Musibah AirAsiaQZ8501: Ini Surat Terbuka Seorang Pilot untuk Menhub Ignasius Jonan
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (dok liputan6.com) BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com —Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dikabarkan marah-marah di kantor AirAsia perwakilan Indonesia di Jakarta, Jumat (2/1/2015) saat mengetahui bahwa...
| Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (dok liputan6.com) |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com —Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dikabarkan marah-marah di kantor AirAsia perwakilan Indonesia di Jakarta, Jumat (2/1/2015) saat mengetahui bahwa pilot pesawat AirAsia tidak mendasarkan jadwal terbang dengan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMGK). Baca: Ada Satu Prosedur yang tidak Dijalankan AirAsia di
Kabar yang muncul bersamaan dengan kesibuka Badan SAR Nasional (Basarnar) mengevakuasi para penumpang pesawat AirAsia QZ8501 dari Selat Karimata itu, mendapatkan respons banyak kalangan. Ada sejumlah kalangan yang menyayangkan sikap Jonan karena dilakukan pada saat Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelesaikan pekerjaannya terkait investasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Salah satu respons terhadap Menhub Ignasius Jonan yang mendapatkan perhatian luas di media sosial adalah surat terbuka dari Fajar Nugroho, seorang pilot yang juga blogger.
Berikut surat terbuka Fajar Nugroho yang sejak Sabtu siang (3/1/2015) sudah banyak dilansir banyak media:
Surat terbuka pada Bapak Menteri Jonan
Bapak Menteri yang terhormat, perkenalkan nama saya Fadjar Nugroho.
Pekerjaan saya penerbang. Mungkin di mata orang lain ini adalah sebuah
pekerjaan hanya sebagai supir. Tapi saya bangga karena katanya pekerjaan saya
membutuhkan kemampuan otak dan fisik yang tinggi.
Saya baru saja membaca berita bahwa bapak datang ke Air Asia dan marah
besar kepada manejemen perusahaan tersebut karena laporan cuaca yang tidak
diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet.
Sama dengan penerbang Air Asia dan maskapai lainnya, pada waktu saya
terbang di Indonesia menggunakan pesawat beregistrasi Indonesia, saya harus
mengambil laporan cuaca dari BMKG.
Kenapa BMKG? Karena sudah bertahun-tahun tertulis bahwa sebuah penerbangan
komersial berbasis PKPS (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil) nomor 121
ayat 101 memberikan petunjuk seperti di bawah ini.
———————————————————————–
121.101 Weather Reporting Facilities
(a) No air carrier may use any weather report to control flight unless it
was prepared and released by the Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) or a source approved by the Director.
————————————————————————
Saya tidak mengajari bapak Menteri tapi saya akan terjemahkan untuk pembaca
lainnya karena saya yakin ayat ini sudah diperlihatkan pada bapak oleh staf
bapak yang membuat ayat ini.
———————————————————————–
121.101 Fasilitas Laporan Cuaca
(a) Tidak ada maskapai (air carrier) apapun yang boleh menggunakan laporan
cuaca untuk mengendalikan sebuah penerbangan kecuali laporan tersebut
dipersiapkan dan dikeluarkan oleh BMKG atau sumber yang disetujui oleh
Direktorat Perhubungan Udara.
———————————————————————–
Jadi untuk mendapatkan laporan cuaca ini kami pergi ke briefing office yang
menyediakan laporan ini berupa hasil print out atau fotokopi.
Alhamdulillah, sekarang dengan teknologi internet, terima kasih bahwa BMKG
telah menyediakan laporan ini secara online dalam website yang alamat secara
lengkapnya adalah:
http://aviation.bmkg.go.id/web/metar_speci.php
Pak Menteri, saya bangga dengan produk online BMKG ini. Tidak kalah dengan
institusi sejenis di luar negeri yang menyediakan produknya secara gratis di
internet. Dalam rangkaian produknya di website pun kita sampai-sampai bisa
melihat citra satelit. Wah. Saya sampai bertepuk dada terhadap negara lain yang
belum punya fasilitas serupa.
Sejak ada informasi cuaca untuk penerbangan di website BMKG ini banyak
rekan-rekan saya yang penerbang dan FOO yang tidak perlu datang ke briefing
office dan mengambil fotokopian laporan cuaca yang dipersiapkan oleh
rekan-rekan dari kantor meteo yang biasanya dikumpulkan briefing office. Di
PKPS di atas tidak ditulis bahwa laporannya harus berbentuk kertas dari BMKG.
Kabar gembira ini juga bagi rekan-rekan FOO yang bisa berkonsentrasi untuk
melepaskan (release) sebuah penerbangan tanpa berlari atau berkendara baik motor
atau mobil ke briefing office untuk mengambil fotokopian laporan cuaca. Apalagi
kalau cuacanya hujan deras.
