Wapres Jusuf Kalla: ‘Ngopi’ Jadi Gaya Hidup Warrga Dunia, Pasar Kopi Terbuka Lebar

Zainal Asikin/teraslampung.com Wapres Jusuf Kalla menjelaskan tentang pasar kopi Indonesia, di Rumah Dinas Gubernur Lampung, Sabtu sore (14/2). BANDARLAMPUNG – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan, para petani kopi tidak per...

Wapres Jusuf Kalla: ‘Ngopi’ Jadi Gaya Hidup Warrga Dunia, Pasar Kopi Terbuka Lebar
Wakil Presiden Jusuf Kalla

Zainal Asikin/teraslampung.com

Wapres Jusuf Kalla menjelaskan tentang pasar kopi Indonesia, di Rumah Dinas Gubernur Lampung, Sabtu sore (14/2).

BANDARLAMPUNG – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskanpara petani kopi tidak perlu khawatir lagi mengenai kemajuan penjualan kopi saat ini. Sebab, menurut JK, saat ini minum kopi sudah menjadi gaya hidup warga dunia, sehingga pasar terbuka lebar.

“Jadi kopi sekarang ini, sudah bukan lagi hanya sekedar menjadi minuman saja. Tapi lebih kepada gaya hidup semua kalangan warga dunia,”kata JK, usai  rapat pembahasan, mengenai pengembangan kopi nasional selama kurang lebih tiga jam di rumah dinas Gubernur Lampung (Mahan Agung) secara tertutup, Sabtu sore (13/20.

Menurut JK, karena minum kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat dunia, maka semua pihak yang berhubungan dengan kopi secara komersial seperti petani dan eksportir, tidak perlu lagi merasa khawatir dengan penjualan kopi di masa mendatang.

“Yang mengkhawatirkan justru bagaimana cara meningkatkan produksi kopi yang saat ini mengalami penurunan. Sekarang ini, sebuah kota baru bisa dianggap maju atau menjadi sebuah kota ketika adanya coffee shop atau kedai kopi dan itu sudah mendunia. Jadi tidak perlu khawatir lagi, justru yang perlu dikhawatirkan adalah tingkat produksinya menurun pada saat permintaan sedang naik,”ujarnya.

Dikatakannya, jika bicara mengenai produksi kopi, Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Namun produksi kopi sekarang yang hanya mencapai 700 kilogram per hektare, dianggap masih kurang untuk memantapkan Indonesia sebagai pemasok pasar dunia.

Pertumbuhan konsumsi kopi di Cina saja, lanjut JK, sangatlah bear bahkan sekarang naik mencapai 15 persen dalam per tahunnya. Ini bisa menjadikan pasar yang menjanjikan bagi Indonesia, apalagi Indonesia sudah terkenal sebagai produsen kopi.

“Dari hasil rapat pertemuan tadi, kami menyetujui untuk meningkatkan produksi kopi nasional. Dari 700 kilogram per hektare, menjadi 1,2 juta ton. Maka ke depan, potensi Indonesia untuk menjadi pemasok kopi terbesar di pasaran dunia sangat memungkinkan,”terangnya.

Selanjutnya, Wapres Jusuf Kalla beserta rombongan mengunjungi PT Nestle di Srengsem, Panjang, Bandarlampung sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah melakukan kunjungan ke perusahaan tersebut, JK beserta rombongan langsung bertolak ke Jakarta.

Rapat mengenai pengembangan kopi nasional ini sendiri, sengaja digelar di bumi tanah lado karena Lampung merupakan salah satu Provinsi yang terbesar produktifitas kopinya hinga mencapai 50 persen pangsa pasar nasional.

Dalam rapat tersebut, dihadiri oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman; Menteri Perindustrian, Saleh Husin; Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong; Dirjen Perkebunan, Gamal Nasir; Gubernur Lampung Ridho Ficardo bersama Wakil Gubernur Bachtiar Basri, Sekda Prov Arinal Junaidi dan para pejabat lainnya.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Gubernur Jambi Zumy Zola dan beberapa eksportir kopi Lampung dan nasional.