Inilah Data dan Riwayat Perjalanan 42 Pasien Positif Covid-19 di Lampung

Dewira | Teraslampung.com BANDARLAMPUNG — Hingga Sabtu, 26 April 2020, pasien positif mengidap virus corona atau Covid-19 di Lampung ada 42 orang. Dari 42 orang tersebut, 10 orang sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang, 27 orang masih diisola...

Inilah Data dan Riwayat Perjalanan 42 Pasien Positif Covid-19 di Lampung
Pasien virus corona nomor 04 di Lampung dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, Kamis (16/4/2020).

Dewira | Teraslampung.com

BANDARLAMPUNG — Hingga Sabtu, 26 April 2020, pasien positif mengidap virus corona atau Covid-19 di Lampung ada 42 orang. Dari 42 orang tersebut, 10 orang sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang, 27 orang masih diisolasi di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah, dan 5 orang meninggal dunia.

BACA: Kakak Beradik Positif Corona Akhirnya Diisolasi di Islamic Center Kotabumi

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Lampung, Reihana, jika dipetakan berdasarkan klasternya, mereka terdiri dari lima klaster.

“Lima klaster itu adalah Klaster Bogor, Jakarta, Bengkulu, Gowa, dan Yogyakarta,” kata Reihana.

Dari 42 pasien Covid-19 di Lampung, sebanyak 18 pasien adalah klaster Jakarta, 10  klaster Gowa, 8 klaster Bengkulu, 5 dari klaster Bogor, dan 1 klaster Yogyakarta.

Berikut ini daftar lengkap riwayat perjalanan pasien Covid-19 di Lampung sebelum positif Covid-19 sampai mereka dinyatakan positif Covid-19 menurut Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Lampung:

1.Pasien nomor 01 berinisial AS, seorang laki-laki berusia 64 tahun. Ia dirawat  di RSU Abdul Moeloek Bandarlampung sejak pertengahan Maret 2020. Pasien ini memiliki riwayat pernah berkunjung ke Bogor untuk ikut seminar keagamaan. Dirawat selama 26 hari di RSU Abdul Moeloek, ia akhirnya dinyatakan sembuh. Setelah sembuh dan pulang ke rumah, identitasnya dibuka ke publik. Ia diketahui bernama Amin Sutadi, warga Langkapura, Bandarlampung. Ia merupakan Penatua (tokoh agama) Gereja Protestan Indonesia Barat ( GPIB) Lampung. Ia termasuk klaster Bogor.

2. Pasien nomor 02 (pria, 35 tahun), warga Bandarlampung. Ia memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta, Yogyakarta, dan Palembang. Ia adalah seorang pegawai di Kementerian PUPR. Ia memiliki riwayat pernah melakukan perjalanan ke Yogyakarta dan transit di Jakarta selama 9 hari. Pada 4 Maret, pasien nomor 02 melakukan perjalan ke Palembang. Lalu pada 21 Maret datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan sesak napas. Sebelum datang ke rumah sakit, pasien ini mengeluh buang air besar cair 5-6 kali sehari disertai mual. Ia memiliki penyakit penyerta, yaitu hepatitis. Selama dirawat di RSUAM kondisi pasien tidak stabil, kadang stabil, terkadang sesak napas.  Ia meninggal pada Senin, 30 Maret 2020 di RSU Abdul Moeloek Bandarlampung dan dimakamkan di TPU Kota Baru, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan. Ia termasuk klaster Yogya.

3. Pasien nomor 03 (laki-laki), 35, adalah seorang pemandu wisata yang diduga memiki kontak dengan orang asing yang baru dibawanya ke Lampung. Ia dinyatakan sudah negatif alias sembuh.

4.Pasien 04, seorang laki-laki berusia 54 tahun, warga Bandarlampung. Ia sudah dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Jakarta.

5. Pasien nomor 05 adalah seorang perempuan, warga Bandarlampung, dalam kondisi sehat tetapi sempat berstatus positif mengidap virus corona. Ia sudah dinyatakan sembuh dan pulang ke rumahnya. Ia termasuk klaster Jakarta.

