggulangan Tuberkulosis (TBC) bersama media di Yunna Hotel, Rabu (28/12/2022).

TERASLAMPUNG.COM — Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung menyebut tahun 2022 tercatat ada 3.606 kasus tuberkulosis (TBC) mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 ditemukan kasus TBC 2.559.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penularan Penyakit (P2P) Budi Ardiyanto mengatakan dengan semakin banyaknya kasus, maka angka penularan kasus TBC bisa langsung ditekan dan diobati.

“Jangan khawatir dengan ditemukannya banyak kasus TBC karena dengan ditemukan kasus-kasus tersebut kami (Dinkes) bisa menyelesaikan insyallah pasien bisa sembuh dan bisa menekan penularannya. Jangan sampai menjadi fenomena gunung es,” katanya di acara kolaborasi penanggulangan Tuberkulosis (TBC) bersama media, di Yunna Hotel, Rabu 28 Desember 2022.

“Harapannya semakin cepat ditemukan, cepat diobati secepatnya dapat mencegah penularannya,” tambahnya.

Upaya yang dilakukan Dinkes Bandarlampung bersama Inisiatif Lampung Sehat (ILS) jelas Budi yaitu investigasi kontak, skrining, meningkatkan imunisasi BCG serta mengedukasi masyarakat.

“Kami bersama ILS melakukan investigasi kontak, setelah ditemukan ada pasien TBC kami akan melakukan pemeriksaan di keluarga kemudian di lingkungan sekitar. Untuk pengobatan pasien TBC di Puskesmas-Puskesmas tidak dipungut biaya atau gratis sampai sembuh karena dibiayai oleh pusat,” jelas Kabid P2P Budi Ardiyanto.

Direktur program ILS, Prihartini, menambahkan organisasinya sejak 2014 konsen terhadap kasus TBC, selain mendampingi pasien TBC juga melakukan penyuluhan-penyuluhan.

“Kami melakukan penyuluhan-penyuluhan secara rutin di daerah-daerah yang rawan kasus TBC. Selain itu kami juga mendampingi pasien TBC hingga sembuh tanpa dipungut biaya. Saat ini kami sedang mencari CSR dari perusahaan-perusahaan untuk membantu pembiayaan pasien TBC,” katanya.

Dandy Ibrahim