Ratusan Ton Beras tidak Layak Konsumsi Ditemukan di Gudang Bulog Lampung Utara

Feaby|Teraslampung.com Kotabumi‎–Ratusan ton beras prasejahtera (Rastra) atau Raskin tak layak konsumsi ditemukan di gudang penyimpanan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Lampung Utara, Kamis pagi (8/6/2017).‎ ‎ ‎Persoalan ini terungkap sa...

Ratusan Ton Beras tidak Layak Konsumsi Ditemukan di Gudang Bulog Lampung Utara
Ratusan ton beras tidak layak konsumsi ditemukan di gudang Bulog Lampura.

Feaby|Teraslampung.com

Kotabumi‎–Ratusan ton beras prasejahtera (Rastra) atau Raskin tak layak konsumsi ditemukan di gudang penyimpanan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Lampung Utara, Kamis pagi (8/6/2017).‎

‎Persoalan ini terungkap saat anggota Komisi II DPRD Lampung Utara menggelar inspeksi mendadak ke gudang Bulog untuk menindaklanjuti keluhan warga seputar kualitas Rastra atau Raskin. Beras – beras yang ditemukan banyak yang berkualitas buruk karena sudah terlihat berwarna dan banyak kutunya.

“Rastra di gudang Bulog itu bervariasi buruknya. Ada yang sedang, buruk (kuning dan kehitaman) bahkan berkutu,” kata Ketua Komisi II DPRD Lampung Utara, Herwan Mega.‎

Di samping menemukan beras – beras tak layak konsumi, pihaknya juga mendapati bahwa timbangan yang digunakan untuk menimbang Rastra ternyata tidak tepat. Persoalan ini telah dilaporkan mereka ke Polres yang langsung turun ke lokasi.

“Jajaran Satgas pangan juga telah melihat langsung kondisi di gudang bulog ini. Mereka juga menemukan kualitas beras yang buruk di sini,” terangnya.

Joni Saputra, anggota Komisi II lainnya yang turut dalam sidak menyebutkan bahwa di lokasi, pihaknya mendapati terjadi dugaan pengurangan jumlah Rastra. Penguranan Rastra mulai dari 14,5 kg hingga 14,8 kg. Padahal, mestinya Rastra yang dibagikan kepada masyarakat kurang mampu itu beratnya mencapai 15 kg.

“Di lokasi, kami temukan indikasi pengurangan timbangan,” tutur dia.

Wujud beras tidak layak konsumsi yang disimpan di gudang Bulog Lampung Utara.

Kepala Bulog Lampung Utara, Guntur tak menampik bahwa di gudang mereka terdapat beras tak layak konsumsi. Jumlah berasnya mencapai sekitar 113 Ton. Kendati demikian, ratusan ton beras tak layak konsumsi itu bukan untuk dibagikan kepada masyarakat melainkan beras sisa tahun 2016 silam.

Beras – beras sisa itu terpaksa disimpan di dalam gudang karena pihaknya belum mendapat petunjuk dari pusat akan diapakan beras – beras tersebut. Tapi yang jelas, beras – beras itu bukan untuk dibagikan ke warga. Sementara mengenai dugaan beredarnya Rastra kualitas buruk di masyarakat, Guntur mengatakan kemungkinan hal itu dikarenakan beras – beras sisa itu secara tak sengaja ikut terbawa saat pengemasan Rastra.

“Tapi kan sudah ada komitmen, jika ada beras tak layak konsumsi, warga bisa langsung menukarnya,” kelitnya.

Sedangkan mengenai persoalan adanya Rastra yang tak sesuai timbangan, Guntur membantah kabar tersebut. Sebab, pihaknya selalu menggunakan timbangan manual saat mengemas Rastra itu dikarenakan timbangan digital yang mereka miliki timbangan selalu tidak pas.

“Kalau timbangan digital memang tidak pas, tapi kami menggunakan timbangan manual,” katanya.