6. Pasien 06 laki-laki 11 tahun, warga Bandarlampung, kondisi sehat tetapi sempat dinyatakan positif corona. Ia sudah dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Jakarta.

7. Pasien nomor 07 seorang pria berusia 30 tahun, warga Bandarlampung, dalam kondisi sehat tetapi masih positif (05, 06, 07 data di Dinkes Lampung masih satu keluarga). Ia sudah dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Jakarta.

8. Pasien nomor 08 seorang perempuan berusia 53 tahun, warga Bandarlampung. Ia sudah dinyatakan sembuh. Ia termasuk klaster Jakarta.

9. Pasien nomor 09, laki-laki berusia 54, warga Bandarlampung. Ia memiliki riwayat perjalanan baru saja ikut tabligh akbar di Malaysia. Dinyatakan sembuh.

10. Pasien nomor 10 seorang laki-laki berusia 71 tahun, warga Sekincau, Lampung Barat. Ia memiliki riwayat perjalanan mengikuti tablig akbar atau Ijtima Muslim Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan. Ia meninggal pada 4 April 2020. Acara tersebut sebenarnya batal, karena dibatalkan Pemda setempat untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Para peserta pertemuan dari berbagai daerah di Indonesia dan dari luar negeri diminta pulang. Pasien ini termasuk klaster Gowa.

11. Pasien nomor 11 seorang perempuan berusia 21 tahun, warga Lampung Tengah, ia baru pindah dari Bekasi. Ia kini dirawat di RSUD Demang Sepulau Raya, Gunungsugih, Lampung Tengah. Ia termasuk klaster Jakarta.

12. Pasien nomor 12 adalah seorang wanita berusia 53 tahun, warga Bandarlampung. Dia sebenarnya dalam kondisi sehat, tetapi hasil konfirmasi tes laboratoriumnya dinyatakan positif terjangkit virus coron. Ia dinyatakan, sembuh dan pulang dari RSUAM pada 17 April 2020. Ia merupakan hasil pelacakan atau tracing pasien lain yang sebelumnya sudah dinyatakan positif virus corona.

13. Pasien nomor 13 seorang laki-laki, 63 tahun, meninggal di RSUAM pada Rabu malam (8/4/2020) pukul 23.03 WIB. Ia masuk RSUAM 4 April 2020. Ia merupakan suami pasien nomor 19. Ia memiliki riwayat kontak dengan yang  berasal dari wilayah terjangkit corona. Berdasarkan hasil pelacakan atau tracing, pasien no 13 dan 19 diduga tertular dari luar wilayah, atau bukan transmisi lokal.

14. Pasien nomor 14 adalah H, seorang laki-laki berusia 44 tahun, warga Jalan Karimunjawa, Sukarame Bandarlampung.Ia punya riwayat perjalanan baru pulang dari Karawaci, Tangerang pada 20 Februari 2020.

15. Pasien nomor 15 adalah seorang laki laki (65) asal Bandarlampung. Ia meninggal pada 30 Maret 2020. Anehnya, sebelumnya  pasien ini tidak terdata dalam ekspos resmi Dinas Kesehatan Lampung. Sebelumnya tanggal 26 Maret pasien nomor 15 sakit dan sempat di rawat di UGD RS swasta di Bandarlampung. Ia belum diperiksa swabnya tapi sudah meninggal pada 30 Maret 2020. Pasien nomor 15 diketahui positif terjangkit virus corona baru diketahui setelah hasil swabnya keluar beberapa hari setelah pasien meninggal.

16. Pasien nomor 16 adalah AH, laki-laki berumur 48 tahun, warga Natar, Lampung Selatan. Ia termasuk orang tanpa gejala atau OTG. Diisolasi Rumah Sakit Bandar Negara Husada (RSBNH) Kotabaru, Lampung Selatan.

