Wamen Perdagangan Hadiri Pencanangan Sistem Resi Gudang di Lampung Selatan
Wamendag RI Bayu Krisnamurti (kiri) pada acara pencanangan sistem SRG, di Candi Puro, Lampung Selatan (14/10). Bandarlampung, Teraslampung.com—Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurti didampingi Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo d...

Wamendag RI Bayu Krisnamurti (kiri) pada acara pencanangan sistem SRG, di Candi Puro, Lampung Selatan (14/10). |
Bandarlampung, Teraslampung.com—Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurti didampingi Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo dan Wakil Gubernur Lampung Bakhtiar Basri menghadiri “Pencanangan Operasional Sistem Resi Gudang” sekaligus meninjau pameran koperasi dalam rangka Hari Koperasi ke-67 Provinsi Lampung, di Candi Puro, Lamsel (14/10).
Kadis Koperindag Provinsi Lampung Ferynia mengatakan tujuan adanya Sistem Resi Gudang (SRG) adalah untuk memotivasi pemerintah kabupaten/kota untuk memanfaatkan resi gudang untuk menjaga ketahanan pangan, menstabilkan harga pertanian, dan memberi kepastian jual kepada petani.
Menurut dia, Sistem Resi Gudang (SRG), sesuai dengan UU No. 9 tahun 2006 sebagaimana telah diubah dalam UU No. 9 tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang (SRG), merupakan salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan para petani, kelompok tani, Gapoktan, koperasi tani, maupun pelaku usaha (pedagang, prosesor, pabrikan) sebagai suatu instrumen pembiayaan perdagangan. Hal itu karena SRG dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha dengan jaminan barang (komoditas) yang disimpan di gudang.
Wamen Pertanian Bayu Krisnamurti pun menyatakan hal senada bahwa sejatinya Resi Gudang mempunyai banyak manfaat dan pola penggunaan yang semuanya bertujuan membantu petani dan menjaga harga hasil tani. “Bagi petani, SRG dapat menjadi strategi memperoleh harga terbaik dengan cara menunda penjualan komoditas pada musim panen raya, di mana harga komoditas cenderung rendah. Menunggu waktu harga membaik petani bisa mengagunkan resi gudangnya untuk memperoleh pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan non bank” katanya.
Ditengah pesimisnya petani tentang pemanfaatan RSG yang dinilai tidak akan berjalan baik, Gubernur Lampung Ridho Ficardo meyakinkan dan mengajak untuk bekerjasama seluruh lapisan terkait untuk memaksimalkan Sistem Resi Gudang (SRG) ini. Bahkan Gubernur akan mengusahakan untuk menambah satu resi gudang lagi dan mengusahakan bantuan untuk UMKM, Koperasi dan dunia pertanian.
Gubernur Lampung menghadiri acara ini bersama Forkopimda Lampung karena SRG di Kabupaten Lampung Selatan adalah SRG pertama yang sudah siap pakai dari enam SRG yang ada di Lampung. Hal ini menunjukkan langkah serius Pemerintah Provinsi Lampung dalam memajukan dan mengedepankan sektor pertanian Lampung.
“Pertanian Lampung merupakan ujung tombak kemajuan Provinsi Lampung. Karena sebagian besar masyarakat kita tinggal di pedesaan dan dimana 51 persen masyarakatnya bermata pencaharian di bidang pertanian. Maka sudah tidak ada alasan tidak menjadikan sektor pertanian sebagai ujung tombak pendongkrak pendapatan daerah,” jelas Ridho.
Beliau juga mengomentari tentang koperasi yang masih belum maksimal “Ada hampir 5000 koperasi di Lampung tapi hanya 6o persen yang aktif, ini menunjukan kita masih belum maksimal. Kedepannya Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan akan dipecah agar lebih maksimal” ujarnya kemudian.
Dalam Pencanangan Operasional Sistem Resi Gudang ini, Wamendag RI dan Gubernur Lampung pun memberi penghargaan kepada UMKM, dan 12 koperasi berprestasi Selain itu rombongan juga mengecek langsung kesiapan dan keadaan SRG di Candi Puro, Kabupaten Lampung Selatan.
Setelah Pencanangan Operasional Sistem Resi gudang, Wamendag bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung meninjau booth pameran koperasi di lapangan sekitar Candi Puro dalam rangka memperingati hari Koperasi Provinsi Lampung ke-67.
Sekitar dua jam Wamendag dan Gubernur berkeliling booth. Gubernur menyoroti tentang kopi luwak yang kini dikemas dalam bentuk sachet. Gubenur berdiskusi menanyakan kendala yang sering dialami. Diungkapkan pengusaha kopi luwak sachet mereka sulit menembus pasar swalayan karna tidak memiliki barcode.
Hal itu ditanggapi Gubernur dengan langsung berdiskusi dengan Kadis Koperindag Provinsi, Gubernur menginstruksikan agar mempermudah dan memberi jalan untuk UMKM yang sudah matang untuk dibantu perizinan menembus pasar modern atau swalayan. Sebelum meninggalkan area pameran Gubernur Lampung juga sempat membeli Kain Tapis bercampur Kaligrafi dan bahan kain yang dipamerkan di salah satu booth koperasi daerah kabupaten/kota.
Lina