Selama ada listrik yang menyalakan komputer dan printer kami, dan
internet, maka kami bisa mendapatkan laporan cuaca. Para FOO akan punya banyak
waktu untuk melakukan briefing dengan penerbang. Briefing yang artinya
berdiskusi antara FOO dan penerbang untuk menentukan bahan bakar dan urusan
penerbangan lainnya jika dibutuhkan.
Kami tahu dalam website tersebut ada peringatan bahwa informasi mungkin
tidak update dan harus memperhatikan tanggal dan waktu penerbitan. Dengan
memperhatikan tanggal dan waktu penerbitan kami tahu apakah data yang kami
unduh di website itu masih berlaku atau tidak.
Tentunya ini juga kabar gembira untuk rekan-rekan yang bekerja di briefing
office terutama untuk para spesialis peramal cuaca (forecaster specialist).
Beliau-beliau ini bisa berkonsentrasi mengirimkan produk-produk cuaca
penerbangan tanpa terganggu dengan aktifitas fotokopi.
Bapak Menteri, kami juga mohon bapak untuk datang ke fasilitas BMKG
terutama di daerah-daerah untuk mendengarkan keluhan rekan-rekan kami para
spesialis meteorologi. Kalau bisa juga mendamprat para pejabat yang tidak
menyediakan fasilitas yang tidak selengkap negara lain sehingga website BMKG
ini kadang tidak update sampai-sampai untuk mengunduh datanya pun harus
hati-hati dengan masa berlakunya.
Pak Menteri, kabar gembira lainnya adalah, data BMKG tersebut secara normal
ternyata didistribusikan secara global dalam dunia penerbangan. Artinya kalau
kami buka website dari luar negeri pun, isinya akan sama dengan isi website
BMKG. Kecuali kalau tidak diupdate oleh petugasnya.
Pak Menteri, kami tentunya tahu kalau mengambil dari website luar negeri,
biarpun isinya sama, kami tidak bisa mengambilnya kalau bukan dari BMKG atau
sumber yang disetujui oleh Direktorat Perhubungan Udara. Jadi kami kembali ke
website BMKG kecuali maskapai tempat para penerbang bekerja disetujui untuk
mengambil data dari sumber lain oleh pejabat di kementerian bapak.
Pak Menteri, jangan damprat kami karena mendapatkan informasi cuaca dari
internet karena informasi cuaca tersebut juga dari BMKG.
Pak Menteri, kami juga senang bapak berkunjung ke Air Asia dan
memperhatikan cara kerja penerbang di sana. Kami akan senang kalau bapak juga
menyempatkan diri berkunjung ke maskapai lain. Mudah-mudahan kunjungan ke
maskapai lain tidak menunggu kecelakaan di maskapai tersebut.
Saya setuju dengan bapak untuk menghargai nyawa manusia. Sebagai penerbang,
kami juga menghargai nyawa, baik nyawa kami, nyawa penumpang dan nyawa keluarga
kami. Kami tidak bekerja sembarangan karena kami tahu resikonya adalah nyawa.
Bapak Menteri, bahkan saya sendiri kehilangan seorang adik kandung yang
juga seorang penerbang. Jadi mungkin saya lebih memahami kehilangan nyawa di
dunia penerbangan daripada wartawan yang menulis berita ini.
Juga pada wartawan yang pernah bertanya pada saya di TV bertahun-tahun lalu
dengan pertanyaan:
“Apa perasaan anda dengan kejadian ini?”, pertanyaannya aneh ya
pak, pasti sedih kan?
Atau
“Apakah anda masih berani menerbangkan pesawat dengan kejadian yang
menimpa adik kandung anda?”.
Alhamdulillah sampai saat ini saya masih berani karena tidak ada
hubungannya dengan adik saya. Saya yakin diapun bangga di alam sana melihat
saya mengenakan seragam saya.
Bapak Menteri, terima kasih telah memperhatikan kami dan para penumpang.
Bapak Menteri, kembali ke masalah cuaca, di Indonesia cuacanya akan hampir
sama pada bulan-bulan ini.
Jadi tidak hanya rute Surabaya Singapura yang mengalami cuaca seperti
ini. Penghentian penerbangan di rute ini tidak menyelesaikan masalah. Yang
mendapatkan masalah adalah para penerbang yang kehilangan rute dalam
pekerjaannya dan kesempatan penumpang terbang di rute tersebut. Kami mohon
jangan ada rute yang dihentikan.
Saya mohon maaf kalau ada kesalahan dalam surat ini. Dalam pekerjaan kami,
kesalahan ini disebut human error.
Kalau kami berbuat kesalahan, selain bisa mati, kami akan didamprat dan
dihujat oleh umat manusia sedunia. Kalau kami tidak salah, tidak ada yang ingat
karena sudah bayar sebelum naik pesawat.
Bapak Menteri, akhirnya saya hanya kembali berkata bangga terhadap bapak
yang penuh perhatian pada pekerjaan kami. Kami dukung terus kerja bapak untuk
memajukan penerbangan Indonesia yang aman.
Hormat saya,
Fadjar Nugroho



