Menikmati Kesejukan Hutan dengan Pohon-Pohon Berusia Ratusan Tahun di Baradatu

ARFAN Efendi (71), warga Bukit Siperli Kampung Banjar Negara Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, usianya tidak muda lagi. Namun, pria penyelamat lingkungan itu masih gigih dan setia pada kelestarian lingkungan. Kami beruntung bisa me...

Menikmati Kesejukan Hutan dengan Pohon-Pohon Berusia Ratusan Tahun di Baradatu

ARFAN Efendi (71), warga Bukit Siperli Kampung Banjar Negara Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, usianya tidak muda lagi. Namun, pria penyelamat lingkungan itu masih gigih dan setia pada kelestarian lingkungan.

Kami beruntung bisa menemi pria yang tinggal di kampung di kawasan destinasi wisata didaerah yang berbatasan dengan Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan, itu pada Sabtu (15/4),

Tim foto wisata Way Kanan berangkat dari Blambangan Umpu,  ibukota Way Kanan, pada pukul 09.45 WIB, menggunakan dua sepeda motor. Kami menyusuri jalan ke arah timur menuju Baradatu.
Tak jauh dari Kota Baradatu inilah tim melakukan silaturahmi di kediaman sosok yang peduli akan kelestarian lingkungan.

Saat ditemui di kediamannya,  ayah sepuluh anak itu mengaku  di belakang rumahnya masih terdapat 4 hektar lahan miliknya yang dibiarkan tumbuh liar dengan berbagai macam pepohonan yang sudah berumur lebih dari satu abad.

Memauki kebun yang lebih milik hutan di belakang rumah Arfan,  kami dimanjakan dengan rindangnya pepohonan, Ada beberapa jenis pohon langka yang masih terdapat di sini. Di antaranya ada kurang lebih 8 pohon kemuning terlihat berdiri kokoh.

Ada juga beberapa pohon Benatan atau pohon yang pada zaman dahulu digunakan sebagai bantalan rel kereta api. kemudian ada 9 batang pohon sialang yang tidak kalah kokohnya.

Di antara pepohonan yang tumbuh di kebun Arfan, terdapat  beberapa binatang langka yang menghuni hutan tersebut diantaranya Beruang madu, Kijang, Ular besar, Pukang dan lain sebagainya.

“Kami sering melihat, karena pernah didekat sini di belakang rumah dan pada waktu saya nanam tanaman tebu habis dimakannya” ujarnya dengan penuh semangat

Dengan mengenakan kaos oblong warna putih, peraih penghargaan dari Bupati Way Kanan sebanyak dua kali tersebut menceritakan sejarah hutan miliknya yang sejak di zaman Belanda telah dibuat kebun lada.

Arfan Efendi dengan dua penggargaan di bidang lingkungan hidup.

Kemudian,  saat Jepang masuk ke Way Kanan (1942) mereka menyuruh mengganti dengan tanaman kapas. Namun bibit pepohonan liar tetap dibiarkan tumbuh hingga sekarang, sehingganya pohon-pohon tersebut, menjadi rumah tinggal bagi lebah madu yang bermigrasi setiap tahunnya sehingga dapat menjadi tambahan pendapatan baginya.

Sementara itu M Yazid Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Way Kanan yang menginisiasi perjalanan wisata yang kami lakukan, mengatakan bahwa pemerintah daerah pernah memasukkan hutan tersebut dalam nominasi penerima Kalpataru tahun 2009.

“Hutan ini adalah bagian dari kearifan lokal yang masih ada di Way Kanan, Ini juga berpotensi untuk menjadi tempat wisata tracking, Jelajah alam misalnya. Kelebihannya, lokainya  dekat sekali dengan Kota Baradatu, di pinggir jalan antara Kecamatan Banjit dan Baradatu,” kata Yazid.

Menurut Yazid, ebetulnya tidak hanya hutan ini saja, objek wisata lainnya di daerah Way Kanan. Jika ditelusuri lebih jauh, cukup banyak potensi wisata di Way Kanan yang bisa dikembangkan.

“Potensi wisata alam merupakan karunia Ilahi dengan suguhan yang masih alami perlu sinergi semua pihak untuk mewujudkan way kanan yang maju dan berdaya saing sesuai dengan visi pemerintah daerah Way Kanan,” katanya.

Heri Amanudin