17. Pasien nomor 17 adalah seorang laki-laki 29 tahun, warga Kotabumi, Lampung Utara. Ia pernah melakukan perjalanan luar daerah ke Gowa, Sulawesi Selatan, untuk menghadiri Ijtima Muslim Zona Asia. Ia pulang ke Lampung pada 26 Maret 2020 menggunakan bus. Atas inisiatif sendiri ia memeriksakan diri ke Puskesmas. Pada  2 April 2020 petugas melakukan rapid test dan hasilnya reaktif. Kemudian dilakukan swab. Hasilnya positif. Ia termasuk klaster Gowa.

18. Pasien nomor 18 adalah seorang lak-laki berusia 52 tahun. Sama seperti pasien nomor 17, ia juga pernah melakukan perjalanan luar daerah  ke Gowa, Sulawesi Selatan, untuk menghadiri Ijtima Muslim Zona Asia. Ia pulang ke Lampung pada 23 Maret 2020 sudah tiba di Lampung. Atas inisiatif sendiri ia memeriksakan diri ke Puskesmas. Pada  2 April 2020 petugas melakukan rapid test dan hasilnya reaktif. Kemudian dilakukan swab. Hasilnya positif. Ia termasuk klaster Gowa.

19. Pasien nomor 19 Pasien nomor 19 adalah seorang perempuan berusia 59 tahun. Meninggal di RSUAM pada Rabu pagi (8 April 2020). Ia merupkan istri pasien nomor 13. Berdasarkan hasil pelacakan atau tracing menyimpulkan bahwa pasien nomor 13 dan 19 diduga tertular dari luar wilayah, atau bukan transmisi lokal. Ia diketahui positif corona setelah meninggal. Yakni setelah hasil swabnya didapatkan dari laboratorium di Palembang.

20. Pasien nomor 20, berinisial M, seorang laki-laki, warga Bandarlampung. Hasil tracing terhadapnya menunjukkan bahwa istri (pasien nomor 24) dan anaknya (pasien nomor 25) juga positif Covid-19.

21. Pasien nomor 21, warga Bandarlampung. Ia sudah sembuh dan pulang ke rumahnya pada 17 April 2020.

22. Pasien nomor 22, perempuan, umur 24, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) asal dari Pringsewu. Saat ini ia dirawat di rumah sakit rujukan pemerintah Provinsi Lampung.

23. Pasien nomor 23 adalah seorang laki-laki, usia 65 tahun, warga Tulangbawang Barat. Ia seorang PDP dan saat ini dirawat di rumah sakit di Tulangbawang Barat. Ia termasuk klaster Gowa.

24. Pasien nomor 24 adalah perempuan berusia 41. Ia istri pasien nomor 20. Pasien ini termasuk orang tanpa gejala atau OTG dan merupakan hasil pelacakan atau tracing pasien nomor 20. Sekarang ia sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

25. Pasien nomor 25 adalah laki-laki berusia 22 tahun, mahasiswa, warga Bandarlampung. Ia juga termasuk OTG. Ia merupakan anak pasien nomor 20. Saat ini melakukan isolasi mendiri di rumahnya.

26.Pasien nomor 26 adalah seorang laki-laki berusia 44 tahun asal Kabupaten Pesawaran. Ia juga termasuk OTG. Ia diisolasi di Rumah Sakit Bandar Negara Husada, Lampung Selatan.

27.Pasien nomor 27 adalah seorang perempuan berusia 48 tahun, warga Sekincau, Lampung Barat. Dirawat di RSUAM sejak 6 April 2020 (rujukan dari RSUD Alimudin Umar, Lampung Barat, untuk operasi angkat rahim. Usai operasi, dilakukan swab (karena ia berasal dari daerah yang sama dengan pasien nomor 10.

28.Pasien nomor 28, R, laki-laki, 21 tahun, warga Bandarlampung, termasuk orang tanpa gejala (OTG), saat ini melakukan isolasi mandiri.

29.Pasien nomor 29 berinisial SS, laki-laki, 46 tahun, warga Bandarlampung. Sebelumnya ia termasuk pasien dalam pengawawasan (PDP). Saat ini ia diisolasi di RS pemerintah di Bandarlampung.

30.Pasien nomor 30 berinisial AR,laki-laki,  65 tahun, asal Bandarlampung, termasuk orang dalam pemantauan (ODP), saat ini melakukan isolasi mandiri.

31.Pasien nomor 31 TS, laki-laki, 30 tahun, asal Bandarlampung, OTG, sedang isolasi mandiri.

32.Pasien nomor 31 berinisial JS, wanita, 30 tahun, OTG, warga Bandarlampung, isolasi mandiri di rumah.

33.Pasien nomor 33 adalah ZA, laki-laki,  50 tahun, warga Lampung Selatan,ia pernah kontak langsung dengan pasien positif corona asal Lampung Selatan (jamaah tabligh akbar) yang meninggal di Bengkulu, saat ini ia sedang isolasi mandiri. Termasuk klaster Bengkulu.

34.Pasien nomor 34 adalah SFDN, laki-laki 49 tahun, warga satu kampung dengan ZA di Lampung Selatan, pernah kontak langsung dengan pasien positif corona asal Lampung Selatan (jamaah tabligh akbar) yang meninggal di Bengkulu, saat ini sedang melakukan isolasi mandiri. Ia termasuk klaster Bengkulu.

35.Pasien nomor 35 adalah BA, laki-laki, 42 tahun, asal Lamsel, pernah kontak langsung dengan pasien positif corona asal Lampung Selatan (jamaah tabligh akbar) yang meninggal di Bengkulu,  isolasi mandiri. Ia termasuk Klaster Bengkulu.

36.Pasien nomor 36 adalah S, laki-laki, 48 tahun, satu kampung dengan ZA, pernah kontak langsung dengan pasien positif corona asal Lampung Selatan (jamaah tabligh akbar) yang meninggal di Bengkulu, sedang isolasi mandiri. Ia termasuk klaster Bengkulu.

37.Pasien nomor 37 adalah HA, laki-laki,  32 tahun, warga Lampung Utara. Ia memiliki riwayat pernah ikut tabligh akbar di Gowa, Sulawesi Selatan. Ia merupakan kakak kandung pasien nomor 38. Sempat menolak diisolasi oleh Pemkab Lampung Utara, ia akhirnya diisolasi di Islamic Center Kotabumi sejak 24 April 2020. Ia termasuk Klaster Gowa.

38.Pasien nomor 38 adalah AS, laki-laki, 39 tahun, warga Lampung Utara, punya riwayat melakukan kegiatan agama bersama 14 orang lain dari Lampung Utara di Bengkulu. Sejak Jumat sore (24 April 2020) diisolasi di Islamic Center Kotabumi. Ia termasuk klaster Bengkulu.

39.Pasien nomor 39 seorang laki-laki berusia 42 tahun. Ia memiliki riwayat perjalanan ke Gowa, Sulawesi Selatan, untuk mengikuti tabligh akbar atau Ijtima Ulama Zona Asia Tenggara. Saat ini (26/4/2020) ia melakukan isolasi mandiri. Ia termasuk Klaster Gowa.

40.Pasien nomor 40 adalah seorang laki-laki berusia 65 tahun, warga Tulangbawang Barat. Status positif corona atau Covid-19 dihasilkan berdasarkan pelacakan atau tracing terhadap pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19. Artinya, ia memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19, yaitu pasien nomor 23. Ia termasuk klaster Gowa.

41.Pasien nomor 41 adalah seorang laki-laki berusia 70 tahun, warga Tulangbawang Barat. Pasien ini juga merupakan hasil tracing terhadap pasien positif Covid-19, yaitu pasien nomor 23. Ia termasuk Klaster Gowa.

42.Pasien nomor 42 adalah seorang laki-laki berusia 43 tahun, warga Tulangbawang Barat. Sama seperti pasien nomor 40 dan 41, ia juga hasil tracing terhadap pasien yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19. Ia termasuk klaster Gowa.